Malam harinya, Jaehyun tidak bisa beristirahat dengan tenang. Beberapa kali ia mengubah posisi tidurnya guna mencari posisi yang nyaman. Ia masih berusaha untuk masuk ke alam mimpi. Namun hasilnya tetap sama, rasa kantuk tak kunjung datang.
Jaehyun menyerah. Ia bangkit dan mendudukkan dirinya di tepi ranjang. Menoleh ke arah dinding—ke arah jam kuno yang terletak di atas sebuah cermin. Pukul 03.00 dini hari yang berarti hari sudah menjelang pagi.
Jaehyun menghela kecil. Jika ia memaksakan diri untuk masuk ke alam mimpi pun hasilnya akan percuma. Jadi, ia memutuskan untuk keluar dari kamarnya.
Menoleh ke sekitar, lorong begitu sepi dan hanya disinari oleh cahaya dari lilin. Hening dan sepi. Tak heran karena mansion hanya dihuni oleh seorang pria saja—atau mungkin saat ini, dua orang pria.
Jaehyun berjalan menyusuri lorong dan tangga mansion hingga ia sampai di lantai dasar. Jaehyun berjalan menuju ke sebuah pintu yang tak sengaja tertangkap indera penglihatannya. Sebuah pintu yang akan menuntunnya menuju ke taman belakang mansion.
Jaehyun membuka pintu tersebut kemudian terpampang halaman belakang mansion yang luas. Gelap menyambut penglihatan Jaehyun dan hanya ada remang-remang cahaya lampu taman yang menjadi penerang.
Jaehyun berjalan keluar setelah menutup pintu. Mencari udara luar tidak buruk menurutnya—walau dingin terasa menusuk kulitnya.
Jaehyun menghentikan langkahnya kala netra menemukan sosok seorang pria di salah satu kursi taman. Kening Jaehyun berkerut penasaran. Ia berjalan mendekat kemudian terkejut dengan apa yang dilihatnya.
Pria tersebut adalah Jeno, tengah duduk di kursi taman seraya memandang api yang berkobar di telapak tangan kanannya.
"Ada keperluan apa kau kemari?"
Jaehyun hampir terlonjak kala mendengar ucapan tiba-tiba Jeno padanya. Ia kemudian mengambil beberapa langkah untuk mendekat. "Hanya.. aku merasa bosan," jawab sekenanya.
Pandangan Jaehyun tertuju pada kobaran api di telapak tangan Jeno dan Jaehyun baru mengetahui sesuatu. Jeno ternyata adalah seorang penyihir. Awalnya ia mengira jika Jeno adalah seorang manusia bisanya. Namun nyatanya ia keliru. Jeno dan dirinya berbeda—pikirnya.
"Kau ternyata seorang penyihir. Ku kira, kau adalah seorang manusia biasa sepertiku."
Jaehyun masih memandangi telapak tangan Jeno. Dalam hati ia bersorak kagum kala melihat kobaran api tersebut.
Ada sedikit keinginan jika ia memiliki kekuatan sihir seperti Jeno. Ia ingin menggunakan kekuatannya untuk melindungi orang-orang yang lebih lemah darinya dan melindungi orang-orang yang berarti baginya.
"Kau bukanlah seorang manusia biasa."
Kening Jaehyun berkerut kala mendengar ucapan Jeno. Apa maksud dari perkataan Jeno adalah ia seorang penyihir?
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] 1. Magie De L'univers : Le Début Du Destin a Changé
Fantastik- SUDAH DIBUKUKAN - BEBERAPA PART TELAH DIHAPUS DAN HANYA ADA DI DALAM VERSI CETAK > > ✨-Sihir alam semesta hanya dianugerahkan kepada satu dari berjuta-juta umat manusia di seluruh dunia dan hanya diberikan kepada bayi manusia murni yang lahir seti...