"Baru aja terbang, eh dijatuhin"
~Killa~
Malam yang terang dengan hembusan angin malam yang semilir serta ditemani bulan dan bintang-bintang. Bara dan Killa sedang berada di balkon kamar Bara."Wah, Bara langitnya bagus sekali, banyak bintang- bintang, aku suka, biasanya mendung, jadi bintang-bintang dan bulan enggak muncul " Ucap Killa.
"Kalau mendung itu, karena elo sering nangis saat ke sini, dan sekarang elo bahagia jadi langitnya bagus, Baguskan?" Tanya Bara.
"Iyaa, bagus banget, tapi masak begitu konsepnya bar," ucap Killa tidak percaya.
"Hemm."
"Yang penting aku bahagia malam ini, jangan ganggu kesenanganku, bambang!" Seru Killa.
Bara hanya acuh tak acuh mendengarnya.
Killa yang dari tadi tak berhenti senyum, karena melihat indahnya malam ini, sembari sesekali melihat ke arah Bara.
"Bar, nanti kalau aku sudah dewasa, aku pengen ngelihat bulatnya bumi deh, aku pengen lihat indahnya luar angkasa," Antusias Killa menceritakan cita-citanya.
Bara tidak berhenti tersenyum, melihat tingkah Killa yang sangat lucu saat menceritakan mimpinya itu."Iyaa, elo nanti akan melihat bulatnya bumi dan indahnya luar angkasa, tapi gue cuma mau bilang yaa Kill sama elo, amit- amit yaa ini," Bara mengatakan dengan wajah serius sambil menepuk nepuk kepalanya.
"Apa bar? Kenapa amit- amit?" Tanya Killa kepo.
Bara mendekati Killa sambil berbisik sesuatu di telinga Killa."ini yaa gue kasih tau, di luar angkasa itu ada mahluk ijo yang mengerikan, dan elo nanti kalau ketemu mahluk ijo, elo nanti gausah panik."
Killa memundurkan kepalanya menjauhi Bara. "Emangnya kenapa?" Kepo Killa untuk kedua kalinya.
"Elo nanti pasrah aja kalau mau dimakan, kalau elo memberontak elo nanti bakal dijadiin budak untuk seumur hidup dan elo nanti ga bisa pulang ke bumi," Karang Bara agar Killa takut.
Masa sih ada mahluk ijo, ga percaya deh, eh Bara kan kalau ngomong suka bener, jadi takut. Batin Killa.
"Sama saja dong, aku sama- sama ga bisa pulang ke bumi. Yaudah daripada nanti aku ga bisa ketemu kamu sama orang-orang di bumi, aku besok mau jadi dokter aja deh, biar bisa nyuntik kamu, kalau kamu hilang akal," Ucap Killa.
"Ga mungkin, mustahil, liat darah aja udah pingsan, serius lo?" Tanya Bara.
"Aku ga tau, aku ga mau mikir, aku mau nikmati indahnya malam ini."
"Terserah," Ketus Bara.
Mereka berdua menikmati malam yang penuh bintang-bintang, beberapa menit kemudian setelah bercerita panjang lebar, Killa ketiduran.
Bara menengok kesamping dan menemukan Killa yang sudah menutup kedua Bola matanya.
"Dasar anak TK, baru aja jam 8, udah molor." Heran Bara.
Bara mengangkat Killa dan menggendongnya di belakang.
"Ya ampun, anak ini berat juga ya," Rengek Bara karena tubuh Killa agak berat.
"Killa ketiduran bar?" Tanya Rita, mamanya Bara.
Killa memang sering ketiduran di rumah Bara, memang berasa seperti rumah sendiri.
Mereka berdua sangat dekat dari dulu, sejak orang tua Killa meninggal, keluarga Bara berjanji untuk menjaga Killa, karena dulu mamanya Killa
menitipkan Killa kepada Rita sebelum kecelakaan itu terjadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Being An Adult
Random"Ku kira Bara akan terus bersamaku, ternyata tidak." Seperti benalu, Killa menggantungkan hidupnya kepada Bara. Tapi banyak yang Killa rahasiakan dari Bara. Killa yang sikapnya seperti anak TK, membuat Bara harus selalu sabar, karena sebuah perjanji...