Ayu berlari menuruni satu persatu anak tangga, sembari menggendong beberapa buku ditanganya. Setelah melihat jam yang bertengger dinding kamarnya tadi, gadis itu benar benar sangat takut akan di hukum untuk yang kedua kalinya.
"Sarapan dulu yu!" teriak Oma dari arah meja makan.
Ayu mendengus, tak ada waktu lagi untuk sarapan. Ia benar benar sudah sangat terlambat kali ini. Apalagi sekarang ia tak di hantar jemput oleh sang sopir pribadi. Karena pak Lukman masih ada di kampung halamannya.
"Ayu udah telat Omaa, Ayu berangkat dulu. Dahh Omaa!" jawab gadis itu, sembari memakai sepatu dengan tergesa gesa.
"Ayu makan dulu!"
Terlambat sudah. Ayu sudah pergi keluar, membuka pintu gerbang rumah nya. Lalu berlari ke arah halte, berharap masih ada mini bus yang terparkir di sana.
cemas, takut, dan tegang.
Itulah yang dirasakan oleh gadis remaja 16 tahun ini. Buliran keringat yang sudah banyak jatuh dari wajah cantik naturalnya, membuat Ayu goyah dan hilang konsentrasi. Lalu diliriknya lagi jam yang berada di tangannya.
'Gue ga mau dihukum untuk yang kedua kalinya'
Terlambat, sudah tidak ada lagi mini bus yang melintas di sini. Dan itu semakin membuat gadis dengan rambut yang dikuncir kuda itu panik. Ini semua karena dirinya bergadang tadi malam, dan akhirnya terlambat untuk bangun di pagi harinya.
.....
"Woi ngapain lo di situ?" Teriak seseorang.
Gadis yang awalnya tertunduk frustasi itu, mulai menegakkan wajahnya kala mendengar suara yang tak asing baginya. Ayu ingin melihat dengan jelas siapa yang tengah menyapa nya itu.
Seorarang pemuda dengan rambut acak acakan serta mengenakan seragam SMA yang sedikit dikeluarkan itu, tengah duduk santai di atas sebuah vespa berwarna hitam.
Ayu langsung melihat ke kiri dan ke kanan, dan tak ada satupun mini bus yang lewat.
Galang mengerutkan keningnya. Bingung dengan apa yang tengah dipikirkan oleh gadis yang ada di depannya ini.
"Yuk, udah telat nih!" ucap Galang, sembari menyodorkan sebuah helm berwarna hitam. Dan memberikan kode pada gadis itu agar segera naik ke atas boncengan vespanya.
"Vespa siapa nih? motor lo mana?" tanya gadis itu sembari memakai helm dan langsung naik ke atas boncengan vespa yang terlihat butut itu.
"Vespanya Petro, motor gue masuk bengkel." jawab cowok itu.
...
"Ayo cepetan lang kita udah telat!" bentak gadis itu.
Ayu tak henti hentinya berteriak panik sembari memukul mukul pundak Galang, layaknya bendi dan kusirnya.
"Iya iya. lo tau kan, ni vespa, ga bisa ngebut! udah lo santai aja di boncengan!" Teriak Galang sembari menambah kecepatan vespanya.
"Heh enak aja! Apa lo bilang? santai?
lo pikir ini pantai? lo tau gak jam berapa sekarang?" Bentaknya."Masih 7.50 kok, tenang aja." Jawab Galang dengan santainya.
"Hah, apaaaaaa?" pekik Ayu.
"Adduh santai dong lo, kuping gue tersiksa nih dari tadi." ucap Galang kesal.
"kita udah telat lang.." teriak gadis itu frustasi.
"Udahh, lo tenang aja ga usah lebay!!"
.....
Dan benar saja, ketika dua remaja itu sudah sampai di sekolah, gerbang sudah tertutup.
'aduh gimana nih?' Ayu membatin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ayudia (On Going)
Teen FictionAyudia Laksmi, gadis cantik yang sudah lama menaruh hati pada seorang Iqbal yang tak lain adalah kakak kelasnya sendiri. Memiliki sifat dingin, cerdas, dan jago olah raga, membuat Iqbal menjadi idola cewek cewek di SMA Trisakti. Tak terkecuali Ayu...