Beberapa kali Yeji berusaha menutup mata, tapi ia sama sekali tidak bisa. Yeji turun dari kasurnya dan berjalan keluar mencari cara agar ia bisa terlelap meski hanya beberapa menit.
"Susu almond, " ucap Yeji semuringah menemukan sesuatu dalam kulkas, semoga saja ini bisa membantunya untuk tidur.
Yeji menghabiskannya dengan satu nafas, ia sungguh ingin tidur namun ada yang mengganjal hingga ia tidak bisa lekas tidur dengan tenang.
"Gue mau ke Singapura minggu depan, "
"SOOBIN-YA! " Yeji mendesis dan menenggelamkan wajahnya keatas meja. Bisa-bisanya ia mengingat lelaki itu lagi.
"Ini udah berakhir Yeji, " ucapnya. Karena, ia tidak bisa mengutakan isi hatinya.
Dan sekarang, lelaki itu harus pergi jauh darinya. Ia juga tidak tahu masa depannya akan seperti apa nantinya.
"Tapi, " Yeji mengangkat wajahnya menatap kedepan. "Minggu depan? "
—
Soobin mengemasi barangnya, masih ada banyak barang yang belum ia beli. Sebagai persediaan dan jaga-jaga jika sewaktu-waktu ia akan membutuhkan itu.
"Bang! " teriak Wonyoung dari lantai bawah.
Dihari-hari terakhir dinegara ini, ia harus banyak banyak dekat dengan orang tua dan kerabat.
"Iya sebentar. " jawab Soobin dan menutup kopernya.
Ia berjalan keluar dan menemui Wonyoung yang tengah menyantap makanan ringan diruang keluarga, ditemani televisi tentunya.
"Ada apa sih teriak-teriak, " Soobin duduk disamping Wonyoung, namun Wonyoung malah menendang Soobin. "Yak, kenapa sih? " dengus Soobin.
"Siapa yang manggil abang buat duduk, tuh ada yang ngetuk pintu pagi-pagi. Bukain sana, "
"Kenapa enggak sama lu aja curut! " kesal Soobin. Ia kira ada hal penting makanya dia buru-buru kebawah.
"Kalau mau bukain pintu buat tamu harus tampil rapih biar enggak malu-maluin, gue belum mandi jadi males. " kata Wonyoung tanpa mengalihkan pandangannya dari televisi.
"Ish, dasar bauu. "
Soobin beranjak dan membukakan pintu.
"Ryunjin? "
Ryunjin berbalik lalu tersenyum, ia kira tidak ada tuan rumah ternyata masih ada.
"Soobin, gue ada perlu sama lo. " kata Ryunjin hati-hati.
Soobin mengangguk dan menyuruh Ryunjin masuk, tapi Ryunjin menggeleng.
"Bisa kita bicara ditempat lain, "
Akhirnya Soobin dan Ryunjin memilih pergi ke sebuah taman dekat sekolah Ryunjin, taman ini memang tidak selalu ramai. Hanya diwaktu-waktu tertentu.
Mereka duduk disalah satu bangku dan mulai berbincang-bincang.
"Eh, gue mau ke toilet dulu ya sebentar. Tunggu ya, " kata Ryunjin dan pergi meninggalkan Soobin yang masih tidak paham kenapa Ryunjin mengajaknya bicara.
Sejak tadi Ryunjin hanya menanyakan sesuatu yang tidak penting.
Sudah hampir satu jam Soobin menunggu, tapi Ryunjin tidak juga kembali. Sepertinya gadis itu mempermainkannya.
Soobin berdiri mencari-cari kemana Ryunjin pergi, ia berjalan mundar-mandir ditempat itu. Tapi matanya menangkap sosok yang tidak asing.
"Yeji? "
Langkahnya berhenti tepat dijarak dua meter dari target, sepertinya Yeji tidak menyadari kehadiran Soobin.
Gadis itu sibuk memainkan ponselnya.
"Yeji enggak biasanya terpaku sama hape kayak gitu, tapi dilihat-lihat kalau dia serius. Cantik, " gumam Soobin dan berusaha membuat Yeji sadar kehadirannya.
Ia berjalan melewati Yeji dengan perlahan, tapi gadis berkuncir kuda itu tidak melihatnya sama sekali.
Soobin berusaha lebih menjauh, agar ia tidak dikira sedang memperhatikan. Dan akhirnya Soobin mengelilingi taman agar ia bisa melewati Yeji lagi dari sisi sebelumnya.
Dan Soobin kembali melewati Yeji, tapi naas tidak ada respon sama sekali.
Hingga Soobin mencobanya untuk ke delapan kalinya.
"Enggak capek keliling-keliling, " Soobin kaget, Yeji tiba-tiba berkata seperti itu tanpa mengalihkan pandangannya.
Soobin terdiam kikuk lalu melihat Yeji yang mengangkat kepala menatap kearahnya.
"Yeji, " sapa Soobin gugup. Ternyata Yeji sadar, tapi kenapa gadis itu tidak menyapanya lebih dulu. Malah menegur. Membuatnya malu.
Yeji tersenyum lalu tertawa.
Soobin bingung, sebenarnya Yeji ini kenapa.
"Kamu kenapa sih? " tanya Soobin hati-hati lalu mendekati Yeji yang masih tertawa disana.
"Masih enggak sadar? Gue yang kirim Ryunjin ke lo, "
"Ah, Ryunjin. Dia kemana emangnya? " tanya Soobin sembari mengusap tekuknya.
Yeji menghela nafas, ia sudah cukup tertawa. Ia berdiri dan menyimpan ponselnya didalam saku.
"Enggak tahu tuh, mungkin dia pulang. " kata Yeji.
Soobin mengangguk mengiyakan, tapi kenapa keadaannya jadi canggung seperti ini.
"Ah, ya. Maksud yang tadi, " Yeji menaikkan salah satu alisnya. "Maksud apa? "
"Pernyataan tadi yang sebelumnya, " jawab Soobin.
"Ah, Ryunjin. Kemana? Enggak tahu, "
"Bukan yang itu, yang sebelumnya. "
Yeji tersenyum miring lalu membulatkan mulutnya.
"Ouh yang. Gue yang ngirim Ryunjin ke lo? " ucap Yeji. Dan Soobin mengangguk.
"Kenapa kamu ngirim Ryunjin? "
"Ah, itu. Kayaknya gue pengen ketemu deh sama lo, tapi enggak berani nyamperin duluan. Dan ternyata lo duluan yang nemuin gue, simple kan. " jelas Yeji dan kembali duduk dikursi berwarna putih tersebut.
"Jadi lo kangen ya sama gue? "
"Hah? " Yeji bingung tapi tidak mungkin ia membenarkan itu. "Enggak tuh, gue enggak bilang gitu. Tapi lucu deh kalau video lo lagi bulak-balik kayak gini dijadiin meme, "
"Hah? "
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Kakel Choi vs Dekel Hwang「Byuntae Namja」
FanfictionEND [ Suatu kejadian membuat mereka menjadi pasutri ] "Lo enggak hamil kan? " ☑nonbaku ☑up kadang ☑banyak typo start: end: