♔The Wedding♔

1.4K 191 19
                                    


           Cuaca hari ini cerah, sangat kontras dengan gemuruh tak mengenakan yang menjalari rongga hati Hinata. Ia masih terdiam dengan mata terpejam saat polesan make up tipis menyapu wajah putihnya. Tak ada yang spesial menurutnya, tapi berbeda dengan segala euphoria yang menguar kali ini. Sejak beberapa hari yang lalu, Hinata jadi ingat bahwa Yugao-san pelayannya memberikan beberapa arahan sebelum dirinya menikah. Pembelajaran mengenai sejarah terbentuknya Imperial Palace hingga segala silsilah keluarga yang ternyata banyak sekali-membuat Hinata mati berdiri rasanya. Belum lagi setelah ia menjadi Putri Mahkota nantinya, masih ada beberapa buku (banyak buku maksudnya) yang harus ia baca dan pembelajaran mengenai etika sopan santun juga buku mengenai huruf kanji serta pengucapannya. Sebenarnya kalau Hinata bersabar, ia bisa menanggung segala beban yang ada. Tetapi berkat kedatangan Sasuke pagi tadi, ia jadi merasakan gejolak tak mengenakan, mengenai malam lalu dan segala hal menjadi satu.

Hinata sedang membolak-balikan bukunya di atas meja. Ia sedang berada di Puri Asagao, yaitu sebuah bangunan tradisional tempat digunakan sebagai pendidikan Putri Mahkota, letaknya di timur Imperial Palace, Puri Tsubaki tempat tinggalnya dan Sasuke sekarang sebelum berpindah ke Istana Inuyama. Puri Kiku juga dekat dengan taman Dan-tei disebelah selatan yang diselimuti oleh kerikil putih.

"Mengapa ini rumit sekali? Kenapa setiap kata maknanya berbeda?" Huruf kanji pada masa lalu memang begitu rumit dan membuatnya bergumam dengan berbagai keluhan yang begitu lirih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mengapa ini rumit sekali? Kenapa setiap kata maknanya berbeda?" Huruf kanji pada masa lalu memang begitu rumit dan membuatnya bergumam dengan berbagai keluhan yang begitu lirih. Berharap Yugao-san tidak mendengarkan dirinya, belum lagi dialog yang akan ia baca besok.

Benar-benar sulit dipahami oleh otaknya yang standar begini.

"Hei," Suara berat Sasuke membangunkan kesadaran dalam diri Hinata. Lelaki itu duduk di depan pintu Puri Asagao tempat pendidikan dan pelathan Hinata sebelum menjadi istrinya besok.

Sedangkan gadis itu hanya menoleh dengan raut muka lelahnya. "Mereka bilang tidak ada yang boleh masuk kesini?"

Sasuke menyeringai. "Aku bukan orang lain."

"A-aku tahu." Hinata kini menunduk. Setelah mendengar sendiri bagaimana Sasuke yang terlihat menyedihkan tadi malam, jujur dirinya jadi berat hati memandang sorot mata hitam itu.

"Aku hanya berpikir dan bertanya-tanya, melihatmu sebelum pernikahan nanti." Ada senyuman miring yang hadir di wajahnya, sementara Hinata hanya diam saja-lelah jika meladeni sikap Sasuke yang arogan itu. "Untukmu." Bingkisan bewarna merah menyala dengan ornamen burung bangau disodorkan tepat di depan Hinata. Berisi sekotak cokelat, permen lolipop, jeli dan berbungkus-bungkus gummy bear.

Hinata terperangah tentu saja. Tak ada hujan, tak ada angin apalagi badai juga petir. Sasuke sebenarnya waras tidak sih?

"Itu dari Sai." Sasuke mencoba menjawab kecurigaan yang tersirat dari Hinata. Ia kini beralih memandang taman Dan-tei selagi Hinata membuka makanan manis itu. "Kau kenal Sai kan? Dia sepupuku, aku dengar kalian sekelas."

♔Prince And Princess♔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang