Jam kuliah telah usai, Nisa berjalan ke arah cafe dekat kampus. Setiba di sana, seorang pria bertubuh tambun datang menghampiri dengan langkah tergesa-gesa.
"Nis!!," seru pria tersebut. Nisa berhenti seketika, tepat di depan pintu masuk cafe. Ia lalu menoleh kebelakang.
"Doni, ada apa?," tanyanya mengernyitkan alis. Pria yang diketahui bernama Doni itu terdiam sejenak untuk mengambil napas.
"Pak Farhan nyariin Elu," ujar Doni sembari mengelap peluh yang bercucuran akibat berlari tadi.
"Pak Farhan nyari Gue? Emang ada apa?"
"Lah mana Gue tau. Sono gih Lo samperin aja!"
"I-iya," Nisa berkata gugup, perasaan tidak enak menghampiri, takut jika ia telah berbuat salah sampai membuat emosi Pak Farhan naik. Dengan langkah cepat dibarengi perasaan silih berganti antara takut, cemas, khawatir dan sebagainya, Nisa mencoba memberanikan diri untuk bertemu dengan Farhan.
Pasalnya, sekarang Farhan yang ia kenal bukan sekedar mahasiswa, tapi ia adalah seorang dosen pembimbingnya dengan sifat dingin yang membuat Farhan dijuluki 'Dosen Cool nan Garang'. Julukan tersebut telah menyebar se-antero kampus.
🍁🍁🍁
Tepat di depan pintu sebuah ruangan, terpampang plat nama 'Pak Farhan'
Ragu namun pasti, Nisa mencoba mengusir rasa takut yang sedari tadi menjalar. Tangannya terulur akan mengetuk pintu, namun urung. Deg-deg'an?. Pasti. Badan Nisa gemetar seluruhnya, seperti akan melihat hantu. Keringat dingin mulai bercucuran.
"Ya Allah, lindungilah hamba-Mu ini dari terkaman harimau Ya Allah," Nisa merapalkan segala doa yang ia bisa untuk mengusir rasa takut. Terdengar lebay sih, namun hanya itu yang dapat ia lakukan.
Tangannya kembali terulur mengetuk pintu, kali ini ia penuh keberanian.
Tok!
Tak ada sahutan dari dalamTok!
Tetap nihilTok! Tok! Tok!
"Masuk!," suara bariton itu akhirnya keluar. Nisa mengucap hamdalah, lalu perlahan membuka pintu sampai menimbulkan suara deritan. Pertama-tama Nisa menyembulkan kepalanya, memastikan tidak ada siapa-siapa di dalam selain Farhan.
"Bapak manggil saya?"
"Iya. Cepet masuk!," kata Farhan datar membelakangi gadis bermanik kopi itu.
Nisa menutup kembali pintu. Farhan bangkit dari kursi lalu berbalik menghadap Nisa. Ketika sang dosen menatapnya, Nisa menundukkan kepala tak berani membalas tatapan Farhan yang menurutnya entah seperti apa. Mengerikan?. Tentu!
"Pa-Pak Farhan ada kepentingan apa memanggil saya Pak?," ujar Nisa gugup, bibirnya bergetar hebat.
"Mengenai tugas kamu"
"A-ada apa dengan tugas saya Pak," sejenak, Nisa dapat bernapas lega. Ternyata bukan masalah besar yang akan dihadapinya. Tapi tetap saja, berdua di dalam satu ruangan bersama Farhan membuat Nisa semakin kalut. Bisa saja tiba-tiba gadis itu tak sadarkan diri.
"Tugas kamu banyak yang salah. Dari beberapa keterangan yang kamu tulis kurang cocok jawabannya dengan soal yang saya berikan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Lantunan Ar-Rahman(Slow Update!)
Teen Fiction[Revisi Setelah Tamat]. "ANNISA PUTRI HUMAIRA". Gadis yg terlahir dari keluarga harmonis ini harus merasakan bagaimana sebuah penderitaan mulai dari masalah keluarga yg terlanjur membuatnya patah semangat untuk hidup, sampai membawanya dalam sebuah...