Author pov.
Luna melepas sepatunya dan menggantinya dengan sendal rumah, tangannya meraih dinding terdekat berusaha mengimbangkan tubuhnya saat melepas sepatunya.
"Kalian habis dari mana?"
Abraham tidak menjawab, Victoria menggaruk tengkuknya tetapi tidak menjawab juga, Julian yang bertanya menghela nafasnya 'Percuma bertanya pada group yang berkonsisten mereka.' Ucap Julian dalam hatinya sebelum mendapati luka di pergelangan Luna.
"Kau tidak apa apa?"
Luna menarik tangannya dari genggaman Julian, "Bukan urusanmu."
Victoria menggelengkan kepalanya saat Julian menatapnya bertanya tanya, ia lelah dengan semua kejadian ini. menahan Abraham untuk tidak meninju lelaki tua itu membuatnya kelelahan.
Flashback.
"Ini sudah jelas sekali buktinya!"
Victoria menutup matanya mendengar Abraham sekali lagi berteriak kesal. Polisi dihadapan mereka juga menahan amarahnya, sementara lelaki tua itu hanya duduk diam ketakutan.
"Apa kurang buktinya?"
Polisi dihadapan mereka melihat kearah Luna yang melipat tangannya didepan dada, "Bukan buktinya kurang, tetapi bagaimana bisa lelaki tua seperti dia ini berusaha untuk berkelahi? Tidak masuk akal sekali"
Luna mendecak kesal, terakhir kali ia melaporkan kejadian ini perkataan mereka juga tidak berbeda jauh.
"Baiklah jika kalian tidak mempercayai kita. mari kita lihat ini."
Luna mengeluarkan laptopnya, membukanya dan memperlihatkan sebuah footage lama.
"Aku memakai kalung dengan kamera diselipannya."
Laptop yang Luna berikan kepada polisi tersebut menampilkan kejadian sebulan yang lalu dengan Luna yang sedang pulang sekolah beretmu dengan lelaki tua tersebut.
"Percaya atau tidak aku pintar bela diri, jika rekaman ini juga tidak membuatmu percaya. Apa lagi yang bisa kau dapat lebih dari ini kecuali kau mencoba untuk menyelidikinya?"
Mrs. Valerie mencubit pelan Luna sebelum menyadari tatapan dingin Luna tidak lepas dari polisi tersebut.
"Baiklah"
Mrs. Valerie menarik Luna dan Victoria, membisikan sesuatu kepada kedua muridnya itu sebelum keduanya berjalan keluar dari kantor polisi.
"Aku tidak menyangka akan ke kantor polisi" Bisik Victoria setelah keduanya sudah berada di luar kantor polisi.
"Your first time?"
Victoria mengangguk mendengar pertanyaan Luna, badannya bergetar ketakukan, baru kali ini ia mendapat perilaku seperti ini. tangannya menarik handphone dari tas jinjingnya.
"Kau tidak akan mengangkatnya?"
Victoria menggeleng dan membiarkan telepon dari adik kembarnya itu mati, setelah itu ia mengirimkan pesan. Luna menghelakan nafasnya. "Kau beruntung tidak sendiri"
Victoria mengangguk, ia bersyukur ada Abraham bersamanya jika tidak bagaimana ia akan memproses kejadian yang tidak menyenangkan itu?
"Baiklah, kerja bagus Abraham."
Mrs. Valerie keluar dari kantor polisi dengan menggeret kerah Abraham, "Tapi bukan artinya kau bisa berantem dan menyeret seseorang seperti itu Abraham! Setidaknya laporanlah padaku"
YOU ARE READING
Didn't Last Long
Teen Fiction[Budayakan Vote setelah membaca 😊] "Semua kebohongan dan kesalahpahaman akan terbongkar pada waktunya." Update every Saturday night Start = 01-12-2018 End = ??