permulaan

7 2 0
                                    

──── 💭🌙☀️ ────

"hei, apa yang kalian lakukan?" tanyaku pada jo dan seorang gadis yang tak ku kenal.

"kami sedang bermain." jawab jo. aku hanya ber-oh ria, melihat mereka bermain, tertawa bahkan melakukan lelucon yang menurutku tidak ada lucunya.

aku menunggu jo, berharap lelaki itu menoleh sedikit ke arahku, namun tidak terjadi. tapi, gadis yang bersama dengan jo, selalu menatapku, bahkan melirikku jika berkesempatan.

aku berfikir, ia mau berkenalan denganku. tapi aku salah! maaf, aku membaca bagaimana caranya menatapku. ia kelihatan tidak suka dengan keberadaanku. bahkan ia selalu diam dan menatapku intens saat aku berbicara dengan jo.

mereka masih bermain dengan asik. aku yang mulai bosan-bahkan tidak ada mood untuk melihat mereka bersama, aku memutuskan untuk pergi dari situ. mungkin, gadis itu akan senang.

jo juga.

jo tidak melihatku.

ia melupakanku.

kami tidak berbicara seharian ini.

tidak berkeluh kesah.

kami tidak bermain tebak tebakan.

kami tidak berargumen.

kami tidak saling memberi nama jahil.

tidak, untuk hari ini.

hatiku rapuh rasanya, kosong. seperti ada yang hilang. seseorang yang mengisi hari hariku sebelumnya, sudah berpindah pada orang lain. apa aku bukan orang yang tepat untuk selalu disisi nya?

aku menyayangi jo. jo selalu peduli padaku, ia selalu menyapaku, entah itu pagi, siang, sore, malam, bahkan dini hari.

aku merindukan jo ku. apa ia berubah karena wanita itu? mereka selalu tertawa. tapi tidak jika ada aku, kupikir aku hanya parasit bagi mereka. kupikir juga, jo tidak lagi membutuhkan ku.

bagaimana jika aku pergi? oh tidak. aku tidak boleh pergi dari sisinya. aku harus siap jika ia terjatuh.

namun kali ini, hatiku benar benar sakit. bagaimana bisa, jo?

aku akan berdiam diri disini, melihatmu dari jauh dengan gadis yang mungkin bisa membuatmu bahagia, tersenyum bahkan sampai tak mengingatku.

jo, terimakasih ya.

kembali padaku jika kau kesepian, aku akan selalu membuka hati untukmu.

"jo, aku pulang ya." kataku lesu sambil menjauhi mereka, dengan mata yang panas. kupikir aku sedang terkena debu, ternyata air mataku turun.

"ayo cecil! kau tidak boleh lemah! jo perlu bahagia! kau juga. ayo pergi agar mereka bahagia." aku menyeka air mataku dan tersenyum.

ini agak masam namun, suara seseorang mengagetkanku.

"manis, jangan menangis ya?"

my jo.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang