Part 24 : Fighter

2.7K 424 126
                                    

DOR

"Brengsek, Choi Jongho, berbelok ke timur!"

"Baik!"

Hongjoong memutar arah ke belakang. Sebuah van hitam mengikutinya. Dari arah jendela van itu, terlihat sebuah kepala menyembul sambil mengulurkan pistol. Hongjoong mendengus malas. Mereka terlalu terburu-buru, padahal sebentar lagi Hongjoong sudah sampai di lokasi yang dituju.

"Usahakan meliuk-liuk, mereka menyerang ban kita,"

Hongjoong masih dalam posisi yang sama. Ia sedikit melirik ke arah gawainya. Kemudian pandangannya dialihkan ke arah Mingi yang bergetar mengetik sesuatu.

"Ada apa Mingi?"

Mingi menoleh. Ia menghembuskan napasnya kasar. "Aku sudah menghubungi Noeus. Ia meminta imbalannya detik ini,"

"Ck, berikan padaku!"

Hongjoong mengambil alih gawai Mingi. Ia mendial nomor seseorang.

"Geonhak, aku tidak bermain-main dengan ucapanku. Aku akan membawakan kepala Chris untukmu tapi kumohon bersabarlah sedikit,"

"Tenanglah, kepala dan organ tubuh lainnya akan kupisahkan dengan rapi. Jadi tunggu saja,"

"Kau pikir aku akan tertipu? Mana Tuanmu?" dengus Geonhak di seberang sana.

Hongjoong menghela napasnya. "Yang tadi anak buahku—ah tidak juga. Ini aku, Kim Hongjoong,"

Jeda sejenak.

"Tolong kerjasamanya, kau ingat? Keturunan Kim Minseok tidak akan pernah kalah,"


Nightmare


"Daniel, aku haus," Bangchan mengulurkan tangannya ke arah samping. Ke arah Daniel yang tengah sibuk dengan gawai yang masih menampilkan maps. Pemuda blasteran California itu mendenguskan napasnya. Kemudian ia meraih sebuah botol yang memang tersedia di depannya. Melemparkannya asal ke samping.

Duk.

Beruntung Bangchan dengan sigap menangkapnya. Ia menggelengkan kepalanya lalu tangannya bergerak menjitak kepala Daniel.

"Kalau kita mati bagaimana? Hentikan kebiasaan bar-bar mu itu,"

"Masa bodo," Daniel mencibir. Matanya tak teralihkan sedikitpun ke samping.

"Heh, sebenarnya kau sedang apa?" Bangchan membuka topik saat dirasanya minuman mineral tersebut sudah menjelajahi kerongkongannya.

"Memantau, apa lagi?"

Bangchan menoleh sebentar ke arah kanan, mengintip apa yang dikerjakan rekannya. Kemudian ia mengangguk kecil.

"Jangan terlalu serius,"

Daniel menolehkan kepalanya. "He? Apa katamu?"

Bangchan terkekeh setelahnya.

"Setelah apa yang kuperjuangkan selama ini, kau mengatakan seolah-olah itu tidak penting bagiku. Di mana otakmu?"

"Hei Dann, kau terlalu kaku,"

"Kepalamu kaku!" Daniel menoyor kepala Bangchan hingga menciptakan suara gaduh. Pukulannya tidak main-main.

"Sakit bodoh!"

"Aku tidak peduli!"

Setelah itu, mereka terdiam. Terlarut dalam kegiatan masing-masing. Sampai terdengar lenguhan pelan yang berasal dari belakang. Seonghwa sudah sadar.

Mata bulatnya masih ditutupi kain. Ia hanya bisa terdiam saat ini. Tidak bisa berbuat apa-apa.

"Oh, princess Hwa sudah bangun,"

Nightmare | seongjoong / joonghwa [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang