3. Kadap?

62 10 4
                                    

Playlist : DIA - Sammy Simorangkir

*

*

Hari ini Tisha and the Geng sudah resmi naik ke kelas 11. Sudah satu tahun berlalu setelah pertemuan yang tidak diharapkan itu terjadi.

Banyak hal baru yang dilalui Tisha dan sahabat-sahabat nya saat kelas 10 kemarin. Mulai dari Tisha yang lulus seleksi pemilihan Osis, Reina dan Qeila yang dipaksa guru PPKN untuk ikut ekskul Saman, Ara yang dipilih sebagai wakil ketua ekskul Dance, Dan mereka yang bertemu teman baru bernama Meisya Elvana Zahra. Pada awalnya Tisha and the Geng sempat tidak menyukai Meisya karena sifatnya yang SKSD, dan ditambah lagi dengan muka Meisya yang rada jutek membuat Tisha dan sahabat-sahabat nya itu kesal sekali kalau melihat Meisya. Tapi takdir berkata lain, sekarang mereka semua malah menjadi sahabat. Dan sifat asli Meisya ternyata sama saja dengan sifat mereka, sama-sama receh.

"RA FOTOIN KERTAS NYA AJA." Teriak Rena pada Ara yang sekarang sudah berhasil sampai didepan mading setelah melewati kerumunan murid yang rebutan untuk melihat daftar nama dan kelas baru mereka.

"OKE," Jawab Ara dari arah depan. Lalu berusaha berjalan keluar dari kerumunan. "Anjir kita beda kelas. Nih liat." Kata Ara yang sudah tiba didepan mereka lalu memberikan ponsel nya.

"Eh iya dong kita ga sekelas lagi. Meisya sama Rena dikelas XI IPA 1, sedangkan Gue, Ara, sama Qeila dikelas XI IPA 2." Ujar Tisha pada sahabat-sahabat nya.

"Mana kelas nya beda lantai lagi. IPA 1 ada dilantai satu, kalo IPA 2 dilantai dua." Timpal Meisya

"Aaaaa gamau pisah kelas." Rengek mereka berlima setelah itu langsung berpelukan singkat ditengah lorong, sampai-sampai menghalangi orang-orang jalan.

"Tapi tenang gais kita tetep bisa kumpul + gibah bareng kok pas istirahat." Ujar Qeila dengan santai pada mereka.

"Buset otak nya Qeila gibah mulu isinya." Jawab Tisha heran.

"Yehhh sok suci lo Ca, kan partner gibah gue selama 24 jam non stop lo doang." Ujar Qeila tidak terima.

"Iya terserah Qeila aja deh. Tica cantik, Tica diam." Jawab Tisha untuk mengakhiri perdebatan ini.

Bel masuk pun berbunyi yang artinya mau tidak mau mereka harus masuk ke kelas baru nya. Sebelum pergi menuju kelas, mereka membuat kesepekatan alay terlebih dahulu. Kurang lebih begini isinya 'Pokoknya apapun yang terjadi usahain pas istirahat kita ngumpul bareng, Gak usah sok canggung kalo butuh bantuan, dan yang paling penting kalo cabut pramuka tetep bareng-bareng'. Alay bukan? Mereka hanya pisah kelas saja padahal, tidak sampai pisah alam.

"Lo berdua duluan aja ke kelas, Tica mau ke mading kelas 12 dulu. Dahhh" Ujar Tisha lalu langsung berlari meninggalkan mereka.

Ara dan Qeila yang melihat kelakuan Tisha hanya bisa menggelengkan kepala nya. "Pasti tuh anak mau liat kelas baru nya si 'Kadap'. Bener-bener deh tingkat kebucinan nya Tica makin hari makin jadi." Kata Ara yang melihat Tisha tampak serius membaca daftar nama dan kelas dikertas mading tersebut.

*

*

"Muhammad Dhavin Allansyah. Mana sih namanya. Kok gak ketemu sih. Ishh yakali ga ada namanya." Kesal Tisha pada diri sendiri karena tidak kunjung menemukan nama itu.

"Oke, Tica harus sabar. Kita cari pelan-pelan sekali lagi, harus teliti juga jangan lupa." Gumam Tisha masih pada diri sendiri. Sudah lima menit berlalu dan Tisha masih belum juga menemukan nama itu. Padahal hanya ada tiga kertas dimading nya, tapi kenapa susah sekali mencari nama satu orang saja.

EuphoriaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang