'Dear diary
Hari ini aku ke rumah sakit Konoha lagi ^^ diam-diam aku melihat Sakura-san sedang menolong seseorang. Aku paling suka saat Sakura-san memakai baju dokternya dan rambutnya diikat, dia sangat keren. Aku ulangin keren.
Tapi hal yang ku tidak suka ada laki-laki yang mendekati Sakura-san. Siapa dia? Apakah dia sudah mempunyai pacar? :(
Aku berharap mereka cuma teman.Besok aku akan kesana lagi :)
Diari hari ini selesai.'
Sarada menutup rapat buku diari miliknya. Memasukan bagian buku itu kedalam sebuah case lalu menguncinya dengan sebuah gembok kecil, hal ini ia lakukan agar siapapun yang menemukan ini tidak bisa menbacanya. Karena didalam buku ini tersimpan semua keluh kesahnya.
Setelah menyimpan bukunya di tempat yang aman, Sarada naik ke atas tempat tidur lalu merapal sebuah doa untuk mamanya, dirinya dan dia.
"Selamat malam".
.
.🌸🌸🌸🌸🌸🌸
Looking For a Mama
🌸🌸🌸🌸🌸🌸.
.Hening.
Dua orang yang duduk berhadapan di meja makan saling menyimpan suara mereka, yang terdengar hanyalah dentingan sendok dan garpu mereka yang beradu dengan piring. Sarada menikmati sarapan dengan wajah tak bergeming, melahap makanannya sedikit demi sedikit. Hal yang sama juga dilakukan oleh pria disebrangnya yang hari ini berada dirumah.
Selesai dengan makanannya, Sarada bergegas menyingkirkan piringnya.
"Sarada" pria itu menyebut namanya membuat Sarada terhenti, "Kamu harus pulang cepat hari ini, kita akan makan malam bersama Karin nanti".
"Aku tidak ikut" tolaknya cepat.
"Kenapa?"
"Aku mau ke perpustakaan. Aku punya banyak PR dari sensei" selesai dengan piringnya Sarada meninggalkan ruang makan lalu mengambil tasnya yang bertengger di bangku ruang tamu. Pria itu menghela nafas, menatap putri semata wayangnya yang meninggalkannya pergi.
Sarada menghentakan kakinya keras, moodnya berubah menjadi agak sensitif. Ini memang bukan yang pertama kali Sasuke mengajaknya makan malam bersama wanita itu, kadang meski Sarada sudah menolak tiba-tiba saja sepulang sekolah, pria paling bontot dalam keluarga Uchiha itu sudah menunggunya didepan pintu masuk sekolanya.
Hanya saja, Sarada menyayangkan sikap papanya yang tidak menyadari kalo ia menolak wanita itu, tapi tetap saja Sasuke memaksanya mereka bertemu.
Tanganya menyengkram kuat tas punggungnya, menahan tangisnya yang sebentar lagi keluar.
Muncul Sakura yang keluar dari pintu rumahnya sambil mematikan alarm mobil. Tak sengaja maniknya melihat Sarada yang lewat didepan rumahnya dengan wajah tertekuk.
"Sarada-chan, selamat pagi" Sapanya hangat, Sarada yang mendengar menatapnya dan menjawabnya dengan anggukan kecil, lalu melanjutkan langkahnya.
"Sarada-chan, tunggu!" Cegah wanita itu berlari kecil menghampirinya.
Sarada menatap wanita berambut merah jambu itu yang mengenakan longdress maroon yang ditutupi blazer hitam serta sepatu hak lima centi berwarna hitam. Style kerjanya tidak asal-asalan.
"Kamu mau berangkat sekolah?" tanyanya yang berlutut menyamakan tinggi Sarada dan manik hijaunya semakin terlihat jelas.
"Iya, Sakura-san juga sepertinya mau pergi kerja".
KAMU SEDANG MEMBACA
Looking For a Mama
FanfictionMeskipun Papanya sudah mendapatkan 'calon'nya. Sarada tidak pernah mau, karena ia sudah menemukan 'Mama' nya sendiri. "Sakura-san... boleh ku panggil Mama?" ###***### For all character belong to © Masashi Kishimoto Saya hanya meminjam karakter untu...