20

1.5K 154 21
                                    

Please, i need you vote up to 60!!
(catatan : Tulisan bercetak miring Flashback)








Ayah. Saat kecil, Chanyeol tidak pernah mengetahui siapa sosok dibalik panggilan itu. Dia tidak pernah mengetahui bagaimana rupa pria panggilan tersebut hingga tiga bulan setelah ulang tahunnya yang keenam, barulah dirinya tahu siapa orang yang selalu ia panggil ayah.

Seorang pria yang tingginya sama atau mungkin sedikit lebih tinggi dari lemari pakaian di rumah, dan entah mengapa saat dirinya melihat pria itu berjongkok di depannya sambil merentangkan kedua tangannya dan tersenyum. Dirinya langsung berlari kearah pria itu sambil menangis memeluk erat leher sosok dari ayahnya. Entah bagaimana dirinya tiba-tiba saja merasakan rindu yang teramat dalam pada pria tinggi yang saat ini juga memeluknya tidak kalah erat, dan kehidupannya berubah sejak saat itu.

Saat itu, dirinya masih sangat kecil dan tidak mengetahui apa yang selalu ayahnya lakukan. Yang ia tahu sang ayah selalu minum air dari botol kaca berwarna hijau atau hitam, dan terkadang sang ayah mengeluarkan seluruh pakaian di lemari hanya untuk mencari beberapa lembar uang untuk membeli kertas-kertas kecil berisi lima deret angka yang entah untuk apa. Namun, ibunya akan sangat marah saat melihat kertas-kertas itu. Dan semakin bertambah usianya Chanyeol baru mengerti bahwa ayahnya adalah orang yang buruk tidak seperti harapan.

Tetapi saat mereka tinggal bersama seorang pria seusia ibunya dia menemukan semua hal yang ia harapkan dari sosok seorang ayah. Apa yang ia, kakaknya, dan sang ibu inginkan akan dikabulkan oleh pria itu, dan karena apa yang pria itu lakukan ia tidak memberikan penolakan saat mengatakan ingin menikah dengan sang ibu karena kebaikan dan cinta yang diberikan untuk mereka. Namun, saat ini semua lagi-lagi berubah.

Rasa sakit tamparan itu terasa sangat kuat hingga membuat sudut bibirnya mengeluarkan darah kembali, dan meninggalkan bekas yang membaur bersama luka-luka diwajahnya.

"Kau tahu apa yang sudah kau lakukan?!" Suara berat ayahnya, ayah tiri terdengar menggema di ruang kerja yang luas ini dan dapat ia lihat tatapan penuh amarah yang pria itu layangkan untuknya.

"Apa yang harusku katakan pada Tuan Woo?!" Suara beratnya terdengar lagi bersamaan dengan suara derit kursi yang bergesekan dengan lantai putih ruangan itu.

"Katakan saja yang sebenarnya! Aku tidak takut!" Ya, ia tidak akan mengelak karena ia tahu semua ini karena dirinya. Karena penolakannya dan perkelahian antar dirinya dengan putra Tuan Woo itu juga diakibatkan oleh hal yang sama, penolak cinta Seolhyun.

.

.

.

Seoul, 30 Oktober 2015.

"Kenapa Nyonya memanggil saya?" Ucapnya memberanikan diri membuka suara terlebih dahulu karena Nyonya besar rumah ini terlihat asyik duduk di depan meja riasnya sambil mengelapi anting berlian miliknya, dan jika dihitung mungkin sudah 20 menit dirinya berdiri di samping kiri wanita ini.

"Sudah berapa lama ibumu bekerja di sini?" Park Yuri, wanita itu akhirnya buka suara meski tidak menatap dan menghentikan kegiatan yang ia lakukan saat ini.

"Tujuh tahun, Nyonya." Jawabnya setelah sibuk mengingat-ingat kapan ibunya pertama kali bekerja di sini sebagai pelayan, dan menghitung berapa lama waktu yang telah dilalui hingga detik ini.

"Dan selama itu pula aku sudah menganggap kalian sebagai keluarga." Keluarga. Ya, itu benar. Walau wajahnya yang tampak dingin dan tidak suka melihat sedikitpun kesalahan, tetapi Nyonya Park adalah orang yang baik pikirnya dan itu semua terbukti dari apa saja yang telah wanita dua anak itu berikan kepada keluarganya selama tujuh tahun terakhir.

I Need You (Chanbaek)☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang