13. Kecelakaan (Selesai Revisi)

138 5 0
                                    

“Mungkin rasanya akan sakit jika ditinggalkan oleh orang yang sangat kita cintai.”
~ Syifa

Keluarga besar dan tetangga kini sudah berkumpul di ruang tamu rumah Syifa. Mereka membaca surah Yasin yang ditujukan pada almarhum Azzam. Syifa dan Fitri masih saja menangis, tapi yang lebih memprihatinkan adalah Syifa. Dirinya masih memeluk erat jenazah abinya yang berada di tengah-tengah sekeliling orang-orang yang membacakan doa.

Sahabat Syifa juga berada di sana, mereka juga sangat terpukul dengan meninggalnya Azzam. Alfin yang tahu Syifa seperti itu hanya bisa menatap sendu. Tak berani mendekat karena takut kejadian di rumah sakit waktu itu terulang kembali. Apalagi di sini banyak orang. Akhirnya Fajar yang berusaha menenangkan Syifa dengan pelukannya.

Satu jam kemudian, pemakaman selesai dilakukan. Syifa masih saja tak habis pikir dengan keadaan yang melanda dirinya dan keluarganya ini. Mengapa sang abi harus meninggalkan putrinya di usia yang masih muda ini?

“Sudah Fa, kamu harus kuat, Om Azzam sudah tenang di alam sama. Kamu juga harus berusaha ikhlas ya dengan semua ini,” ujar Anggra yang berada di samping Syifa.

“Iya Fa, aku yakin kamu orangnya kuat, pasti bisa menjalani ini semua."

“Kita di sini masih ada untukmu kok,” tukas Sintia. Lantas ketiganya memeluk Syifa.

“Terima kasih ya, tapi aku mohon untuk sekarang bisa enggak kalian tinggalkan aku dulu. Aku butuh waktu sendiri dulu, maaf ya." Beruntung saja para sahabatnya mengerti keadaan Syifa, jadi mereka menyetujui Syifa dan meninggalkan Syifa sendirian di kamar.

Sebenarnya Syifa tak marah kepada Alfin. Tapi keadaannya saat ini sangatlah berbeda. Abi, aku rindu Abi, batinnya berkata. Syifa jadi teringat di mana kecilnya dulu.

Flashback on

Waktu itu Syifa kecil terus saja merengek kepada kedua orang tuanya untuk pergi jalan-jalan ke taman. Padahal, baru Minggu yang lalu dia ke sana dengan Fajar. Tapi sekarang minta ke sana lagi.

Mau enggak mau akhirnya diturutinya, hanya Azzam yang menemani putrinya itu. Fitria sedang sakit jadi enggak bisa ikut, Fajar diajak juga enggak mau karena lebih memilih bermain dengan temannya.

“Syifa mau apa, biar Abi belikan?” tanya Azzam pada anaknya saat sudah di taman.

“Aku mau ice cream, Bi, yang rasa cokelat."

“Ya sudah tunggu sini ya, Abi belikan dulu."

“Oke Abi sayang."

Beberapa menit kemudian, Azzam kembali dengan 2 ice cream rasa coklat dan stroberi. Syifa yang melihat Azzam langsung menyambar ke pelukannya. Ternyata Azzam membelikan sesuai keinginannya.

Syifa langsung memakannya, namanya juga anak kecil pasti kalau makan belepotan. Azzam yang melihat itu hanya tersenyum kecil. Tangannya langsung mengusap bekas coklat di sekitar mulut Syifa.

Setelah itu Syifa berlarian ke sana nan ke mari mengelilingi taman dengan senyumannya. Anak kecil memang tak ada rasa capek kalau soal bermain. Begitu juga dengan Syifa.

“Syifa enggak capek?” tanya Azzam pada Syifa yang saat ini udah berada di sampingnya.

“Enggak Bi, aku enggak capek malah senang di sini, terima kasih ya Abi ... karena sudah menuruti aku ke sini,” ucap Syifa sambil memeluk leher Azzam dengan kedua tangannya.

Iya Sayang, kan Abi sayang sama Syifa. Jadi mau ke mana pun pasti Abi antar."

“Kalau gitu Abi jangan tinggalkan aku ya."

Assalamualaikum, Zauji (Terbit) ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang