22. Fear of losing

126 33 0
                                    

Kesal. Satu kata yang mewakili perasaan gadis yang baru saja turun dari mobil yang mengantar nya.

Baru kemarin Dareen membuat nya terbang dan merasa menjadi ratu karena ucapan cowo itu. Kini, ia melihat Dareen membonceng Luna. Seharusnya ia tidak perlu GeEr dengan ucapan cowo itu.

Gadis itu melewati kedua sejoli tanpa menyapa nya bahkan melirik pun tidak. Entahlah rasanya dia harus benar-benar menjauh dari Dareen.

"Raa."

Siapa lagi kalau bukan Dareen yang memanggil nya, panggilan Ra hanya dia dapat dari cowo itu.

Nara berjalan mengabaikan panggilan Dareen, bahkan ia berlari kecil untuk menghindari Dareen.

Di saat koridor sedang ramai-ramainya Nara mengambil kesempatan itu untuk pergi tanpa di lihat oleh Dareen.

"Dareen." cowo itu pikir Luna udah lebih dulu pergi ke kelasnya.

"Lo ngapain si repot-repot Kejar dia." Luna memegang lengan Dareen dan langsung mendapatkan tepisan.

"Lo juga ngapain repot-repot Kejar gue, gue mau ke kelas."

Dareen pergi meninggalkan Luna yang memasang wajah kesal nya untuk Dareen.

"Nara-Nara lo benar-benar salah berurusan sama gue." ucap Luna dengan sorot mata kebencian nya.

"Anggi, Nara mana?" Dareen bertanya bingung pasalnya tas Nara tidak berada di bangku nya.

Saat ini bel istirahat telah berbunyi, Dareen dan ke dua teman nya memutuskan untuk ke kelas Nara dan Anggi, Tapi melihat hanya Anggi yang ada Dareen merasa bingung.

"Hmm, gue engga tau kak. Gue pikir Nara emang engga masuk hari ini." percayalah Anggi sedang mati-matian menahan gugup nya.

"Dia engga masuk kelas dari pagi?" tanya Dareen lagi.

"Engga kak." Anggi yang tau keberadaan Nara.

"Yaudh kita ke kantin aja dulu, nanti kita cari Nara." ucap Vano langsung menggandeng tangan Anggi.

Dareen yang yakin Nara masih berada di sekitar sekolah, memutuskan untuk tidak gabung bersama teman-teman nya ia lebih baik mencari Nara.

"Kamu mau pesen apa?" tanya Evano.

"Kaya biasa aja." jawab Anggi sambil mengetik sesuatu di handphonenya.

"Anggi doang yang di tanyain, gue engga." sindir Arvin.

"Bakso kan lo" ucap Vano yang sudah tau.

"Yoaiii." Arvin menyengir melihat Vano yang mulai berjalan memesan makanan.

"Gii." panggil Arvin.

"Kenapa kak?" tanya Anggi lalu meletakkan handphone nya.

"Lo bener engga tau Nara di mana?" Arvin menatap pacar sahabat nya dengan tatapan mengintimidasi.

"Eng-engga kak, Nara emang engga masuk dari awal pelajaran di mulai."

Saat Arvin ingin bertanya lagi, Evano datang lebih dulu dengan pesanan dan itu membuat Arvin mengurungkan niat nya. Anggi yang melihat itu bernafas lega.

Di lain tempat gadis dengan rambut di kuncir kuda nya sedang berbaring di ranjang UKS, ia beralasan dengan petugas PMR bahwa ia pusing dan butuh untuk tidur sebentar.

Ting!

Anggi
Nara, kak Dareen lagi nyari lo. Lo hati-hati aja kalo kak Dareen tiba-tiba grebek lo di UKS.
09.30

Nara yang membaca pesan Anggi di buat gelisah, untuk apa Dareen segitunya mencari Nara padahal mereka tidak ada hubungan apa-apa. Seharusnya itu menjadi hal sepele untuk Dareen.

Impian Dari Kopi [ Proses Revisi ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang