Bagian 1 : Dia Xavier

101 7 0
                                    

   Selamat datang!

Ini versi baru atau bisa disebut revisi dari cerita Xavier.

Selamat membaca Bagian Pertama dari kisah Xavier!

***

   Laki-laki dengan balutan jaket bomber berwarna hitam itu tampak mengendarai motor ninja kebanggaannya dengan kecepatan diatas rata-rata.

   Dia disebut sebagai raja jalanan. Saat ini, dia sedang balapan. Lawannya malam ini seorang anggota geng dari musuh bebuyutan sekolahnya.

   Dia menambahkan kecepatan motornya sambil tersenyum miring menatap kaca spion motornya. Garis finish sudah berada di depan matanya.

   Bruumm

   Lagi-lagi, dia memenangkan pertandingan malam ini. Semua perempuan dengan pakaian minim yang menyaksikan, meneriaki namanya. Memuji segala kesempurnaan yang terdapat pada dirinya.

   Dia membuka helm yang menjadi pelindung kepalanya. Lalu menyugar rambutnya dan mendatangi teman-temannya.

   "Gila! Bos menang lagi," itu sahutan Adrien.

   "Gue, sih nggak ragu. Kayak lo nggak tau aja dia gimana kalau udah ditantang." lanjut Adrien dengan nada riang.

   "Berisik!" ini Kendzie. Dia tidak terlalu banyak bicara. Sekali muncul, paling kata-kata yang dikeluarkan kalau nggak 'berisik' pasti 'gue nggak peduli.'

   "Sirik lo, jambul!" dan ini Oxgar. Dia cowok bermata biru yang selalu menjadi perusak suasana diantara mereka bertujuh.

   "Daripada lo, musyrik!" Haikal. Yang satu ini sebelas duabelas sama Oxgar.

   "Lo juga berisik!" Kendzie kembali bersuara.

   "Bos. Aman?" ini Reand. Dia memang ahli mesin. Setiap salah satu dari mereka selesai balapan, Reand selalu siap sedia untuk memeriksa dan memperbaiki motor sekira ada sesuatu yang kurang.

   "Santai aja. Gue masih sehat," sahut Xavier.

   Iya, Xavier. Cowok yang baru saja menang lagi dalam pertandingan balap malam ini.

   "Gue baik. Bawakan minum. Nggak kayak lo semua. Bawel!" dan itu adalah Arjuna.

   "Berisik!" sahut Kendzie,lagi.

   "Mau kemana lagi, bos? Ada makan-makan atau bubar, nih?" tanya Oxgar dengan mata berbinar.

   "Makan aja lo taunya." balas Adrien membuat Oxgar hanya menjulurkan lidahnya.

   "Gue malas malam ini mau keluyuran." jawab Xavier membuat keenam sahabatnya spontan melirik dengan pandangan 'serius-lo-nggak-mau-jalan-jalan?'.

   Xavier menggelengkan kepalanya pelan. Tubuhnya benar-benar lelah.

   "Good game, X!" uluran tangan itu membuat Xavier menyambutnya dengan baik.

   "Lebih baik buat selanjutnya, Rol." jawab Xavier dan melepaskan tangan Fadrol, lawan balapnya yang dia kalahkan.

   "Hahaha. Selalu, X! Tunggu saja waktunya!" sahut Fadrol semangat membuat Xavier mengangguk.

X A V I E R Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang