Bab 38: Datangnya Rey.

221 17 44
                                    

Kemarin adalah hari dimana Stella sangat bahagia, kali ini Stella ada kelas masuk pagi. Kebetulannya Velan sudah berangkat ke Singapura untuk mengurus perusahaan papahnya dan papah Velan.

"Ehmm, jadi keinget moment kemaren. Biar besok jadi cerita baru buat Sekar sama Sella aja," ucap Stella yang sudah selesai melipat mungkenanya. Stella mulai memasang niqobnya dan keluar dari kamar untuk sarapan.

Seperti biasa selalu terisi oleh Tiga orang kesayangan Stella.

"Good morning Mam, Pah, Bang!" seru Stella sambil memeluk tubuh Tia, Tia tersenyum semenjak keputusan Stella dan Velan kemaren.

"Itu udah di kabarin si Calon?" tanya Huda kepada sang Adik, Stella langsung memukul lengan Huda.

"Itu ka Aish di kemanain? emang udah ngabarin juga?" tanya Stella balik, ya beginilah mereka kalau udah ngumpul berdua.

"Sudah-sudah, makan aja dulu. Baru deh entar kelarnya di kampus," suruh Tia yang mulai memakan buburnya, Tia sekarang agak aneh sering pusing dan mual.

"Yang, aku pulang malam ya. Gak apa-apakan?" ucap Vernon yang langsung di angguki oleh sang Istri. Huda dan Stella hanya fokus dengan makanannya.

Beberapa menit kemudian, Stella dan Huda berangkan ngampus bersama namun beda kendaraan. Huda pakai motor sportnya, sedangkan Stella pakai Mobil putihnya. Padahal mereka satu tujuan.

"Apa aku harus telpon dia dulu?" inisiatif Stella sambil fokus menyetir mobilnya, jam sudah menunjukan hampir set 8. Untungnya Stella masuk kelas pas di jam 9 nanti.

Tanpa di duga, Ponsel Stella berdering ada telpon yang masuk. Stella langsung memakaikan earphonenya di telinganya dan mengangkat telpon tersebut.

"Assalamualaikum," salam Stella terlebih dahulu.

"Waalaikumsalam, Apa kabar? gimana?" tanya Velan di seberang sana.

"Alhamdulillah, Bahagia eh," ucap Stella keceplosan.

"Alhamdulillah, Gua di sini baik ko. Ehm, jaga diri dan hati buat gua ya, Gua lama di singapura baru landing pagi tadi," ujar Velan, Stella hanya mengangguk.

"Insya allah, Aku bakalan jaga diri dan hati. Ehm, gimana disana? kamu sendirian Vel?" tanya Stella, Velan mulai tersiam.

"Iyah, Nanti lagi ya. Semangat kuliahnya, Assalamualaikum," tutup Velan.

Stella mulai mematikan telponnya yang pas bersamaan dengan dirinya yang sudah sampai di depan area parkir kampus.

Kebetula di sana ada Sekar yang sedang berjalan menuju koridor, Stella mulai mengunci mobilnya dan menghampiri Sekar.

"Sekar!" jerit Stella, Sekar mulai menoleh dan saat ia menoleh Sekar menabrak tubuh pemuda yang sangat bidang dan kokoh. Ia adalah ketua Bem di UNLAM ini.

Rey Prajaya Anggoro, Biasa di sapa Rey. Rey fakultas hukum semester 6 dengan pangkat ketua Bem. Sedangkan Sekar yang terjatuh itu langsung di tolong oleh Rey.

Stella berhenti sejenak, melihat drama melankolis dari sahabatnya ini. Stella hanya bisa tertawa melihat wajah merah dan semu Sekar miliki.

"Ekhem tangan!" kode Stella, Rey dan Sekar mulai melepas dan menjauh satu sama lain. Sedangkan Stella hanya bisa tertawa renyah melihat tingkah laku Sekar yang sudah salah tingkah.

"Maaf ya Ka," ujar Sekar menunduk, Rey muali tersenyum dan senyuman dia itu nular ke siapa aja.

"Masya allah, senyumnyaaa!" batin Sear.

Stella mulai menepuk punggung Sekar yang dari tadi sibuk melamun, Sedangkan Rey hanya bisa terdiam melihat Sekar.

"Iyah udah di maafin, lain kali jalan hati-hati. Atau hatinya buat aku aja, Eh. Bercanda ko," ujar Rey random membuat Sekar makin menggila, Stella langsung menyeret sahabatnya itu untuk menjauh dari most wanted yang satu itu.

"Maafin Sekar ka, kita duluan!" jerit Stella yang mulai meninggalkan Rey, dan menyeret Sekar untuk menetralkan debaran dasyat di hati Sekar.

"SEKAR! SEKARRRRRR!" jerit Stella berkali-kali, Sekar baru berkoneksi sekarang.

"Ha? ada apa Stell?" tanya Sekar lemot, Untung sahabat ya. Sekar di sepanjang jalan sampai kelas masih tersenyum.

"Mimpi apaan gua semalam, ya Allah!" ujar Sekar sambil memegang kepalanya dengan wajah sumringah. Stella hanya bisa menggeleng.

"Bentar lagi wisuda, siapa ya yang mau ke tempat gua sidang?" tanya Sekar yang mulai bermanja dengan meja kursinya yang ia duduki. Sedangkan Stella sudah bergulat dengan pikirannya.

"Sekarang atau nanti ya?" gumam Stella sendiri, Sekar mulai memandani wajah Stella yang agak beda dari hari sebelumnya.

"Kenapa?" tanya Sekar yang tiba-tiba membuat Stella kaget.

"Astagfirullahal adzim! Gak apa-apa ko," sahut Stella yang mulai mencatat tugasnya. Sedangkan Sekar masih berhalu lagi dengan pemuda yang gak sengaja ia Tabrak.

"Stell--" Sekar terkejut kenapa ada pemuda itu yang tiba-tiba masuk ke dalam kelasnya, sangking kagetnya wajah Sekar benar-benar aneh.

"Sekar, temenin gua bisa?" ajak pemuda itu, Sekar benar-benar beruntung kali ini.

"Ha? Aku? yang bener aja?" tanya Sekar kepada Stella yang mulai mengangguk, "Bawa aja ka, Asalkan nanti di halalkan," ujar Stella bermaksud bercanda.

"JANGAN SOK CENTIL DEH! SAMA PACAR GUA!" jerit Gadis dari depan pintu yang langsung menarik Tangan lelaki yang baru aja mau ngajak Sekar membantunya di ruangan.

"DASAR MURAH!" sambung Gadis itu lagi. Kali ini, Sekar benar-benar Kesal.

"LONTE TERIAK LONTE, SIAPA YANG MURAH? SORRY YA, DIA YANG NGAJAKIN BUKAN GUA YANG REBUT DARI LO, GAK BERUSAHA BANGET!" balas Sekar benar-benar dengan wajah yang tegas, Stella aja langsung mingkem.

Benar-benar mencengkram suasana di kelas Sastra saat ini, dan Masalahnya ada di gadis kekurangan bahan itu. Mampu memicu dan menarik simpati pemuda tadi.

"Sabar Kar, udah-udah," bujuk Stella, untungnya Sekar masih sadar sama kelakuannya yang bikin heboh. Sekar mulai tersenyum.

"Tadi beneran dia kan? gak nyangkaaaaa!" jerit Sekar, kali ini benar-benar bikin Sekar mabuk cinta.

"Au ah dah, Serah kamu aja," Stella mulai mencatat tugasnya kembali dengan hikmat.







Ada yang marah lagi gak?

kasih Vote dan komen

Mata tuh yang teliti ke!

VELANSTELLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang