5

926 105 4
                                    

Happy reading 💞

____________________________________

"HUANGGG RENJUUUNN!!!" teriak seseorang di lobi universitas yang tidak diragukan lagi siapa

"ada apa echan-ah~" haechan masih mengatur nafasnya setelah berlari kecil "ha.. ha... ada apa dengan panggilan itu?" tanya haechan seraya mengatur nafasnya

"ada apa? Emang gua manggil lu gitu bukan?" renjun tidak paham maksud haechan "iya, tapi ada apa dengan nada panggilannya, sudahlah itu gak penting ikut gua" ucap haechan langsung menyeret -read : menarik- renjun paksa (lagi)

Kali ini tujuan haechan adalah rooftop "ada apa kali ini?" tanya haechan setelah mengatur nafasnya (lagi) "bukankah seharusnya gua yang ngomong gitu?" tanya renjun bingung dengan pertanyaan sahabatnya itu

"huft... Gini, apa yang lu bilang ke jeno, kenapa dia tiba tiba nembak gua" tanya haechan "dan lagi gua harus berterimakasih sama lu, ada apa?" lanjut haechan lalu duduk di kursi yang ntah bagaimana dan siapa yang membawanya ke tempat terlarang ini

"wah jinjja? Kapan? Dimana? Pake apa? Romantis gak kaya drama yang kemarin kita tonton? Oh ya, lu terima gak?" tanya renjun bertubi tubi seraya duduk disamping menghadap ke arah haechan dengan binar mata yang sangat ketaran

"ya! Huang renjun! Jawab dulu pertanyaan gua" teriak haechan menjauhkan wajah renjun yang masih menatapnya lekat

"nanti deh, di toko es krim gimana?" tanya renjun "nggak echan maunya sekarang"

"kelas kita mau dimulai lho chan"
"nggak bolos aja"

"yak! Lu nyuruh gua bolos?!" padahal renjun bukan termasuk orang yang tidak suka membolos, ia pernah sesekali
Lagi pula itu tidak akan mengganggu nilainya, huang renjun adalah satuan kata untuk orang sempurna dalam hal apapun -bukan sombong, namun itu fakta-

"renjun-ah, jebal..."
"haa oke, ayo bolos ditoko es krim" ucap renjun kemudian

.
.
.
.
.

"lalu kapan lu ditembak sama jeno?" tanya renjun setelah ia menceritakan semuanya pada haechan, semuanya sampai yang baru saja terjadi kemarin

"bentar mau nanya, penyakit lu?" tau arah pembicaraan haechan, renjun hanya tersenyum kecil "hampir saja, sudah jangan melow, kapan?" tanya renjun lagi

"sepulang dari acara ulang tahun lu, didepan halte" ucap haechan seadanya, memang benar kok

.
.
.
.

"chan!" yang dipanggil namanya menoleh ke belakang "lho jeno? Ngapain?"

"gua mau ngomong"
"tinggal ngomong aja" ucap haechan

"pacaran ya sama gua" ucap jeno langsung,

Matahari tampak akan terbenam pada peraduannya, memberikan warna jingga sedikit paduan warna merah jambu, seakan akan alam membantu jeno agar sedikit lebih romantis

mata haechan yang membola sempurna, tangannya menutup mulutnya yang sedikit terbuka "gua gak salah denger?" tanya haechan memastikan, ia tak mau menjadi orang yang terlalu percaya diri dan berakhir ia yang tersakiti

"nggak kok chan, gua serius aku serius chan" ucap jeno meraih tangan haecan dan menggenggamnya erat, menyalurkan keseriusan jeno

.
.
.
.

"ih! Kok udahan ceritanya?! Lu terima gak?"

Pertanyaan tersebut seharusnya renjun tahu jawabannya

"hmm.. Gua terima gak ya?" tanya haechan ntah pada siapa "haechan!!! Echan terima gak jenonya!!?" tak mendapat jawaban dari haechan, renjun marah lalu menghabiskan sisa es krimnya -yang bahkan terlihat menggemaskan di mata haechan-

"njun, berutung banget yang bisa dapetin lu" ucap haechan masih menatap renjun "sampe ada yang nyakitin lu, gua orang pertama yang bakalan ngejontos tuh orang"

Sekarang mata renjun telah beralih pada haechan "dan kalo lu butuh sandaran, gua orang pertama yang bakalan datang buat minjemin bahu gua"

"uuuh keju... Jadi makin sayang sama echan" ucap renjun "hahaha, tapi gua serius lho njun"

"eh tapi kok, gua gak nyadar jeno keluar rumah gua ya"

.
.
.
.

"kapan acara tunangannya?" tanya seorang gadis dewasa "belum ditentukan, kamu seharusnya tau itu" ucap lawan bicaranya, menautkan rambut gadis tersebut pada telinganya

"jadi kita... Bagaimana?"
"aku akan mengaturnya, kamu harus bersabar" ucap pria tersebut

"aku mencintaimu, hiks kenapa jadi seperti" ucap gadis tersebut dengan isakan kecil

"aku tau, jangan menyerah oke?" anggukan pada dada sang pria sebagai jawaban dari pembicaraan singkat mereka

.
.
.
.

"renjun pulang~"
"tumben telat banget pulangnya, kenapa?" tanya xiaojun didepan tv tanpa menoleh "tadi tes tahap akhirnya dipercepat jadi hari ini" balas renjun lalu duduk disebelah gegenya tersebut

- renjun

"hina mana?" tanya gua menyadari tidak ada tanda tanda hina dirumah "sedang keluar dari tadi sore, kenapa?"

"tidak nanya aja" balas renjun "kamu sangat menyayanginya, kenapa?"

"hina tetaplah adik injun dan adik gege, walaupun kita tidak memiliki hubungan darah dengannya" ucap gua tulus,

Bahkan kayanya gua rela memberikan apapun untuk hina, tapi... Tidak juga deh

"semoga hina memahami kasih sayang dan pengertian mu dengan baik" ucap xiaojun "tentu saja"

.
.
.
.

Kkeuut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kkeuut...

TBC...

Semoga kalian gak bosen ya sama alurnya yang menurut moomin gaje
#Sad

"Hargai moomin sebagaimana renjun menghargai moomin"

- moomin

Babhay 👋

hope | ( jaemin x renjun)《END》Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang