BAGIAN [1]

73 8 0
                                    

Pagi hari, matahari tidak terlalu terik juga tidak mendung sangat pas untuk memulai aktivitas bagi beberapa orang yang normal tentunya. tapi, tidak dengan rumah nomer 24 yang selalu diisi dengan keributan padahal hanya ada dua insan manusia didalamnya tapi bisingnya mengalahkan keluarga halilintar.

Vani si pemilik rumah, ibu anak satu yang pernah menyandang status janda kembang pada masanya walaupun hingga sekarang statusnya masih sama -janda. Wanita yang paling menghindari topik pembicaraan 'kapan nikah', 'kapan ngasih papa baru buat shasa', 'kapan ngasih papa menantu baru' dan masih banyak lagi, tapi satu jika sudah waktu dan jodohnya pasti bertemu,nikah dan bahagia karena menurutnya nikah itu ga gampang harus punya persiapan yang matang agar hal yang terjadi di masa lalu tidak terulang kembali. Dan pada akhirnya ia masih menjadi janda.

"Sasa, sarapan mami udah masak nih"

"Hah, sejak kapan mami bisa masak" orang yang dipanggil sasa itu turun dari tangga sambil memasang wajah tidak percaya.

"Hehe bukan mami sih yang masak tapi bu Atun" jawabnya dengan sedikit kekehan. Bu atun adalah ART dirumah Vani yang bekerja dari jam 5 pagi dan pulang jam 5 sore. Karna rumah yang dekat dengan komplek jadi dia lebih memilih pulang dari pada tinggal disana.

"Udah aku duga mami mana mungkin masak, megang panci aja takut tangannya lecet" Sasa menjawab sambil mencibir maminya itu. anak dari pernikahan Vani dan masa lalunya gadis yang menjadi tanggung jawabnya sekarang.

"Yaudah Sekarang makan habis itu berangkat, sama Haikal kan" tanyanya sambil mengambilkan nasi untuk sang anak.

"Engga"

"Terus sama siapa?"

"Gak sama siapa siapa"

"Sendiri?"

"Enggak"

"Terus naik apa?"

"Aku naik..."

"Naik apa?"

"N-naik badak cap kaki tiga..."

"Hah... Apaan sih" tawa Shasa pecah melihat ekspresi maminya yang menurutnya lucu.

"Iyalah sama siapa lagi, mami? Mana ada waktu"
Shasa menjawab sambil melirik maminya, ia tau harusnya ia tidak perlu berkata seperti itu tapi mau gimana lagi udah terlanjur.

Vani tersenyum sebentar "iya iya makannya cepetan nanti Haikal keburu dateng"

"Iya miii"

Setelah selesai sarapan ia menuju Haikal.
Sebelum pamit ia mendengar maminya bergumam tentang

Emang badak kaki tiga ada ya.

πππππ

Seperti biasa setelah turun dari motor Shasa dan Haikal berjalan menuju kelas, banyak pasang mata yang menatap ke arah mereka dengan pandangan tidak suka karna Shasa terkenal akan kenakalan nya dan dinilai tidak pantas untuk Haikal yang paket komplit dan maha lengkap.

Namun beda dengan Shasa gadis itu terbiasa dengan semua orang yang membencinya katanya ma harus punya mental baja. Sedangkan Haikal merasa tidak ada yang salah dengan kedekatannya dengan Shasa selagi ia merasa nyaman dan tidak merugikan orang lain ya jalani saja.

Sesampainya didepan kelas shasa, Haikal langsung pergi ke kelasnya yang berada disebelah kelas Shasa mereka memang tidak sekelas hanya kelasnya saja yang bersebelahan. Setelah menunggu Haikal masuk kelas Shasa langsung duduk di bangkunya dan memulai sesi gosip dengan thawa teman satu satunya yang bernama asli vionica ruthawa saat iseng ia akan dengan senang hati memanggilnya thawa tapi saat mode meledek ia akan memanggil nya dengan sebutan hruktawa karna salah satu teman sekelasnya cadel dan saat menyebut nama lengkapnya akan sedikit terpelintir, Aneh memang.

Kali ini mereka memulai gosip dengan kakak kelas yang katanya ketauan selingkuh sama selingkuhannya terus dilabrak sama pacarnya dan disaksikan oleh mantan mantannya. Tapi

"Gimana sih bambang gak jelas banget yang bener dikit kenapa kalo cerita" otak Shasa yang cetek mulai tidak mengerti arah pembicaraan vio.

"Ihh otak lu dangkal sih mangkanya ga ngerti

Jadi tuh" vio mulai melanjutkan sesi dongeng nya "jadi tuh si kak Bayu kan pacaran sama ka Angel tapi dia selingkuh sama Bella nah si Bella ini dilabrak sama ka Angel terus pas lagi dilabrak mantan mantannya ka Bayu pada nontonin katanya mah panas lu ampe jambak jambakan coba, parah kan ya" vio menyudahi ceritanya dengan wajah tak percaya

"Coba gua liat langsung makin seru deh" tambahnya.

"Apa serunya sih?" Shasa yang memang dasarnya tidak perduli dengan orang lain bingung dengan sahabatnya yang satu ini ada berita dikit aja hebohnya kayak ketumpahan deterjen.

"Seru lah sa menambah wawasan"

"Wawasan apa coba yang ada lu makin bego otak lu ga berkembang"

"Ye sialan"

"Woii berhenti ngobrol kerjain tugas di papan tulis harus dikumpulin" tiba tiba suara lantang milik Haris memotong cerita.

"Emang pak Rustam kemana" tanya Shasa.

"Gak masuk sakit katanya" jawab Haris seadanya.

Vio langsung memukul lengan Shasa "lu gausah sok sokan nanya padahal mah lu seneng kan"

"Tau aja deh lo" jawab Shasa sambil nyengir nyengir kuda.

Shasa memang sedikit nakal tapi urusan otak ia tidak parah parah amat, paling tidak ia bisa masuk 10 besar dikelasnya beda dengan vio ia bukan anak yang bandel tapi otaknya gada jadilah dia hanya dapat peringkat 5 dari bawah.

Kringgg

Bel istirahat berbunyi setelah mengumpulkan tugas Shasa dan viona menuju kantin sekolah dan langsung duduk dimeja yang sudah Haikal tempati.

"Halo ikal" sapa Shasa dengan senyum mengembang.

"Halo"jawab Haikal sambil mengeluarkan uang dari saku nya.

"Nih Lo beli baso sama es teh manis"suruhnya sambil memberikan uang kepada vio.

"Oke, kalo lo sa mau pesen apa?" Matanya beralih kepada Shasa.

"Jus mangga aja susunya banyakin"

"Oke" setelahnya viona langsung memesan makanan.

Dimeja Haikal membuka suara.

"Lo udah gak macem macem kan?"

"Macem macem gimana?"Shasa mengerutkan keningnya binggung.

"Ya kayak yang dulu ,lo ga bolos pelajaran kan"

"Oh itu, tenang aja udah enggak kok buktinya gua tadi ngerjain tugasnya pak Rustam" jawabnya dengan bangga.

Haikal memajukan jempolnya sambil berkata "good"

Setelah itu viona datang dengan pesanan mereka. Ketiganya memang sudah berteman sejak awal masuk sekolah tapi beda dengan Shasa dan Haikal ia berteman sejak SD.

"Pulang sekolah mau main ga?"Shasa bertanya setelah menghabiskan jus miliknya.

"Gak bisa pulang sekolah ada rapat OSIS" jawab Haikal sambil menusuk bakso untuk di masukan ke Mulu Shasa "buka mulut lo" Shasa menerima suapan bakso dari Haikal.

"Gimana kalo di rumah gue jadi pas Haikal pulang ke rumah bisa langsung main" viona memberi ide karna rumah mereka yang bertetangga.

"Oke kalo gitu"

"Jadi kita main ya" Shasa berseru heboh.

Setelah itu mereka masuk kelas dan memulai pelajaran.

Kringgg

Bel pulang berbunyi Shasa dan viona langsung keluar kelas dan berpapasan dengan Haikal.

"Kita duluan Lo langsung kerumah gue ya"

"Iya" Haikal melirik Shasa "Lo berdua juga hati hati"

"Oke" jawab Shasa dan viona serempak, setelah itu mereka menggunakan angkot menuju rumah viona.

TBC

dua duniaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang