"Gue masih nggak nyangka kalau lo pacarnya si Lara," celetuk Iben.
Kini mereka—Abi, Cakra, Iben, dan Leo—sedang berada di distro. Sepulang sekolah mereka sepakat langsung menuju distro, sudah sekitar 4 jam mereka di sini dan selama itu pula mereka membantu Leo membungkus pesanan yang akan dikirim besok.
"Sejak kapan lo punya pacar, Le?" tanya Jeff yang sedang mengurus resi yang akan ia cetak. Laki-laki itu menoleh sekilas pada Leo yang sedang melihat laporan penjualan selama ia tidak mengurus distro.
Leo hanya menggedik bahunya. Ia sedang fokus memeriksa catatan penjualan harian, meski Leo sudah tau bahwa Jeff tidak akan mengecewakannya, tetapi tetap saja ia harus memeriksanya dengan cermat.
"Jeff, lo kalau mau pulang nggak apa-apa. Kali ini biar gue yang handle," ucap Leo mengalihkan pembicaraan.
"Nanggung. Abis ini gue juga pulang," jawab Jeff.
Leo mengangguk lalu mengalihkan pandangannya pada tiga orang yang baru saja menjadi temannya. "Lo bertiga juga kalau mau pulang, balik aja."
"Santai, Le," ucap Iben masih menata beberapa paket yang sudah terbungkus rapi.
"Emang mau tutup jam berapa, Le?" tanya Abi yang sedang merebahkan tubuhnya. Laki-laki itu baru saja terbangun dari tidurnya.
Leo melirik jam tangan di pergelangan kirinya. "Jam 7. Gue soalnya mau cek ulang."
"Gue kira lo udah pulang, Cak," ucap Abi ketika melihat Cakra sedang membantu Iben.
Cakra menoleh sekilas, "Belum," jawabnya singkat.
"Kalian mau makan apa?" tanya Leo. Ia hampir lupa menawarkan makanan kepada teman-temannya.
"Gue nasi padang sebrang, Le," sahut Jeff.
"Gue ngikut aja. Tapi enak nggak?" ujar Abi. Laki-laki itu kalau soal makanan nomor satu.
"Enak. Gue suka beli," jawab Jeff.
"Gue juga dah nasi padang. Nyobain," ucap Iben.
"Kalau lo, Cak?" tanya Leo.
"Samain aja," jawab Cakra.
"Oke." Leo segera bergegas dan menuju rumah makan padang yang berada tepat di sebrang distronya.
"Uda, nasi padang kayak biasa, empat bungkus. Jus jeruknya juga," ucapnya.
"Sip. Mau nunggu apa dianterin?" tanya Uda yang sudah hafal dengan kebiasaan Leo. Terkadang baik ia maupun Jeff memang minta pesanannya untuk diantar, hanya ketika rumah makan padang Uda sedang ramai dan pelanggan distro sedang banyak.
"Nunggu aja, Uda," jawab Leo, "tumben belom abis?" tanya Leo.
"Ini baru bakar ayam lagi," jawab Uda, "liburan kemarin saya liat cuma ada si Jeff."
Leo tertawa hambar, "Libur dulu, Uda."
"Tapi distro tetep buka," sahut Uda.
"Saya doang yang libur. Jeff mah nggak." Alibinya.
"Oh. Nih pesenannya, jadi sembilan puluh ribu," ucap Uda.
Leo mengeluarkan selembar uang seratusan dari dompetnya dan memberikannya pada Uda, "Makasih, Uda." ucapnya setelah Uda memberikan kembalian uang sepuluh ribu.
Leo masuk ke dalam distronya dan langsung menuju ke bagian belakang untuk menyerahkan empat bungkus nasi padang beserta jus jeruk kepada teman-temannya.
"Lah lo nggak beli, Le?" tanya Abi ketika mendapati hanya empat bungkus nasi padang di meja.
"Nggak, gue belom laper. Lo duluan aja," jawab Leo.
KAMU SEDANG MEMBACA
DOUBLE L
Подростковая литератураPemberontak. Sekiranya itulah kata yang pantas untuk menggambarkan seorang Leonardo Xaviero Rajendra. Laki-laki yang terkenal jauh dari kata basa-basi itu paling tidak suka dikekang dan diatur. Hidup dibeda-bedakan membuat Leo keras kepala dan tak...