Jangan lupa untuk vote, gak bayar juga gak nguras tenaga kalian kok, tinggal tekan bintang di pojok bawah🖤
•••
Dara mengambil ponselnya di atas nakas, ia mencari kontak Alvi. Elang berkata bahwa besok ia tidak bisa menjemput Dara untuk berangkat bersama, pilihan kedua adalah Alvi. "Apaan?"
"Assalamu'alaikum dulu ke Vi! Besok lo mau berangkat bareng gue gak?"
"Gue sama karina, "
"Yah? Aku dilupakan? Tega kamu mas!"
"Gak usah lebay! Katanya lo sama Elang?"
"Yah Vi, mendadak dia kagak jadi jemput gue besok! Lo mau ya? Bawa mobil kek,"
"Gak, mobil gue ada di bengkel. Sama supir lo aja kenapa?"
"Arghhhh! Awas lo butuh gue Vi!"
Dara membantingkan ponselnya kesal, benar yang dikatakan pesan tersebut bahwa Dara tidak boleh berharap terlalu tinggi dengan seseorang. Dara kembali mengambil ponselnya dan mengirimkan pesan.
To setan kali ah! : heh... Lo bener, gue itu jangan terlalu berharap ya? Malah jadi sakit hati deh:(
Dara menghela nafasnya panjang, tak lama dari itu suara notifikasi ponselnya berbunyi, orang itu membalas pesannya.
Setan kali ah!
Ucapanku tak main - main.
Tapi gue sedih nih, Elang sama Alvi sama - sama gak mau jemput gue masa?
Jangan egois Dara.
Lihat ke sekitarmu. Jangan hanya memandang orang itu dengan kebencian.
Hah? Apaan sih? Gak ngarti gue, Bagas maksud lo? Ogah ah! Tuh orang bikin gue pingsan tau gak?!
Terserah.
Jika kamu merasa kehilangan orang yang kamu cintai, kamu akan gelisah.
WHAT? Apaan sih maksud lo?
Kamu akan mengerti.
Gue pengen liat wujud lo deh.
Kita bisa bertemu.
Seriously?! Kapan? Dimana?
Satu bulan.
Ah kelamaan! Keburu gue dijadiin pacar sama si Elang!
Bersabarlah. Kita akan bertemu.
Oke, lo janji ya?
Baiklah.
Eh! Kasih gue clue dong, biar nanti gue bisa nebak.
Tidak ada balasan apapun, Dara membandingkan kembali ponselnya. Kemudian perlahan matanya menutup, padahal ini masih sore, setelah mandi dan melaksanakan sholat Ashar, Dara selalu mengantuk. Dan Dara saat ini sudah terlelap di alam bawah sadarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dara & Elang
Teen FictionDara tahu bagaimana rasanya berjuang dan jatuh. Dara pernah berjuang untuk kekasihnya, tetapi yang Dara dapat hanyalah amarah. Cinta itu sebuah proses yang memakan waktu. Dara telah banyak memakan waktu hanya untuk memperjuangkan cintanya yang tak t...