Pagi ini tak seperti pagi biasanya. Pagi yang biasanya sepi kini ramai oleh para manusia yang mengganggu Raffa yang tengah tertidur pulas.
"Happy birthday to you! Happy birthday to you! Happy birthday, happy birthday. Happy birthday to you ...!"
Raffa membuka matanya, menyernyit. Dia beringsut duduk dengan mata yang menatap tak suka beberapa orang yang tersenyum manis di depannya. "Ngapain kalian disini?"
"Kita mau mengucapkan selamat ulang tahun lah! Alicia yang undang!" Jawaban dari mulut Rangga sontak membuat Raffa memandang Alicia yang menyengir lebar.
"Selam—"
"Minggir!" Belum sempat Rangga mengucapkan selamat ulang tahun kepada Raffa, Alicia sudah mendorongnya. Gadis itu tersenyum manis lalu menjabat tangan Raffa. "Selamat ulang tahun Raffa! Semoga sehat selalu dan panjang umur!"
"Thanks,"
Rangga menatap tak suka Alicia yang malu-malu. "Tumben amat doanya pendek."
"Yeeh! Alicia mah udah ngucapin duluan kemaren. Di chat juga! Ya 'kan Raffa?"
"Iya, Al." Alicia memeletkan lidahnya kepada Rangga.
"Kalian mau ngucapin selamat ulang tahun atau berantem sih?! Minggir deh!" Reyhan melerai perdebatan tak penting Rangga dan Alicia lalu tersenyum simpul ke Raffa.
"Happy birthday Bro. Semoga keinginan lo terkabulkan."
Raffa ikut menyinggungkan senyuman kecil. "Thanks, Rey."
"Btw, apa keinginan lo tahun ini?" Raffa bergeming, enggan menjawab.
"Raffa ...." Raffa menoleh, menatap Alicia yang menatapnya penuh penasaran sebelum akhirnya mengangguk pelan. Setelah terdiam sejenak dan menghela nafas, barulah Raffa menjawab.
"Gue harap ..., gue bisa bertemu Mama."
Suasana yang tadinya bahagia kini berubah sendu karena perkataan Raffa. Bahkan Mely, yang berdiri di ambang pintu tak jadi berjalan masuk.
"HBD Raffakuh ...! Nggak nyangka lo udah tua aja ya, Bro! Astaga, Raffa gue udah gede!" Untung saja ada Rangga yang mencairkan suasana. Dia dengan tampang sok imutnya berseru heboh.
"Semoga lo nggak jadi kulkas hidup lagi deh di tahun ini!"
Alicia menatap Rangga. Ternyata terkadang Rangga ada gunanya juga.
Raffa mengangguk pelan. "Thanks ..."
"Eh, Mama! Kenapa diam disitu? Sini kasih kado buat Raffa." Mely terkejut. Wanita itu masih mematung di tempat. Hingga akhirnya Alicia menarik tangannya agar mendekat ke Raffa.
"Kado Mama pasti yang paling spesial!"
Mama. Kata itu sudah tak asing di telinga Mely karena Alicia selalu memanggilnya itu.
"Sel-selamat ... ulang tahun ..., Sayang." Hanya kata itu yang keluar dari bibir Mely. Dia menatap Raffa sekilas sebelum menunduk.
Raffa tak menjawab, membuat Alicia mencubitnya. "Raffa ..."
Setelah menghela nafas, Raffa menjawab ketus. "Iya."
"Raffa!"
"Terima kasih ...," Raffa menghela nafas lalu kembali berucap. Mengeluarkan kata tersulit yang akhirnya keluar dari bibirnya karena desakan Alicia. "Ma-ma ..."
Mely mengangkat kepalanya, menatap tak percaya Raffa yang membuang muka. Benarkah Raffa ...
"Sama-sama, Sayang."
KAMU SEDANG MEMBACA
Firstlove Seorang Iceboy [END]
Teen FictionRaffael Alexander atau biasa dipanggil Raffa. Seorang lelaki yang identik dengan sifat dingin dan cuek, membuatnya mendapat julukan si muka tembok dan si kulkas berjalan. Raffa banyak dikejar gadis-gadis cantik, tetapi dia tidak pernah sekalipun mem...