"Perkenalkan namanya Mark, dia adalah adikku, " Ucap Jaehyun sambil merangkul bahu yang lebih muda.
"Jae, kau merangkul siapa? Tidak ada orang disebelahmu Jae, "
Jaehyun langsung melihat kearah Mark, apa yang salah dengan hyungnya itu. Jelas-jelas Mark ada di sampingnya tersenyum cerah kearahnya tapi mengapa Doyoung tak dapat melihatnya. Jaehyun perlahan berjalan mundur menjauh dari Doyoung.
"Hyung, Mark ada disini! Kau tak perlu mengada-ada agar aku mau kembali ke rumah itu lagi, " Gertak Jaehyun sambil menatap sinis ke arah Doyoung.
Doyoung memeluk tubuh bergetar adiknya dan mengusap-usap punggungnya agar lebih tenang. Ia menangkup pipi adiknya lalu mengecup pipinya sekilas, Jaehyun hanya bisa terdiam pasrah.
"Hyung tidak bermaksud seperti itu saeng. Tapi memang tak ada orang di sampingmu, " Ucapnya dengan nada yang sangat lembut.
"Tidak kau pembohong! Tenang saja hyung setelah ini aku akan pergi jauh jadi berhentilah berbicara omong kosong! " Kedua bola mata Jaehyun terlihat gusar tak beraturan.
"Jangan tinggalkan hyung saeng, kau ingin hyungmu ini ditemukan tidak bernyawa di kamarmu? " Lirih memang tapi tetap saja dapat membuat hati Jaehyun semakin gusar, ia tau sekali bagaimana kakaknya itu. Dia adalah orang yang sangat nekat jika bersangkutan dengannya.
"Ayo pergi bersama hyung, hanya kita berdua dengan Mark, Jeno, dan Jaemin, "
Tubuh Jaehyun mulai bergetar di dalam pelukan kakaknya, yang lebih tua berusaha menenangkan adiknya dengan cara mengusap lembut punggung adiknya. Mana mungkin ia bisa menolak permintaan sangat adik, karena sesungguhnya ini lah yang ia ingin kan. Mana mungkin ia membiarkan adiknya itu berkeliaran sediri di luar, apalagi dengan fisik dan psikis yang sedang terguncang seperti ini. Ia tidak mengatakan adiknya gila, tapi ia menyadari adiknya hanyalah manusia biasa.
Walaupun ia tak tau pasti apa yang di rasakan oleh adiknya itu, tapi ia berusaha memahaminya. Bayangkan saat efek racun yang diberikan kepada adiknya belum sepenuhnya pulih, luka baru datang menghujaninya. Harga dirinya di jatuhkan secara paksa, lelaki berparas kelinci itu berusaha untuk terus berada di sisi adiknya. Setidaknya ia bisa melindunginya jika berada di sisinya.
"Lakukan apapun yang kau mau saeng. Asalkan jangan tinggalkan hyung, " Ucap Doyoung dengan penuh ketulusan.
"Baiklah hyung rencananya besok kami akan berangkat ke Amerika, hyung jangan lupa berkemas. Dan aku minta hyung jangan memberitahu siapa pun, " Jaehyun menatap Doyoung dengan tatapan memohon.
Mana mungkin seorang kakak sepertinya bisa mengabaikan permintaan sang adik yang sangat ia sayangi, tentu saja tidak. Di dunia ini terdapat beberapa jenis kakak, Doyoung sudah mencoba kedua jenis dari beberapa jenis itu. Ia pernah menjadi kakak yang sangat acuh dan selalu melukai perasaan adiknya, tapi semenjak kejadian yang merenggut nyawa adik pertamanya ia memutuskan untuk berubah. Terlebih lagi setelah Tuhan mengirimkan seorang anak kecil yang seumuran dengan adiknya, sekarang ia telah berubah menjadi seorang kakak yang banyak diidamkan oleh seorang adik.
Adik mana yang tak mau memiliki kakak sepertinya, kakak yang lembut, kakak yang penuh kasih sayang, kakak yang selalu perduli dan perhatian. Sepertinya para kaum adik yang tak pernah merasakannya akan langsung memohon kepada Tuhan untuk memberikannya kakak sebaik Doyoung sekarang. Walaupun dibalik semua ke berhasilannya menjadi seorang kakak yang baik itu ada titik balik yang menyakitkan, tetapi Doyoung tak pernah menyesalinya. Karena sekarang ia mengerti di balik hasil yang menakjubkan ia harus mengorbankan sesuatu yang berharga pula. Sekarang ia hanya perlu menjaganya, tanpa melepaskannya untuk yang kedua kalinya.
"Baiklah sekarang cepat selesaikan berbelanjanya, hyung akan mengantarmu pulang nanti," Doyoung mengusak surai madu adiknya yang dibalas dengan senyuman hangat oleh adiknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[END]Bad Brother -LTY . JJH
FanfictionSeorang anak lelaki yang sengaja di pisahkan dari keluarganya, kembali setelah memasuki usia remaja. Dengan secercah harapan, ia ingin keluarganya mengakui kehadirannya, terutama kakak pertamanya. Tapi siapa sangka takdir mempermainkannya. Dengan se...