2. Perdebatan Kecil

509 100 1
                                    

Sejeong menghela nafasnya kasar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sejeong menghela nafasnya kasar. Ingin sekali ia mengajukan protes untuk ke-sekian kalinya kepada sang Pengajar Seni Musik. Namun tatapan tajam sang Guru langsung mengurungkan niatnya.

Gadis bernama belakang Kim itu menatap Pasangan duetnya yang tengah duduk menatap ke arah luar jendela. Entah mengapa Sejeong juga ikut menatap ke arah luar jendela. Ah, sedang hujan rupanya. Apa Lelaki ini maniak hujan juga sepertinya?

Benar-benar merasa sial, Sejeong yang sangat menghindari Doyoung dan berniat mengalahkan Lelaki itu nyatanya malah menjadi pasangan dari Lelaki yang juga bernama belakang Kim tersebut.

"Apa kita hanya akan berdiam seperti ini terus sampai sekolah ditutup?" tanya Sejeong.

Doyoung mengalihkan tatapannya ke arah Sejeong. Ia mengangkat sebelah alisnya heran. "Bukankah kau yang mengajakku ke sini?" tanyanya.

Sejeong meringis pelan. Benar juga, ia yang mencari kontak Doyoung di grup kelas lalu mengirimkan pesan agar menemuinya di perpustakaan. Jujur saja, rencana awal Sejeong adalah mengajak Doyoung untuk  mengajukan protes kepada Guru Seni Musik agar mereka tidak lagi menjadi pasangan duet. Namun begitu berhadapan dengan Doyoung, kata-kata yang sudah disusunnya tadi hilang begitu saja.

"Jika kau memintaku untuk membantumu mengajukan protes kepada bu Taeyeon, maaf aku tidak bisa membantu," ucap Doyoung lalu berdiri dari tempat duduknya.

Sejeong berdecak kesal. Situasi perpustakaan yang sunyi membuat ia berani mengeluarkan suara dengan volume yang kuat, nyaris berteriak.

"Ah, tentu saja kau tidak mau membantuku," ucap si Gadis dengan suara yang sengaja dikeraskan agar Lelaki yang berjalan meninggalkan perpustakaan itu dapat mendengarnya. "Dengan ini kau bisa mengalahkanku sekali lagi. Benar begitu, Kim Sempurna Doyoung?"

Doyoung berhenti melangkah. Ia mendengus, bibrirnya terangkat membentuk senyuman remeh. "Aku bahkan bisa mengalahkanmu dengan cara yang lebih mudah dibanding cara rendahan seperti yang kau pikirkan," ucapnya lalu kembali berjalan meninggalkan Sejeong yang semakin emosi.

"Oh, ada satu lagi." Doyoung menghentikan langkahnya kemudian menolehkan kepalanya sedikit ke arah belakang, memperlihatkan senyuman remeh yang tadi sempat ia sunggingkan.

"Aku tidak tahu ternyata kau benar se-childish ini."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Your Lie in April - Dojeong [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang