Perempuan Memeluk Sepi dan Seorang Penyair yang Mati

1 0 0
                                    


Seorang perempuan memeluk sepi
Selapis air di sudut matanya
netes

Di depannya
Seorang penyair yang mencintai kata-kata melebihi hidupnya sendiri
lelap buat selamanya
"Kaulah penyair yang mati di bibir puisi."

Ia tak sanggup membayangkan
bagaimana melanjutkan perjalanan
Sendiri dan tanpa kata-kata

Memang,
Utang piutang antara mula dan akhir
tak pernah tuntas tak pernah lunas

Pada ruang yang lain
si penyair meminta
"Biarkan aku melihat senyum bulan sabitmu yang ayu.
Sebelum semua jauh melesat,
kemudian kita tertinggal,
jadi kenangan di antara pengembaraan."

Seorang perempuan memeluk sepi
Seorang penyair yang mati
Keduanya lesap di tubuh waktu



Gilang Alamsyah
19/3/19

Hujan Pagi HariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang