"Hei kawan...kau se...hah..dang bercanda kan...hah..? Kena...pa kau.. me..laku..kan ini? Kau..." Mike terbata-bata berbica akibat pukulan dari Ray.
"Apa aku kelihatan bercanda bodoh?" Ray melotot kepada Mike.
"R..Ray..kenapa kau melakukan ini?" aku sangat takut melihat wajahnya yang kasar. Sekarang wajah imut sudah menghilang ditelan oleh amarah kekejaman di tengah malam.
"Aku sudah bosan berpura-pura dan sekarang aku akan menyelesaikan semua ini. Mike sialan, andai saja kau tidak mengejar Talia lagi, mungkin aku bisa memaafkan sekarang. Tapi, sekarang tidak ada waktu lagi dan kau akan segera hancur.Hmmh..." Ray memberi perintah untuk mengikat Mike.
"Apa...apaa..an ini Ray?" Mike berusaha memberikan perlawanan meski tidak ada gubrisan.
"Kau...pilih dia atau aku. Jika kau pilih aku, aku akan membebaskanmu sekarang. Tapi, jika kau pilih dia maka tidak akan kubiarkan kau lepas karna aku akan segera menghancurkan Mike." Ray mengacungkan telunjuknya.
"Aku tak akan memilihmu dan sampai kapanpun tidak akan memilihmu. Kau itu pengecut hanya memanfaatkan situasi di kesulitan orang." aku membentaknya dengan keras.
"Oh...ya? Jadi perlakuan baik yang kuberikan kepadamu tidak berguna hah? Mike akan segera hancur karena aku yang akan menggantikan posisinya di perusahaan. Aku akan tampil di RUPS sekarang dan kau akan segera hancur Mike. Kau akan jadi gembel. Talia, jika kau mau ikut dia maka terpaksa aku juga akan menghentikan bisnis kita dan dapat kupastikan kau tidak akan pernah diakui lagi di kantor kecilmu itu." bola matanya membesar.
"Lepaskan dia Ray, dia tidak ada hubungannya dengan ini semua. Jika kau memang membenciku hajar saja aku jangan dia." Mike masih sempat-sempatnya membela diriku.
"Wanita ini murahan Mike. Hanya dengan memberikan dia namaku untuk menjadi nasabah dan memberi sikap baik aku bisa memanfaatkannya untuk menjebakmu. Kau juga bodoh, kenapa bisa tergila-gila dengan wanita serendah dan sejelek ini. Muka bulat dan badan buntal....Hahhh seleramu buruk sekali." mendengar ejekan ini membuatku naik pitam.
Tentu saja aku berdiri tegak dengan tangan yang masih terikat dan kuhantam Ray dengan badan yang dia sebut buntal itu. Pria berjenggot dan gondrong datang untuk membalas seranganku terhadap Ray dan aku berusaha sekuat tenaga mengandalkan bekal tinju yang tak seberapa karena bagiku amarahku lebih besar dari ukuran fisik dan tenaga mereka sekarang.
"Hebat juga kau Talia...hah..tadi kau kemana saja? Susah kaku ya lemak-lemak itu? Kau itu mirip babi gila sekarang. Kita lihat saja 4 orang lawan 1 cewe bagaimana jadinya...heh..heh..." Ray terkekeh dengan darah segar yang keluar dari lubang hidungnya kerena dia terhantam ke lantai.
"Bajingan kau...." aku memukul semua laki-laki tegap yang mengelilingiku sekuat tenaga tapi om botak hanya diam dan melihatku dengan sedikit ekspresi kasihan dan ketika si jenggot menarik rambutku si botak memukulnya dengan keras sampai muntah-muntah.
"Hei...Rud! Kenapa kau melakukan ini? Wanita ini yang harus dihajar sekarang!" si jenggot dan gondrong melihatnya dengan panas.
"Aku bukan orang yang mau memukul wanita karena itu sangat rendahan dan bagiku dia berharga. Siapapun yang menyentuhnya akan kuhajar sampai mati." om botak membelaku.
"Ha...apa-apaan ini? Sejak kapan kau menganggapnya berharga?" teman-temannya kelihatan bingung.
"Itu tidak penting sekarang. Pokoknya kalian tak boleh menyakitinya."
"Dasar penghianat....!" ketiga kawannya menghajar om botak dengan sekuat tenaga dan adegan pertarungan tak terelakkan. Aku berusaha membantu tapi rasanya aku tak mampu karena tenagaku saja tak sebanding dengan mereka. Tapi om botak kelihatan jago berkelahi dan mampu mengalahkan si gondrong dengan cepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
From ONS to Making Love (COMPLETE)
Storie breviDeskripsi tentangmu: Awalnya aku membencimu karena hari itu. Kamu membuat duniaku hancur seketika. Kau mengingatkanku pada kenangan lama yang menyakitkan juga. Tapi kau bilang kau tak akan melepaskanku. Seakan-akan aku ini adalah milikmu. Kau perlak...