Part 15

29 0 0
                                    

Sudah lama penantian alya saat ini, ingin rasanya dia menghampiri Rehan untuk mengambil rehan kembali sebelum hati rehan terisi penuh dengan kehadiran naznin. Alya akan melakukan apapun untuk memperjuangkan cinta nya itu karna hanya rehan lah yang bisa membuat Alya seperti ini meski janur kuning sudah melengkung bagi alya belum cukup untuk memperjuangkan sekali lagi sebelum Naznin mengandung anak rehan.

"Ayah cepat sembuh ya, biar bisa liat alya menikah dan bahagia dengan mas rehan". Ucap naznin sambil mengelus tangan ayahnya

"Iya nak, semoga ayah masih bisa melihatmu menikah dengan rehan dan ayah bisa ikhlas meninggalkan kamu".
Ucap ayah naznin

"Ayah jangan bilang seperti itu,ayah pasti sembuh kok". Naznin menatap mata ayahnya dengan lekat
Ia sudah tak memiliki keluarga selain ayahnya
Karna beberapa bulan lalu ibu beserta adik alya sedang mengunjungi rumah Nenek nya yang berada di Aceh
Tetapi siapa sangka waktu perjalanan pulang pesawat yang mereka tumpangi jatuh dan menghilangkan banyak nyawa termasuk nyawa ibu beserta adik alya dan karna itu juga ayah alya di rawat akibat memiliki riwayat jantung

"Rehan kok gak pernah kesini lagi ya nak,hubunganmu dengan nya baik kan dan kapan kalian menikah". Naznin selalu menghindari pertanyaan seperti ini takutnya jika ayahnya mengetahui akan semakin buruk keadaan ayahnya saat ini

Alya berusaha mencari topik lain agar ayahnya ini tidak menanyakan pertanyaan seperti itu lagi

"Ayah ayo kita ke taman ayah pasti bosan kan". Ucap alya membujuk

"Bener juga kamu, yaudah ayo".

Dan disinilah mereka berada
Ditaman rumah sakit yang berada di belakang rumah sakit tersebut
Tangan kanan Alya memegang kursi roda yang ayahnya duduki dan tangan kirinya membawa semangkuk bubur

Mata pak zam berhasil menangkap sosok yang ada di depan sebrang mereka namun alya masih tidak menyadari karna ia sekarang lagi disibukan dengan mangkok berisi bubur untuk ia suapkan pada ayahnya

"Lia,itu rehan kan?". Tanya ayah alya sambil menunjuk keberadaan rehan

Alya yang sedari tadi sibuk menyuapi ayahnya kini ia mencoba melihat arah yang ditunjukan oleh ayahnya
Dan benar rehan sedang berada di sana

"Nak rehan kemarilah nak". Tangan ayah alya menandakan jika ia tengah memanggil rehan

Rehan yang merasa dia sedang di panggil dia pun segera menoleh dan mendapati dua orang yang disebrang nya lalu ia berjalan mendekati mereka

"Assalamualaikum om". Ucap rehan dengan mencium tangan pak zam ayah alya

"Walaikumsalam nak". Pak zam menjawab salam rehan dengan senyum senang

"Bagaimana keadaan om sekarang". Tanya rehan

"Lebih baik dari kemarin nak rehan". Pak zam tetap memandangi rehan dengan senyum

"Nak umur om sudah tidak lama lagi, saya harap kamu bisa menikahi putri om agar om bisa meninggalkan alya dengan ikhlas karna om yakin hanya kamu lah orang yang pantas untuk menjaga alya".

Rehan sudah tidak tahan lagi dengan mencoba pura pura menutupi status pernikahan nya dengan naznin

Rehan melirik mata alya dan ia bisa menemukan isyarat agar dia tidak mengatakan hal yang sebenarnya

"Maaf om, rehan sudah punya istri". Ucap rehan dengan hati hati

Alya tidak percaya apa yang dikatakan oleh rehan barusan.

"Ja-jadi nak rehan sudah menikah? Kenapa tidak bilang dari kemarin kalau seperti ini saya tidak akan mengharapkanmu menjadi menantuku". Ucap pak zam dengan menekan dadanya yang terasa perih

Ikhlas Mencintaimu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang