15. Ekskul

34 9 17
                                    


Sebelum baca klik bintang dulu yuk^_^
🌟🌟

Happy Reading❤
^
^
^
^
^
^
^

"Ada apa kak?"  tanya Dhisty sopan. Matanya mengarah ke lembaran-lembaran kertas yang di genggam Dio.

"Tadi pembina ekskul nyuruh gue cari tiga orang lagi untuk ke kelas-kelas buat ngedata ulang anggota lama dan juga nyari anggota baru."

"Ooh, btw makasih ya kak udah nunjuk Dhisty,"  ucapnya sambil tersenyum ke arah Dio.

"Sama-sama, emang kenapa?"  tanya Dio penasaran.

"Emm nggak ada kok kak, cuma males aja belajar kimia,"  jawab Dhisty jujur.

"Nggak boleh malas kalo belajar, paham?" ujar Dio lembut.

"Hehe oke deh kak."

"Pinter." Dio mengacak lembut puncak kepala Dhisty membuatnya tertegun sejenak.

"Ayo ke ruang musik."

"Eh emm... iya kak," ucap Dhisty sedikit gugup karena salah tingkah.

Sesampainya di ruang musik

"Eh, ada kak Icha!"

"Hai Dhis, sini!"  Dhisty berjalan menghampiri Icha yang sibuk memasukkan kertas-kertas ke dalam map. Di sana terdapat beberapa map dengan warna yang berbeda-beda.

"Tungguin dong! Udah mulai ya?"  tanya seorang cewek yang baru saja masuk.

"Belum kok Yas,"  sahut Dhisty.

Kemudian Dio menghampiri
mereka bertiga.
"Jadi sekarang kita bagi tugas. Gue ke kelas 10 Ipa, Icha kelas 10 Ips, Triyas kelas 11 Ipa dan Dhisty kelas 11 Ips."  perintah Dio tegas selaku ketua dari ekskul musik.

"Terus yang ke kelas 12 siapa?"  tanya Icha yang merupakan wakil.

Dhisty mengangkat tangannya,
"Dhisty aja kak."

"Berdua sama gue biar cepet selesainya,"  timpal Dio.

"Okey deh kalo gitu, yuk!"  ajak Icha keluar ruangan.

"Oh iya Dhis, kita ke kelas 12 aja dulu gimana?"

"Boleh," jawab Dhisty cepat.

Dhisty dan Dio pun berjalan menuju kelas 12 yang berada di lantai dua. Ada desiran aneh yang Dhisty rasakan saat berjalan di samping kakak kelasnya itu.
'Kok gue aneh gini ya? Ingat Dhisty, elo itu cuma kagum, nggak lebih!'  batinnya.

Dhisty memasuki kelas 12 Ipa bersama Dio hingga kelas 12 Ips. Banyak ocehan dan pujian siswa siswi saat mereka memasuki kelas satu per satu.

"Eh itu Dhisty anak 11 Ipa 1 itu kan?"

"Wahh mereka keliatan cocok deh,"

"Dhisty manis banget ya ampun!"

"Beruntung banget Dio bisa deket deket Dhisty."

"Sok cantik banget sih pake deketin cowok gue,"

"Kalah telak deh gue ama dekel!"

Sekarang mereka menuruni anak tangga menuju kelas 11.

"Yang tadi anggap angin lalu aja."

'Jadi kak Dio denger semua ocehan makhluk tadi?'

"Eheh iya kak." Dhisty menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

Senja Terakhir (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang