“Saya memang suka mengacaukan hidup orang, walaupun hidup saya ikut hancur bersamanya.”
***
“KOK kamu ngomongnya gitu?” Nadia menanggapi dengan tidak suka. “Kamu mau pergi? Tunggu!” Perempuan itu menatap tajam Dodit. “Jangan-jangan kamu pengin melarikan diri? Kamu berubah pikiran dan pengin meninggalkan aku, 'kan?”
“Bu-bukan itu.” Dodit menggelengkan kepala. Gugup melihat air mata yang mulai mengenang di mata Nadia. “Kamu salah paham.”
“Bilang aja!” bentak Nadia dan mengepalkan kedua tangan. “Jadi aku bisa memberitahu semua orang kalau pernikahan kita batal. Jadi aku nggak perlu menanggung malu untuk kedua kali.”
“Aku nggak melarikan diri!”
Dodit menenangkan Nadia yang emosi. “Kamu nggak percaya sama aku? Aku nggak akan membuat kamu terluka. Aku janji kamu akan menjadi pengantin yang paling cantik pada hari itu.” Dia mengucapkan dengan sungguh-sungguh.
“Bohong!” desis Nadia.
“Benaran. Aku janji di hari itu kamu akan menjadi isteri untuk seorang lelaki yang beruntung.” Dodit mengikrarkan janji. “Tolong deh kamu percaya sama aku.”
Kemarahan Nadia mereda. Setelah memastikan Dodit serius dengan ucapannya. Setelah Nadia mendengar lelaki itu berjanji.
“Kamu yakin bukan playboy waktu SMA?” sindir Nadia. “Jangan pernah ngomong kayak gitu sama perempuan lain. Mereka bisa salah paham.”
“Aku mengucapkan itu cuma pada satu orang,” sahut Dodit.
“Sama siapa?” tanya Nadia penasaran.
Namun Dodit tidak bisa memberikan jawaban karena Husein dan Rahma terlanjur datang ke bangku mereka. Husein yang tadi kalah taruhan terpaksa meminjam motor Dodit untuk membeli kue klepon.
“Ya Allah. Panas banget harinya,” keluh Husien. Duduk bersila di rerumputan dan memberikan kantong kresek kepada Nadia. “Neh! Lo tuh yah, kalau penginan suka banget mendadak.”
Wajah Nadia sumbringah saat membuka kotak kertas yang berisikan klepon.
“Entar gue ileran! Besok Mama sama Papah bakal mengurung gue di dalam rumah.” Dia mengambil tusuk gigi. Menusuk satu klepon dan mendaratkan ke dalam mulut. “MasyaAllah, enak banget.”
Rahma juga memakan klepon. “Gue beli di depan kantor pos. Biar nggak nge-hits kayak klepon Mbah Ningsih tapi ini juga enak!” Dia memberikan pujian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodoh Terbaik Nadia [End]
Spiritual"Kamu membuatku hanya memiliki satu pilihan. Melepaskan kamu, itu yang bisa aku lakukan." - Nadia Humaira Nadia Humaira adalah perempuan yang terobsesi dengan penyempurnaan diri. Dia tidak mempercayai cinta walaupun umurnya sudah siap untuk menikah...