Chapter 1

3.8K 282 35
                                    

Tokoh dalam cerita ini adalah milik Tuhan, dirinya sendiri, keluarga masing-masing, dan SM Entertaiment. Saya hanya meminjam nama mereka untuk kepentingan cerita ini. Jika merasa cerita anda mirip saya tidak berniat mengcopy cerita anda karena ini murni dari imajinasi saya.

Warning : Typo bertebaran !

Check this out !

.

.

.

Di sebuah ruangan terdapat dua laki-laki berbeda usia duduk saling berhadapan. Yang lebih muda tersenyum sambil memberikan dokumen kepada yang lebih tua. Sedang yang lebih tua tersenyum akan mengambil dokumen itu tapi yang lebih muda mehanannya dengan cepat. Ia tidak bisa memberikan dokumen itu secara cuma-cuma karena yang lebih muda masih menginginkan sesuatu.

"Aku akan memberikannya dengan satu syarat," kata yang lebih muda tenang.

"Apa syaratnya? "

"Anda tahu keuntungan bangsal VIP cukup besar. Ini rumah sakit milik Appa-ku dan otomatis rumah sakit ini menjadi milikku sekarang. Meski aku yang meminta anda yang mengelolanya," kata yang lebih muda.

"Aku tidak mengerti kenapa kau mau menyerahkan pengelolaan ini padaku? " tanya yang lebih tua.

"Kim Samchun, kau sudah bekerja keras selama ini. Aku bahkan tidak enak jika harus menyerahkannya kepada anda. Tetapi anda tahu meski aku berada di pertengahan usia tiga puluhan aku belum cukup baik mengelolanya. Aku minta maaf untuk itu. "

"Kau memang anak si Jung. Ngomong-ngomong apa syarat sebelum aku setuju dan memberikan kepercayaan padamu?"

"Keuntungan bangsal VIP harus jadi milikku seutuhnya. "

"Untuk apa uang itu? "

Yang lebih muda tersenyum, "Seperti konglomerat lainnya, uang itu untuk simpanan."

"Baiklah, tapi rumah sakit kita sedang kekurangan Dokter. "

Yang lebih muda tersenyum, "Aku akan mengatasi masalah itu. Lagipula kita membutuhkan dokter yang akan mengurus bangsal VIP. "

.

.

.

Empat pemuda sedang membaca dengan seksama kertas di depan mereka masing-masing. Meneliti kata per kata agar tidak ada yang terlewatkan satu pun. Satu orang menghela nafas, satu lainnya menggaruk tengkuknya.

"Intinya apa?" kata pemuda dengan mata kelinci.

"Kau mau memperbudak kami?" tanya yang paling tinggi di sana.

"Kau bahkan tidak mengatakan kalau kau konglomerat dan rumah sakit ini sudah atas namamu. Sekarang kau ingin memperalat kami? " tanya pemuda yang berwajah dua dimensi.

Pemuda dengan dimple-dimple di kanan dan kiri pipinya tersenyum. "Kalian setuju atau tidak? "

"Kau akan menggaji kami berapa? " tanya pemuda yang sejak tadi diam saja.

"Dua kali lipat gaji tahunan, " kata pemuda berdimple itu.

"Ya!  Kenapa tidak bilang dari tadi? " kata yang paling tinggi.

"Seharusnya kau taruh di atas sendiri hal seperti itu!" kata yang berwajah dua dimensi.

"Aku tidak mungkin berhenti jadi aku setuju saja," kata pemuda bermata kelinci.

"Kita mulai bekerja kapan?" tanya pemuda terakhir.

"Sampai jumpa minggu depan! "

.

A Calm WaterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang