Èrshíbā

40 4 0
                                    

Happy Reading!


-II-


"Selamat pagiiii." Zura memasuki kelasnya dengan semangat 45, gadis itu segera duduk di bangkunya bersama Nela.

"Tumben lo." Sindir James yang dihadiahi Zura dengan kecupan jauh membuat James bergidik ngeri melihatnya.

"Semangat banget lo, ada apaan?" Zoe dan Nela mendatanginya.

"Ehehehe. Hari ini bunda gue masak."

"Aelah, kirain apa. Btw tadi lo berangkat sama siapa deh?" Nela bertanya kepo. Ia segera mendudukkan diri di bangkunya, ingin mendengar penjelasan Zura lebih lanjut.

"Adek gue."

"Hah? Demi apa?" Zoe menggebrak meja tidak biasa, membuat James dan Ali yang sedang bermain gutar di belakang kelas bersungut tidak senang.

"Iya, itu adek gue." Ujar Zura sambil tertawa renyah.

"Sumpah?! Yah, adek kelas dong?" Nela tampak kecewa.

"Iya, kelas 9 sekarang."

"Ganteng banget anjir." Zoe masih tidak dapat menyembunyikan kekagumannya, gadis itu memperlihatkan matanya yang berbinar senang.

"Jarak 2 tahun woy. Kok malah demen berondong." Teman-temannya ini memang tidak mengingat umur jika sudah menyangkut cogan.

"Ah enggak apa-apa deh, dedek gemes gitu." Nela masih menyangkal. Biarlah batin Zura toh ia tau bahwa teman-temannya ini sebentar lagi akan melupakan adiknya dan mencari spesies cogan lain.

"Ra nanti ada latihan nggak?" Arka teman sekelas sekaligus se-extra bertanya pada Zura.

"Belum tau, Mr. Baek belum kasih kabar."

"Yaudah kalau udah nanti bilang ya."

"Iye."

"Eh Ra. Kantin yuk?" Nela mengajaknya ke kantin berniat untuk memesan segelas minuman karena sekolah baru memperbolehkan mereka pulang jam 10 siang. Zurapun lantas mengangguk dan mengeluarkan ponselnya menghubungi Hazel terlebih dahulu.

"Haze, gue kantin bareng temen kelas."

Tidak lama muncullah balasan dari Hazel gadis itu mengiyakan. Lagipula Zura akan sangat malas jika disuruh pergi ke kelas Hazel.

Cari mati apa?

Kelas Hazel adalah kelas Leo, sungguh Zura masih sangat malu dengan kejadian tadi malam.

Di perjalanan menuju kantin Zura dapat melihat seorang siswi yang baru-baru ini ia kenal bernama Mika. Gadis cantik yang kata Kevin adalah pacar Leo tetapi lelaki itu tidak mengakuinya.

"Guys itu Mika bukan?" Zura bertanya kepada teman-temannya.

"Cantik ya, sayang pendiam."
Komentar Nela mulai menilai.

"Masak iya?" Zoe jadi ikut penasaran.

Mereka sudah memasuki kantin dan segera mencari tempat duduk.

"Iya kata temen gue anak IPA 2 kan sekelas. Pinter gitu anaknya enggak salah sih masuk IPA 2."

"Oh... Pesen gih Zoe. Hehe."
Zura memasang senyum polosnya, Zoe yang merupakan ketua kelas tersabarnya itu menghembuskan nafas pasrah.

"Iye. Tapi...?"

"Iya-iya hari ini gue traktir." Zura memutar bola matanya jengah dan mengambil selembar uang biru dari saku seragam sekolahnya.

Less Than Relationship (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang