LEA'S POV
" maaf bu, saya sudah selesai menangani masalah saya tadi. " ujarku yang sudah berada di depan Bu Lie bersama Jack.
" baik, lain kali kamu sebagai murid harus disiplin. silahkan duduk " jawab Bu Lie dengan tegas dan berwibawa, sambil mendorongkan kaca matanya naik ke atas.
Aku menghela nafas aman dan berjalan ke bangku kosong yang ada di paling depan kelas bersama Jack.
" Eittts, Jack! Apakah saya sudah mengizinkan kamu duduk? :) " Bu Lie memandang Jack dengan tajam, Jack pun kembali berjalan ke depan Bu Lie dengan enteng.
" Ok " jawab Jack dengan ringan.
" Sekarang berikan alasanmu kenapa kamu terlambat di jam begini? " Bu Lie bertanya dengan pedas.
" tadi saya dipanggil Lea buat membantu nge print soal kisi kisi ulangan " jawab Jack sambil melirik ke arahku.
ANAK ITU MINTA DIHAJAR ATAU DIAJAR?! UDAH BAIK KASIH DIA NYALININ JAWABANKU DAN INI HASILNYA?! LIAT SAJA NANTI..
" apakah itu betul Lea? " tanya Bu Lie yang kacamatanya mulai turun lagi dan ia menaikkan lagi dengan mata tajamnya.
" e.. eh.. iy.. iyaa bu " jawab ku dengan bertutur.
" baik silahkan duduk " lanjut Bu Lie, Jack hanya berjalan dengan enteng, senang, plus senyum sinisnya!
Pelajaran pun dimulai dan berakhir dengan cepat,,
Selesai pelajaran Bu Lie, aku pun langsung berjalan ke arah Jack dan menjewer telinganya.
" eh buntal sakit tau! " omel Jack yang berteriak kesakitan
" peduli amat? " lanjutku dengan senyum sinis
" iya iya maap lah " matanya memandang sikap memohon
" bodo " celetukku dengan singkat yang langsung berjalan melewatinya, lebih tepatnya meninggalkannya.
Aku berjalan ke lorong kelasku untuk mencari Lorey dan Emi, aku mengangkatkan kaki ku dengan ringan. Di lorongan yang ku lewati banyak manusia manusia yang sedang mojok. *oops maap jomblo*
Dari jauh sini aku sudah bisa melihat bentuk badan Lorey dan Emi yang sedang nongkrong dipojok entah nongkrong apaan. Lorey badannya tinggi pake banget, kulitnya tidak se-tanning Emi. Rambutnya berwarna cokelat kemeraham yang keriting ikal di ikat satu seperti ekor kuda. Sedangkan Emi kulitnya tan, badannya tidak setinggi Lorey tapi hot kok *kedip mesum* , warna rambutnya persis sama kayak Lorey cuman ia membiarkan rambutnya lepas menutupi belakangnya, rambutnya bergelombang badai.
Aku berjalan mendekati mereka dan menyapa, " hoiii " sapaku.
" yoyo mama " seru Emi dengan senang penuh canda serta tawa, sepertinya ia lagi ada mood.
" yoyo papa " Lorey mengikuti nada bicaranya Emi tadi cuman diganti dari mama ke papa.
Aku hanya tertawa seringai melihat kelakuan mereka. I love them anyway.
Kami sudah complete dan langsung berjalan menuruni tangga dan bergerak ke arah seperti biasa.
Kantin.
Suasana kantin cukup ramai, sempit dan banyak orang pula mendesak karena pada ngantri makanan. Ada yang dorong sana dorong sini. Ngantri disitu cukup panjang bisa bisa waktu istirahat habis pun ada beberapa yang ga sempat membeli nya. Untungnya tetangga Lorey dulu orang kantin di sini jadi kami tinggak memesan lebih gampang dan tidak perlu mengantri berdesak disana.
" bu de, pesananku seperti biasa ya " teriakku yang dekat dengannya.
" oke " jawabnya tanpa menoleh wajahku karena saking sibuknya melayani murid lain. Aku segera menaruh uang di atas meja nya dan tinggal menunggu. Beberapa menit kemudian Bu de langsung memberikan aku makanan seperti biasa yang selalu ku makan. Spaghetti,
Aku berjalan keluar dari desakkan orang dan menunggu Lorey dan Emi saja.
Dubruakkkkkkkkkkkk
Aku hanya mendengus kesal dengan kelakuan perempuan yang menabrakky barusan. Ia menundukkan kepalanya melihat makananku yang yang jatuh berserakan di lantai. Aku belum melihat wajahnya.
Ia mengangkat kepalanya dan menoleh ke wajahku dan ternyata ia Elis. Zz.
" eeeeh Lea! Gila maaf banget ya, tau lah ya kan pada dorong dorongan dikantin buat ngantri dan aku salah satu korban dorongan. Maaf ya " ujarnya dengan muka memelas.
Tampang mukanya seperti sengaja menjatuhkan makananku.
Aku hanya memberikan ia wajah datar ku dan berkata, " yaya "
Elis berhendak meninggalkanku dan berjalan melewatiku dengan ringan dan santai. Entah mengapa aku merasa ia sedang bersenyum sinis sekarang walaupun aku tidak melihatnya, erghhh geram deh
" yok cabut, eh btw makanan mu mana? " seru Emi yang baru saja datang di depanku dengan makanan kesukaannya, minumannya serta yoghurt. *tipikal cewek diet*
Gue bingung deh kenapa ya cewe tuh suka banget ngatain my boyf is food atau i cant live without food atau food is my everything atau my lover is food atau dan lain lain deh tapo tetep aja ngakunya gendut mau diet kebanyakan makan padahal masih kurus langsing gitu maigat.-. Serah deh.
" jatoh dibikin nenek sihir " jawabku dengan tinggi dan kesal serta melipatkan kedua tanganku di depan dadaku.
" duh keknya ada yang butuh pangeran nih " lanjut Lorey yang baru datang, yang ini mah beda. Lorey bodo amat dia mau makan seberapa banyak. Ia bukan tipikal cewek yang perhatiin berat badannya ckck aku lebih suka yang ini.
" jadi gak mau beli lagi nih? " tanya Emi yang berusah lebih serius lagi.
" ngga deh, ga mood lagi gue. Cabut yok " jawabku yang kangsung meninggalkan mereka dan jalan lebih duluan, Emi hanya memberikan wajah whatever.
Kami bertiga berjalan ke tempat biasa dimana kami sering nongrong, taman belakang sekolah.
Suasana disana indah, sepi, PEACE lah PEACE HAHAHA.
Banyak juga yang pacaran pada mojok disini. Tapi gapapa deh, jomblo ngaku aja jomblo oopss *sakit* ckckc.
Kami mencari bangku kosong dan langsung duduk.
Kami melahap makanan kami dengan lezat sambil curhat curhatan.
----------
Maap re update. Tadi ada kesalahan teknis, cuman ke upload setengah dari cerita. Jadi sorry ya, ohya kami lagi bikin cerita fiksi remaja baru nih judulnya ' My Boy Is A Nerd ' baru bikin deskripsinya doang sih belum mulai chapter pertamanya. Coba dibaca aja deh sinopsisnta siapa tau bagus kan *add to library*.
Vomments ya, makasih.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Overseas
HumorLea Grace Richardson mendapatkan beasiswa belajar di salah satu Universitas San Diego. Ia bertemu seorang lelaki popular di kampusnya dan amat amat bad boy, Jack Johnson Morrison. Ia merupakan salah satu sasaran di blacklist nya Jack, siapapun yang...