Chapter 31: Air mata

417 37 12
                                    

Sudah beberapa hari, minggu bahkan bulan Ara dan Rey lewati bersama. Mulai dari harus kontrol kondisi jantung Ara dengan Farel selama tiga kali.

Lalu, menuruti keinginan Ara. Semua itu perlahan sudah terlalui. Masalah-masalah kecil pun ada. Dan kini, usia kehamilan Ara sudah masuk lima bulan.

Juga, kabar gembira, Ali pun sudah dipercaya mendapa momongan, terbukti dua hari setelah mengambil cuti seminggu, Sintya positif hamil.

Kembali pada Ara, wanita yang lama kelamaan perutnya semakin membesar itu, kini tengah duduk santai diruang keluarga sembari memangku si menggemaskan Mou.

Wanita itu sedang menunggu kedatangan suaminya yang tadi sedang membuatkan susu ibu hamil untuknya.

Dalam keadaan menunggu, suara ketukan pintu membuat Ara menoleh dan beranjak dari duduknya.

Perlahan pintu itu terbuka, menampilkan sesosok yang sudah tak asing baginya. Farel.

Ara mengalihkan pandangannya pada segelas susu putih ditangan Farel.

Farel kemudian menyodorkan susu itu pada Ara. Ara masih diam, heran.

"Lo lagi hamil kan? Yaudah nih minum susunya!" titah Farel dengan nada sedikit ketus. Katakan lah Farel ini sedikit labil, bahasanya selalu berubah-ubah.

Ara masih terdiam, sampai segitunya kah Farel? Susu hamil? Apa Farel membeli susu itu hanya untuknya?

Ara tau Farel menyukainya, tapi apa sampai sebegitunya?

"Buruan! Hargai dongg!" rengeknya sembari menyodor-nyodorkan segelas susu itu.

Ara ingin menerimannya, ia hanya ingin menghargai Farel, tapi bagaimana dengan susu buatan Rey nanti?

Tidak mungkin ia akan meminum keduanya.

"Sudah, ambil aja."

Suara itu membuat Ara menoleh kebelakang, didapatinya Rey yang tengah berjalan menuju kursi sembari membawa segelas susu.

Ara mengalihkan pandangannya pada Farel. Pria itu tersenyum lebar.

Ara kembali menoleh kebelakang, "terus susunya itu?" tanya Ara pada Rey.

Rey menggeleng sambil senyum, "Udah ambil aja itu."

Dengan pasrah, Ara mengambil susu yang dibawa Farel. Farel tersenyum senang.

"Makasih. Besok nggak usah bawain lagi!" ucap Ara seraya berbalik masuk.

Ketika Ara membalikkan badan, ia terkejut mendapati Rey yang tengah meneguk habis susu ditangannya.

Rey melirik Ara sembari menyengir, "Dari pada mubazir kan?"

***

Ali kini tengah berada dirumah sakit bersama istrinya yang sedang hamil satu bulan itu.

Hari ini jadwal Sintya check-up, Ali menyodorkan minuman yang ia bawa dari rumah pada sang istri yang nampak pucat akibat menunggu antrean.

Sintya menerimanya dengan senang hati. Ia sangat haus. Terbukti dengan air itu langsung habis seketika.

Ali berucap, "Sayang, aku ada kerjaan nih maaf ya? Em...nanti setelah ini kamu nggak usah pulang ya? Nanti kamu ke hotel Bintang empat ya?"

Sintya mengernyit heran, untuk apa dirinya kehotel? Ia pun bisa pulang sendiri.

Ali terkekeh melihat raut penasaran si istri, "Di hotel ada dokter spesialis kandungan yang baru datang dari Malaysia. Biar kamu nanti diperiksa dia, oke?"

Jodohku Ya Kamu[Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang