Di persimpangan jalan, tempat dimana anak lelaki ini telah lama duduk seperti sedang menanti seseorang dengan tatapannya yang sangat lirih jelas di matanya.
"Dafa, kamu dimana sih? Kenapa kamu nggak pernah ada lagi di hidup aku? Aku nyari-nyari kamu, tapi aku nggak ketemu sama kamu. Sebenarnya kamu dimana? Kamu baik-baik aja atau.. Kamu sudah nggak ada lagi?"
***
"Betrand!!!" Suara lantang dari depan rumah lelaki bernama Betrand ini sampai pada telinga orang yang ada di dalam rumah. Tak berlambat-lambat Betrand keluar dari rumahnya untuk menemui suara yang sudah tak asing lagi baginya." Dafa? " panggil anak lelaki yang bernama Betrand itu saat telah menemui temannya di depan rumah.
" Aku punya bola nih... Dan kamu tahu nggak? Bola ini dari Bapak. Baru beli loh.. Kita main bareng yuk di lapangan," ajak Dafa dengan sangat bersemangat.
" Wah, ayo kalau gitu," balas Betrand dengan senyum yang lebar untuk merespon ajakan Dafa temannya.
***
Sesampainya di lapangan, keduanya segera mengambil posisi masing-masing untuk mulai memainkan permainan bola mereka.
" Betrand! Kita one by one, yuk. Yang kalah traktir. Haha... Nggak, bercanda. Yang kalah, lari keliling lapangan bola ini 5 kali. Gimana? ", usul Dafa. Betrand mengangguk setuju.
" Siyap! ", balas Betrand semangat dan segera menendang bolanya untuk ke gawang lawan.
Permainan ini berlangsung sekitar setengah jam. Dan mereka juga telah mengetahui siapa pemenangnya berdasarkan skor yang telah tertulis.
Betrand mendapat skor 10, sedangkan Dafa mendapat skor 12. Jadi, pemenangnya adalah Dafa.
" Yeah, Betrand kalah. Ayo, Bet. Kamu harus keliling lapangan ", perintah Dafa dengan ekspresinya yang bahagia. Mendapati dirinya kalah, Betrand pun menjadi lesu.
" Ya ampun.. Ya udah deh. Berapa kali? ", tanya Betrand.
" 20 kali", jawab Dafa asal.
"Enak aja. Tadi katanya 5 keliling.. Kenapa jadi 20?", protes Betrand tidak tertipu. Mendengar balasan itu, Dafa pun tertawa lebar.
" Ya kamu sih aneh.. Kamu tahu lari keliling lapangan 5 kali, eh malah nanya lagi," balas Dafa santai. "Hehe.. Basa basi," ujar Betrand dengan tersenyum memamerkan barisan giginya.
Betrand pun mengelilingi lapangan 5 kali. Dan karena Dafa iseng, ia membuat Betrand jatuh dengan kakinya ke tanah. Dan Dafa bukannya nolongin malah menertawakan temannya itu.
" Ahahahahahhahhhhaa.... ", tawa Dafa menggelegar. " Dafa! Aku kejar kamu ya!" Alhasil keduanya saling berlari-lari karena Betrand mengejar Dafa dan Dafa dikejar Betrand.
***
Sore itu, sehabis bermain, Betrand duduk di kursi tamu rumahnya sambil mengelap keringatnya. Lelah juga ya, tapi seru bila diingat-ingat lagi.
" Betrand. Kamu habis main lagi ya sama Dafa? ", tanya wanita tua yang biasanya Betrand panggil dengan sebutan Oma.
" Iya, Oma. Aku habis main sama Dafa", jawab Betrand.
"Ya udah.. Mandi dulu, habis itu makan ya", perintah Oma dengan sangat lemah lembut. Mendengar itu, Betrand pun mengangguk dan segera melakukan perintah Omanya.
***
Keesokan harinya..
Betrand berdiri di atas batu air terjun di desanya. Ia melihat sekeliling dan sedang memandangi masa depan. (Hiyaaa)Tak lama, Daffa datang dari belakang dan mengejutkan Betrand.
" Petoooo! ", seru Daffa teriak dan memegang pundak Betrand. Betrand terkejut dengan reaksi pundaknya. Lalu melihat siapa yang mengejutkannya.
" Ih, Daffa. Ngagetin aja", balas Betrand.
👬
"Betrand. Ada yang jualan layangan. Beli yuk. Kita main di lapangan", ajak Daffa saat melihat tukang layangan. Betrand mengangguk setuju. Mereka membeli layang-layang dan bermain di sekitaran lapangan.
" Daf, seru banget nih. Jadi pengen main setiap hari deh. Ntar tambah gelap lagi kulit aku. Hahaa... ", ujar Betrand tertawa. Daffa juga tertawa balik. Sangking ngakaknya mereka karena lain-lain, mereka tak sadar jika mereka terus mengeluarkan tali layangnya.
" Tapi nih, ya. Kok kayaknya nggak ada benang, sih? ", feeling Betrand. Ia melihat talinya.
" Lah? ", ~Betrand dan Daffa.
Mereka menengok ke atas. Layang-layang mereka telah berlalu bersama angin. Mereka menoleh dan..
Tawa mereka lepas.
Mereka kembali ke air terjun tadi.
" Daf, mau nggak naik rakit itu? Kita baring-baring, terus biar rakitnya jalan sendiri", usul Daffa. Betrand mengangguk setuju dan mereka menaikkan rakit itu.
YOU ARE READING
Sahabat Kecil (END)
Short Story"Janji ya bakal jadi sahabat aku selamanya", ujar Betrand mengancungkan kelinkingnya. " Iya, aku janji ", jawab sahabatnya. ~Sahabat Kecil~ Mungkin ini sudah lama, tapi aku akan merivisi kembali cerita ini ya temen-temen.. 🥰