11;

218 26 5
                                    

"Aku berangkat, Sujeong-ah. Tolong kau antar Jinwoo sebelum ke universitas," teriak Jinhyuk cepat.

"Ne! Oppa jangan lupa bekal mu," balas Sujeong setengah berteriak.

Jinhyuk hanya mengambil kotak bekalnya dan pergi.

Pria itu mengendarai mobil kesayangannya seorang diri, melaju dengan kecepatan normal untuk menghampiri kekasihnya.

Bukan berarti Jinhyuk adalah atasan yang buruk, sudah cukup lama sejak dia menghabiskan waktu dengan kekasihnya itu, tentu saja dia harus datang sesekali.

"Miyu-ya, kau sudah selesai?" tanya Jinhyuk seraya memeluk kekasihnya itu dari belakang.

Miyu tinggal sendirian, karena itu Jinhyuk bebas keluar masuk apartement Miyu. Selain itu, Jinhyuk juga punya kunci cadangan jikalau suatu saat terjadi hal buruk.

"Sudah, kita akan kemana?" tanya gadis itu lembut, tangannya mengusap tangan Jinhyuk yang melingkar hingga keperutnya.

"Aku akan lakukan semua yang kau inginkan hari ini, bagaimana?"

Miyu mengangguk semangat, "tentu! ayo mulai dari... ng.. temani aku ke toko pakaian? Aku harus beli beberapa stelan untul bekerja."

"Apapun keinginanmu," balas Jinhyuk disertai senyuman khas nya.

Setengah jam perjalanan, mereka tiba di pusat perbelanjaan.

"Jinhyuk-ah, baju ini cocok denganku?" Miyu menunjukkan stelan dengan blazer cokelat.

"Apapun yang kau pakai selalu terlihat cantik, Miyu-ya."

Wanita itu terkekeh, "kau selalu mengatakan hal aneh begitu."

"Apa itu aneh saat aku memuji kekasihku?"

"Sangat aneh," Miyu menepuk pelan lengan Jinhyuk, membuat pria itu mengaduh pelan.

"Pilih lah baju apapun yang kau suka, ini bentuk permintaan maaf karena mengabaikan mu beberapa saat lalu." Jinhyuk mengusap pelan kepala Miyu.

"Benarkah?Kalau begitu aku akan mengambil 2 stelan, bagaimana?"

"Tentu, pilihlah." Seraya menunggu kekasihnya yang masih sibuk memilih milih pakaian, netra Jinhyuk menangkap istrinya, Sujeong bersama dengan seorang pria.

"Mwo? Siapa itu? Bukankah harusnya dia di universitas sekarang?" gumam Jinhyuk.

Dengan suara kecil Jinhyuk, Miyu segera menoleh dan menghampiri.

"Wae? Terjadi sesuatu?" tanya Miyu.

"Ahㅡ tidak. Kau sudah selesai memilih?" Jinhyuk mendadak kikuk, fokus nya pecah begitu saja.

"Belum, aku masih ragu."

"Lanjutkanlah kalau begitu, aku akan ke toilet sebentar." Jinhyuk tak menunggu jawaban kekasihnya itu, kakinya dengan cepat melangkah menyusul 'istri' nya itu.

Jinhyuk berhenti.

"Kim Mingyu?" Jinhyuk bergumam.

"Kenapa Sujeong bisa dengan Mingyu disini?" Jinhyuk mulai memperhatikan gerak gerik keduanya, terlihat sangat dekat.

Sesekali tangan Mingyu mengusap kepala Sujeong ataupun merangkul gadis itu, bukannya menghindar, Sujeong justru tertawa dengan lepas bersama Mingyu.

Aku tidak tau, tapi apa perasaan nyeri ini? Jinhyuk memegang dadanya.

Pria bermarga Lee itu menghela nafas, ingin rasanya dia kesana dan memisahkan Sujeong dengan Mingyu, bahkan menarik Sujeong serta membawa gadis itu pulang.

Apalah daya, Jinhyuk tidak ingin melanggar perjanjian yang pernah mereka buat.

"Jinhyuk-ah, kenapa kau disini?"

Suara familiar itu membuat Jinhyuk tersadar, seolah ditarik paksa untuk kembali pada kenyataan, Miyu sudah berdiri didepan Jinhyuk.

"Ah, itu, aku berpikir untuk membeli sesuatu," jawab Jinhyuk asal.

"Di toko mainan?" Miyu menyeringitkan dahinya bingung.

"Iya, begitulah." Jinhyum berdehem. Tangannya merangkul Miyu dan membawa wanita itu menjauh dari arah Sujeong dan Mingyu tadi.

"Kau lapar?"tanya Jinhyuk.

"Eung! Sedikit, kau mau makan sesuatu?"

"Japanesse food? Bagaimana?" Miyu mengangguk semangat begitu mendengar pertanyaan Jinhyuk.

Keduanya masuk ke Japanese restaurant, tentunya pilihan Miyu. Wanita itu justru bersemangat untuk memesan, Jinhyuk selalu berpikir mungkin saja kekasihnya itu merindukan kampung halamannya.

"Kau sudah pesan semua?"

Miyu mengangguk, "aku memesan makanan kesukaan mu juga."

"Terimakasih." Jinhyuk memaparkan senyum lembutnya.

Kenapa mereka disini? Jinhyuk membatin begitu kembali melihat sosok Sujeong dan Mingyu yang masuk ke dalam restaurant.

"Hyuk-ah."

"Jinhyuk-ah."

"LEE JINHYUK."

Jinhyuk tersadar, "Mianh.. ada apa, Miyu-ya?"

"Kenapa kau melamun?"

"Bukan apa apa, bagaimana pekerjaan mu?" Jinhyuk mengalihkan.

Miyu menghela nafas, "Jinhyuk-ah. Katakan kalau kau mencintaiku."

"Hah? Eng.. maksud ku, tentu aku mencintaimu. Kenapa tiba tiba?"

"Tidak. Jinhyuk-ah, sadar atau tidak, perasaan mu sudah berbeda." Miyu menegaskan.

"Hatimu... goyah kan?" tanya Miyu lirih.

Jinhyuk terdiam sejenak, hatiku goyah? Tidak mungkin kan?

"Aku hanya kurang fokus hari ini, tentu hatiku tidak akan goyah." Jinhyuk menjelaskan.

Bohong.

Bahkan saat menjawab Miyu, netra nya tidak fokus menatap sang kekasih melainkan sibuk memperhatikan gerak gerik sang istri.

"Hyuk-ah, kau berubah. Bukan hanya hatimu, sikap mu juga berubah. Kau tidak pernah kehilangan fokus saat bersamaku, kau selalu memprioritaskan ku dalam hal apapun, kau selalu memberi pendapat dengan panjang dan tidak pernah mengatakan terserah padaku. Kau kenapa? Perubahan mu terlalu banyak, Jinhyuk-ah. Siapa yang mengambil posisiku disana?"

Wanita itu menatap Jinhyuk dengan mata yang berkaca kaca, suaranya kian mengecil.

"Miyu-ya, kita pulang ya? Kita bicara dirumah," pinta Jinhyuk lembut.

Miyu mengusap air matanya yang sudah jatuh.

"Jinhyuk-ah, mari akhiri saja. Ini bukan pertama kalinya, kau lupa kejadian di bar? Kau pergi entah kemana, meninggalkanku? Hft... Hyuk-ah, aku tidak tahan lagi..."

Miyu pergi. Iya, wanita itu meninggalkan Jinhyuk yang masih sibuk dengan pikirannya sendiri.

Aneh, aku tidak merasakan sakit dimanapun. Apa aku benar benar sudah goyah? pikir Jinhyuk.

Matanya kembali menatap Sujeong dan Mingyu, "Ryu Sujeong... kau orangnya?"




****

Hallo! Moga kalian suka yaaa!♡

hehehehehhehehehehehehhe🍞💕

don't forget to streaming Sujeong's solo debut MV!♥

BAGUS BANGET GA BOONG

[6] Arranged Marriage ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang