09. Rumah Orang Tua Daniar

1.8K 310 40
                                    

Hanya menghabiskan waktu satu jam lebih di perjalanan, akhirnya kami sampai di rumah orang tua Daniar. Letaknya memang jauh dari pusat kota dan harus aku akui di sini ternyata jauh lebih nyaman dan sejuk.

"Aku harus gimana nanti?" Tanyaku sedikit panik. Ini pertama kalinya ada laki-laki yang ingin memperkenalkan aku ke orang tuanya, jelas saja hal ini tanpa sadar membuatku agak grogi.

Daniar tersenyum kemudian dia mencubit pipi kananku sampai aku meringis sakit.

"Ih, sakit tau!" 

"Santai saja, orang tuaku kalem kok." Jawab Daniar lalu menuntunku masuk ke dalam rumah.

"Kalem itu apa?" Tanyaku bingung.

"Kalem itu santai."

Aku mengerutkan alis bingung. Hey, dia bahkan tidak sesantai itu.

Daniar hanya mendengus geli melihat ekspresiku lalu menyuruhku duduk di kursi yang ada di depan rumah selagi dia memencet bel rumah. Beberapa saat kemudian pintu rumah terbuka, muncul wanita cantik namun sudah berumur yang aku tebak adalah Mama Daniar.

"Loh... tumben Kak jam segini ke rumah?" 

Daniar tersenyum, "Nih Kakak bawakan pesanannya."

Berengsek, dia kira aku barang?!

"Pesanan apa?" Mama Daniar langsung menoleh ke arahku, lalu beberapa detik kemudian ia tersenyum senang. "Astaga... Ini mahasiswi yang kamu taksir itu?"

Jangan tanya reaksiku bagaimana...

Aku hampir saja kelepasan tertawa setelah melihat ekspresi panik Daniar ketika sang mama mengatakannya. Mama Daniar langsung mendekat ke arahku kemudian merangkulku.

"Mama sudah mendengar banyak dari Daniar tentang kamu. Ayo masuk ke dalam sayang."

Aku dapat merasakan betapa ramahnya Mama Daniar ketika menyambutku di rumah ini. Ah, tiba-tiba aku jadi merindukan Mama.

"Ngomong-ngomong kamu beneran mahasiswa asing ya?"

Saat ini hanya ada aku dan Mama Daniar di ruang tamu. Daniar beberapa saat yang lalu izin ke kamarnya dan meninggalkan kami berdua di sini.

Aku tersenyum kemudian mengangguk membenarkan. "Iya Tante."

Mama Daniar mendengus geli, "Panggil mama saja... Oh iya, mama kaget loh pelafalan berbahasa Indonesia kamu lancar sekali. Keluarga kamu ada yang dari Indonesia ya?"

Aku tersenyum canggung. Bagaimana ini... Baru pertama kali bertemu tapi aku harus memanggil Mamanya Daniar dengan panggilan yang sama dengannya?!

"Iya Tan, eh maaf maksud saya Ma... Papa Reira pernah bekerja beberapa tahun di Indonesia. Adik perempuan dari Papa juga menikah dengan laki-laki Indonesia dan juga ada sepupu yang seumuran dengan Reira yang selalu mengajarkan Reira bahasa Indonesia."

Aku lihat beliau mengangguk paham. Di dalam hati aku bersyukur, pada akhirnya Juan berguna dalam hidupku.

"Sebenarnya Mama juga kaget, kemarin Daniar untuk pertama kalinya menceritakan seorang gadis dengan Mama."

Eh???

"Memangnya Kak Daniar tidak pernah dekat dengan gadis lain Ma?" Tanyaku mulai penasaran.

Tidak mungkin kalau Daniar yang seperti itu tidak pernah mendekati gadis selain aku kan?

"Seingat Mama sih nggak ada."

Baru saja aku ingin membuka mulutku untuk bertanya, bibi yang aku yakin bekerja di rumah orang tua Daniar datang menyajikan minuman dan makanan ringan di meja tamu.

RENJANA | Kim DoyoungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang