vote + comments
.
.
.
.
.
.
.
JENNIE POV
Lisa mengantarkan ku ke gedung agensi untuk menceritakan semuanya kepada Jisoo eonnie tentang Jin yang menduakannya. aku sangat berterimakasih kepada Lisa hari ini sudah banyak membantuku.
"aku ikut turun gak J?" tanya Lisa yang baru saja memberhentikan mobilnya di depan gedung agensi
"ikut dong, masa aku jalan sendirian"
"bilang aja kamu mau berdua terus sama aku" katanya menaik turunkan alisnya, sempat sempatnya dia menggodaku aish
"terserah kamu, aku mau turun" kataku hendak membuka pintu mobil tetapi Lisa menahan tanganku
"apalagi?" tanyaku
"ini masih terkunci" katanya terkekeh
"yaudah cepetan buka"
"iya iya aku ikut turun, bentar" katanya menoleh ke belakang untuk mengambil sesuatu di kursi tengah
"kamu mau ngapain?" tanyaku bingung
"ini aku sekalian mau memberikan ini ke appamu" dia menunjukkan beberapa kertas
"apa ini"
"surat lamaran"
"huh?"
"iya aku mau ngelamar kamu"
"ck! maksudku siapa yang mau ngelamar kerja di agensi appaku"
"ohh kirain kekeke"
"Chipmunk, dia sudah ikut audisi online waktu di New Zealand kemarin, dan sekarang dia ingin aku mengantarkan ini""kalau gitu, ayo turun"
"Jisoo eonnie di ruang mana Lis?" tanyaku saat masuk kedalam lift
"biasanya di ruang vocal atau ruang dance sih"
pintu lift terbuka di lantai berikutnya
"eh kok ramai banget, ini kan hari libur" bisikku ke Lisa saat melihat banyak orang yang memasuki lift"sunbaenim-ku ada yang melakukan comeback nya sebentar lagi"
tiba-tiba Lisa yang berada disebelahku pindah kedepanku dan menghadap kearahku, aku menatapnya bingung, tubuhku dan tubuhnya hampir tidak ada jarak alias bersentuhan tetapi Lisa menahan tangannya di dinding lift jadi, itu tidak terjadi
"daripada lelaki dibelakangku ini yang menempel pada tubuhmu, lebih baik tubuhku yang melakukannya" katanya terkekeh, seperti dia bisa membaca pikiranku kalau aku sedang bingun dengan tindakannya
aku tidak menjawabnya, aku tidak tau harus marah kepadanya karena tindakan tiba tibanya yang membuat aku terkejut, atau harus berterimakasih karena menyelamatkanku bersentuhan dengan lelaki yg tidak aku kenal.
pintu lift terbuka lagi, tetapi ini bukan lantai tujuan ku dan Lisa, tubuhnya masih menghadapku, dan saat ini wajahnya dengan ku terpisah hanya satu inci karena banyaknya staff staff yang masuk. aku refleks memutar kepalaku kesamping agar bisa sedikit bernafas.