Kepingan 08 - Tersesat

52 5 13
                                    

(Perhatikan tahunnya yah!)

Kondisi miris dimana setelah kebahagiaan muncul rasa kesedihan. Entah itu dari diri sendiri atau orang lain

 Entah itu dari diri sendiri atau orang lain

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Taman Kota Seoul, 2017.
MINHYUK mengedarkan pandangannya mencari Minah yang telah menunggunya lebih awal. Ia merogoh kotak kecil yang ia simpan di saku mantel, tersenyum. Hingga netra nya menangkap penampilan Minah yang tengah meniup telapak tangan. Bibirnya naik keatas membentuk senyuman bahagia.

Segera Minhyuk menghampiri Minah, setengah berlari. Saat ia tepat berada di hadapan gadis itu, Minhyuk mengusak rambut Minah sehingga kepala Minah mendongak. Pandangan mereka bertemu, tertawa.

"Padahal waktu belum menunjukkan pertemuan kita. Untuk apa menunggu di cuaca dingin seperti ini, bahkan kepalamu terasa dingin di telapakku." tutur Minhyuk masih setia mengusap rambut Minah.

"Aku hanya terlalu bersemangat untuk bertemu denganmu." ujar Minah dengan senyuman bulan sabitnya. Berdiri dari duduknya, berhadapan langsung dengan Minhyuk.

Minah menarik syal yang tengah ia gunakan lalu melilitkannya pada leher Minhyuk yang sama sekali tidak memakai penghangat leher.

"Walaupun terburu - buru, setidaknya pakailah syal untuk menghangatkan leher. Ugh, bisa - bisanya menasehati orang lain." kesal Minah masih dengan aktivitasnya.

Minhyuk yang mendapat perlakuan manis Minah segera menarik syal yang dikenakan Minah untuk lebih mendekat ke arahnya. Mengusap rambut Minah sekali lagi. Minah terkejut atas tarikan Minhyuk, sehingga ia sedikit oleng kedepan.

"Awalnya aku tidak tau kenapa jantungku terus berdetak kencang saat bersamamu. Kupikir, aku mengalami penyakit atau semacamnya." kekeh Minhyuk, menatap ke arah Minah.

"Bodohnya aku malah mencarinya di internet, dan aku tidak percaya. Katanya, itu gejala jatuh cinta." tukas Minhyuk menarik syal Minah sekali lagi, dan jarak pun semakin mempersempit mereka.

"Aku bertanya pada diriku sendiri, apakah aku menyukaimu, ataukah tidak. Semua pertanyaan itu terjawab, saat kau terlihat akrab dengan Wonho, aku merasakan cemburu, padahal kau hanya temanku." tutur Minhyuk. Minah yang mendengar itu terlihat gugup.

"Aku menyukaimu Minah, bu-kan aku mencintaimu." tukas Minhyuk dalam sekali napas. Ia masih setia menatap lekat mata Minah, menunggu jawaban yang dilontarkan gadis itu.

Minah memundurkan kakinya kebelakang, hingga ada jarak diantara mereka, "Aku senang kau mengakuinya." kekeh Minah.

"Mungkin itu hanya perasaan cemburu jika temannya di ambil orang," perkataan Minah terpotong saat Minhyuk menyela kalimatnya.

"Kau harus percaya padaku. Ayo berkencan." tuntut Minhyuk, ia maju selangkah dan mencium kening Minah. Gadis itu tak menduga kejadian ini, ia membelalakkan matanya. Tapi bibirnya naik keatas membentuk senyuman merekah.

Dream [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang