(Perhatikan tahunnya yah!)
Menyesali semua hal lebih mudah daripada memperbaiki.
Bodiam Castle, Inggris, Desember 2018
MINHYUK menundukkan kepalanya, air mata yang berusaha ia tahan itu, lolos begitu saja di pelupuk matanya. Tangannya beberapa kali menepuk dada yang menimbulkan suara nyaring di ruangan tersebut."Aku bodoh, sungguh. Ini sudah beberapa bulan sejak Minah hilang, dan aku tidak menerima info apa pun." frustrasi Minhyuk.
SinB menghampiri Minhyuk, menepuk bahunya."Jangan salahkan dirimu lagi."
"Aku sangat bersalah padanya, aku menyesal membawanya ke dunia ini. Jika aku tidak menyeretnya kedalam penelitiaan, mungkin dia akan ada bersamaku disini." teriak frustasi Minhyuk. Yerin yang melihat itu meringis pelan. Memutuskan menghampiri Minhyuk, memukul kepalanya pelan. Sontak hal itu membuat Minhyuk mendongakkan kepalanya kesal.
"Apa yang kau lakukan, kau semakin memperburuk kondisiku." kesal Minhyuk menyentuh kepalanya. Melotot kearah Yerin seraya mengepalkan telapak tangannya.
"Kau yang harus sadar. Untuk apa menyesali hal yang sudah terjadi. Itu semua tidak akan berubah." sinis Yerin duduk di sofa yang bersebelahan dengan Minhyuk. Ia menggenggam kepalan tangan Minhyuk, mengelusnya perlahan menyalurkan ketenangan.
"Kita harus mencari cara untuk mengetahui keberadaan Minah." ucap SinB yakin. Gadis itu menyilangkan kakinya sembari meneguk air.
"Aku berprasangka, mungkin Minah berada di kastil vampir." ujar Yerin. Raut wajahnya menunjukkan amarah. Pikirannya menerawang.
"Hah! Apa - apaan itu, kau membuatku takut." teriak SinB yang tiba - tiba bangkit dari duduknya, berkacak pinggang.
"Apa kau tidak merasa aneh? Kita bahkan tidak menemukan jasadnya di hutan. Lebih anehnya lagi, kita malah menemukan Eunha di gua." tutur Yerin terdengar kesal.
Eunha muncul di ambang pintu, lantas menghampiri ketiga orang itu. Dengan langkah ragu yang terlihat gugup, Eunha mencengkram ujung roknya. Matanya terlihat takut, melirik ketiga orang yang ada disana. SinB yang melihat gelagat Eunha, memutuskan untuk menatap gadis itu lebih lama.
"Aku melihat Minah dibawa oleh seorang pria, mereka hilang sekejap dalam bayangan hitam. Aku menduga dia vampir dari caranya menatapku." gugup Eunha. Menunggu respon ketiga orang disana.
Yerin bangkit dari duduknya. "Kenapa kau baru mengatakannya sekarang? Kau menyembunyikan kebenaran yang sedang kami cari. Apakah dengan sikapmu yang seperti ini, bisa mempermudah semuanya!" kecam Yerin terlihat marah, bahkan ia melemparkan bantal sofa.
"Aku tau ini salah. Tapi, lihat!" teriak Eunha menunjukkan lengan yang terdapat bekas gigitan. Menghirup udara sejenak, "Aku takut, sangat takut. Aku benci klan vampir! KARNA INI! GIGITAN VAMPIR SIALAN ITU!" sentak Eunha frustasi, penuh amarah. Menatap nanar kearah Yerin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dream [End]
VampireKeinginan, cinta, dan balas dendam menjelma menjadi satu kesatuan yang tak dapat dipisahkan takdir. Banyak media sosial membahas tentang vampir, mereka beranggapan bahwa vampir adalah makhluk yang haus darah dan membunuh banyak korban. Ban...