38.Berhenti mengkhawatirkan

90 17 4
                                    


Ini kan yang lo mau?

Oke gue udah turutin semua keinginan lo puas?

****

"Dim...."panggil Mona sembari terus mengejar langkah Dimas yang tak kunjung menggubrisnya.

"Dim!!!!"pekik Mona kelelahan, Pasalnya sekarang saat nya pulang, Tapi Dimas tidak ada satu kata pun untuk mewakili akan mengantarnya pulang.

Sejak kejadian tadi pagi sikap Dimas mendadak berubah, Menjadi lebih kaku dan banyak diam, Bahkan waktu istirahat pun tadi Dimas tidak pergi ke kantin, Malah menyempatkan diri untuk pergi ke rofftof. "Segitu jahat nya ya gue? Sampe sikap Dimas kaya gini?"batin Mona ngos-ngosan yang sedari tadi mengejar langkah panjang Dimas.

"Gue tau Dim, Gue egois, Bahkan sangatt!! Tapi gue nggak mau harus terus ketergantungan sama lo Dim, Gue nggak tahu keadaan gue gimana nantinya kalo nggak sama lo, Tapi gue cuma mau lo bahagia tanpa perlu nunggu gue kembali yang entah kapan waktunya."batin Mona kembali sembari menatap nanar punggung Dimas yang kian menghilang dari pandanganya.

"Bahkan nggak ada satupun yang bisa gantiin lo untuk saat ini, Gue masih bener-bener sayang sama lo Dim, Tapi cuma keegoan gue yang ngancurin itu semua, Maaf."batin Mona bersamaan dengan air mata yang ikut menetes, Sesegeralah Mona menghapus jejak air matanya, Dan meningglkan koridor untuk menuju parkiran dan menunggu supir nya untuk menjemput.

Sedangkan Dimas, Dia tidak benar-benar pergi meninggalkan koridor, Dia hanya bersembunyi di balik dinding, Untuk melihat sikap Mona, Pasalnya dia menjauh hanya ingin memcoba untuk terbiasa jika nanti saat nya telah tiba, Dimana saat Mona akan benar-benar pergi meninggalkannya, Seperti apa yang Mona inginkan, Untuk Dimas menjauh dari hidupnya." Gue nggak tahu lagi gimana hidup gue nantinya Mon."gumam Dimas.

"Sebelum semuanya terjadi juga, Gue udah buat lo netesin air mata kaya gini?"

" Tapi gue rela, Kalo emang kehadiran gue selalu buat lo nangis kaya tadi, Gue bakalan bener-bener ngejauh Mon."gumam Dimas lalu memutuskan untuk meninggalkan koridor dan menuju parkiran , Dimana teman-temanya berada.

****

"Lo mau kemana Ga?"tanya Razi saat melihat Raga hendak menjalan kan motornya, Mendahului teman-teman nya yang masih asik mengobrol.

"Ada urusan."cetus Raga.

"Ngebucin mulu lo Ga."kesal Tama, Pasalnya akhir-akhir ini Raga jarang sekali pergi ke markasnya bahkan  hanya sekedar untuk menyapa anggotanya.

"Biarin dia fresh in dulu otak nya."sahut Dimas yang baru datang ke parkiran.

"Dari mana aja lu nyet?"tanya Abda.

"Kata Mona, Dia tadi pulang duluan, Maaf katanya."cetus Rika.

"Kenapa lagi si lo Dim?"tanya Faraz.

"Kalo ada masalah tuh selesain yang bener, Jangan malah saling ngejauh kaya gini."jelas Dela.

Dimas hanya mengangguk." Lah anjing di bilangin juga."tambah Abda.

"Gue nggak salah apa-apa, Dia sendiri yang minta kaya gini."terpaksa Dimas harus bilang pada teman-temanya karena percuma bagaimana pun dia menyembunyikan nya nantinya pasti akan terbongkar juga.

Story Old [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang