Aku ucapkan assalamualaikum untukmu yang telah masuk dalam kehidupan aku dan dia sebagai makmum dengan imam yang sama.
• Faatina Areta Khavira •
Air mata Raheel keluar dengan deras, dia berbalik menatap Humaira. Tatapannya menusuk sampai pada ulu hati perempuan itu.
“Lu mau apa dari Kakak gue? Uang, mobil, rumah, perusahaan? Bilang! Tapi jangan pernah merusak rumah tangga Kakak gue.”
“Raheel…” Areta berjalan mendekat ke arah Raheel, menenangkan adik iparnya itu. Memberi pengertian agar dia tidak perlu ikut campur dalam urusan rumah tangganya.
Plak!
“Raheel!” bentak Areta saat sang adik ipar baru saja melayangkan tamparan keras pada pipi Humaira.
Humaira diam saja atas perlakuan Raheel, dia sadar bahwa semua ini pantas untuk di dapatnya, rasa sakit akibat tamparan dari Raheel tidak sebanding dengan rasa sakit yang diterima Areta karena kehadirannya yang tiba-tiba masuk sebagai duri rumah tangga.
Alisha mendekat, menarik Raheel agar jauh dari Humaira. Tidak tidak seperti ini, dia pasti akan bertindak lebih jauh.
“Brengsek! Perempuan mura———mm!” Alisha langsung membekap mulut sang putri dan menyeretnya pergi dari rumah sakit. Meski Raheel meronta tidak terima, dia tetap kalah dengan sang Bunda.
Semua orang yang ada di sana tak mampu berkutik, terlalu rumit untuk meluruskan segala masalah yang datang tiba-tiba, terlalu kasar jika ingin mengungkap semua isi hati.
Terlebih Satria, dia masih butuh penjelasan dari Danish setelah insiden baku hantam yang telah terjadi sebelumnya.
“Areta dan Danish sudah dewasa, mari kita doakan yang terbaik saja.” Setelah mengatakan itu, Sultan pergi meninggalkan rumah sakit bersama Rania, Aice, dan Vian.
“Perempuan Brengsek, perempuan muarahan!”
“Rayhan!” bentak Areta. Rayhan tersenyum miring pada sang Kakak.
“Apa? Gue Cuma mewakili ucapan Raheel yang belum tuntas tadi. Ayo Bang kita pulang!” Rayhan melangkah pergi diikuti Satria.
Dalam hati Satria berjanji, akan kembali untuk mengintrogasi Danish, dia juga ingin berada di samping Areta. Menjadi kakak untuknya sama seperti dulu.
Areta menatap Humaira. “Masuklah ke ruang inap Kak Danish.” Mendengar perintah dari Areta, Humaira mengangguk. Dia menghapus air matanya, merapikan sedikit rambutnya lalu masuk.
Manda, Jojo, dan Ali menatap Areta. Perempuan itu menghela napas pelan sebelum kembali berbicara.
“Semua akan baik-baik saja Ma, Pa, Ayah. Aku mampu melewatinya. Tenang saja,” ucap Areta dengan diakhiri senyum. Fake smile.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are The One [SUDAH TERBIT]
Roman d'amour📌Bisa dibeli di shopee Deveen Media Store ⚠️ AWAS BAPER ⚠️ 📝 Islami-Romance Areta percaya jika berharap pada-Nya akan berujung pada rasa bahagia, dan itu benar. Dia berhasil menjadi bagian hidup dari sosok Danish Hamizan Rabbani, laki-laki yang...