2

10.5K 471 30
                                    

Bianca menghapus air matanya saat melihat suaminya tengah berciuman panas dengan seorang wanita di sebuah club. "Ya Tuhan, Bee gak kuat kalau terus begini." ucapnya seraya menguatkan hatinya. Bianca kini tengah memergoki suaminya berselingkuh lagi di sebuah tempat hiburan malam.

Sebelumnya salah seorang teman Bianca memberitahu wanita itu bahwa Alano tengah bermesraan dengan seorang wanita lain di sebuah club malam via pesan WhatsApp. Dengan perasaan campur aduk pun Bianca bergegas menuju club malam yang disebutkan sang teman dengan menggunakan motor. Bianca masih tak percaya Alano yang kemarin malam masih sempat mengucapkan beribu kata sayang untuk dirinya. Kini kembali berselingkuh di belakangnya.

"Kamu jahat, Al!" ucap Bianca seraya menghapus air matanya. Ia menelan rasa kecewa berat saat Alano merangkul dengan mesra pinggang seorang wanita seksi. Lalu suaminya itu memasuki private room yang berada di dalam club.

Bianca akhirnya memutuskan untuk pulang ke rumah. Ia sudah tidak peduli dengan uangnya yang rugi hanya untuk tiket masuk ke dalam club. Dengan mengendarai motor matiknya, Bianca pulang menelan rasa sakit hati dan kecewa. Air matanya tak pernah berhenti, hingga ia sesekali harus mengusap matanya agar tidak kabur dan menghalangi pengelihatannya ke jalanan.

Tiba di rumah Bianca disambut dengan keadaan rumah yang gelap. Wanita itu segera masuk ke dalam kamarnya. Setelah mengganti baju dan gosok gigi, Bianca mengusahakan matanya untuk terpejam. Walau kenyataanya sangat sulit karena ia masih terbayang - bayang aksi perselingkuhan suaminya.

"Tante mau kamu cerai, Bee. Jadi janda enggak masalah. Apalagi kamu belum ada anak. Kita bisa pindah ke luar negeri dan memulai hidup baru di sana." ucap Clarissa kemarin pagi di telepon pada Bianca.

"Apa Bee harus mengikuti saran tante Isa, Tuhan?" ucap lirih Bianca seraya menatap langit - langit kamar.

………………

Bianca merasakan sebuah tangan melintang di atas perutnya. Ia tidak bisa berbuat apa - apa selain tetap diam. Pura - pura masih terlelap dalam mimpi walau sejatinya ia sudah terbangun. Sesekali ia bergerak tak nyaman dan tangan Alano akan mengusap perutnya dengan gerakan teratur. "Sstttt.. tidur sayang. Udah ada aku di sini." ucap Alano dengan lembut. Bianca juga merasa Alano mencium puncak kepala belakangnya.

Tak lama kemudian ponsel Alano berdering dan pria itu segera turun dari ranjang, melepaskan rengkuhannya pada tubuh sang istri. Ia bergegas menjawab panggilan dari ponselnya. "Halo." ucap Alano.

"Lo ngapain sih nyepam WA? Gue lagi make out sama cewek gue." ucap teman Alano di dalam sambungan telepon.

"Iya nih, Ren. Please, tell me. Gue gak tau gimana cara ngilangin kissmark di leher. Si Selly udah gue suruh jangan nyupang di sana. Eh malah bablas. Gue gak mau hubungan sama Bianca kandas. Gue sayang banget sama dia." ucap Alano yang nampak terlihat gusar.

"Ba***at! Lo mulai berani main ena - ena di belakang Bianca?! Kemarin - kemarin cuman diblow job aja. Sekarang malah main kuda - kudaan di ranjang sama Selly pula. Mending jangan lagi deh Al!"

Bianca mendengar jelas semua isi pembicaraan Alano dengan Rendi. Walaupun Alano menjawab panggilan telepon temannya itu di area balkon kamar. Bianca bersyukur diberikan pendengaran yang tajam oleh Tuhan.

"Iya, iyaa. Intinya gue sayang dan cintaaa bangett sama istri gue. Gue gak mau dia pergi." ucap Alano dengan raut wajah serius. Ia benar - benar mencintai Bianca.

"Terus ena - ena saama Selly buat apa? Nafsu? Apa suka sama suka?"

"Tadi itu, yaa khilaf doang, Ren. Gue pastiin juga Bianca gak tahu perihal semua ini. Gimana gak khilaf coba Ren? Si Selly seksi banget. Dari pas pesta tiga minggu yang lalu gue gak tahan liat body goals-nya. Pas lo kasih nomornya seminggu yang lalu, gue langsung chat dia. Dari obrolan chat aja gue udah gak tahan." ucap Alano sembari mengaruk bagian belakang kepalanya dan senyum - senyum sendiri.

Bianca Martha Tilaar (PROSES REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang