Setelah berganti hari semua orang yang berada di rumah sibuk menyiapkan diri untuk pergi keluar mempersiapkan acara nujuh bulanan Zara.
Sedangkan kedua calon orang tua ini malah asik di atas tempat tidur dengan tubuh yang masih polos, hanya selimut putih tebal yang menutupi tubuh polosnya itu.
Usapan tangan Angga di perut membangunkan Zara dari tidurnya. Zara menggeliat kecil sambil menoleh kebelakang melihat Angga yang entah masih tidur atau sudah bangun.
"Pap bangun". Ucap Zara.
"Papap sudah bangun dari tadi mam". Jawab Angga yang masih menutup mata nya.
"Jam berapa?". Tanya Zara mengucek mata nya dan menguap.
"Jam 10 mam". Jawab Angga sante.
"APAAA? PAPAPPPP KENAPA GAK BANGUNIN MAMAM SIH? KITA HARI INI KAN MAU KELUAR BELANJA KEPERLUAN ACARA KITA, KAMU GIMANA SIH". Ucap Zara mendadak duduk yang semula masih terbaring.
Zara memukul Angga menggunakan bantal guling yang ada di sampingnya sekeras mungkin, sampai tak menyadari bahwa ia itu tak memakai sehelai benang pun, dan itu membuat kedua payudara Zara terjun bebas. Karena pukulannya membuat payudara nya itu goyang-goyang.
Angga yang tak memperdulikan pukulan istrinya itu malah pandangannya tertuju pada benda kenyal putih dengan hiasan bola kecil di atasnya dengan warna pink cerah. Wahh surganya Angga nih.
"ANGGAAAA". Teriak Zara lagi yang tak merespon pukulannya.
Angga yang tersadar dari surganya lalu berkata "Zara sayang, kamu itu lupa atau gimana sih? Liat tuh, aset aku kemana-mana". Ucap Angga tersenyum sembari menutup kedua payudara Zara.
Zara yang kaget segera menarik selimutnya kembali yang sebelumnya melorot. Muka Zara sudah sangat merah, menahan malu. Tapi ngapain malu juga sih orang sama suami sendiri. Ah sudah lupakan kembali ke awal.
"Kamu kenapa gak bangunin aku sih?". Tanya Zara lagi kali ini gak teriak.
"Sayang aku lihat kamu sangat capek jadinya aku gak bangunin, biarin kamu tidur bentar lagi". Ucap Angga tersenyum menarik kepelukannya dan mengelus kepala Zara.
"Ya tapi kan nanti semuanya pada nunggu kita pap". Ucap Zara di pelukan Angga.
"Iya udah sekarang mandi aja, kasian istriku kemarin malam habis kerja rodi sama suaminya". Ucap Angga langsung menggendong Zara ke kamar mandi.
"Ishh". Pukul Zara di dada bidang Angga. Langsung menenggelamkan wajahnya di sana.
Satu jam mereka berdua membutuhkan waktu untuk bersiap, dan langsung turun untuk sarapan terlebih dahulu lalu berangkat dengan semuanya untuk berbelanja.
"Ya ampun penganten baru kita sudah turun nih". Ledek Kyla.
"Apaan sih kyl, lu masih ngatain gue pengantin baru? Lu gak liat perut gue udah Segede gaban. Malah udah mau punya dua". Ucap Zara tak mau kalah.
Sambil berjalan Zara menyauti kyla, mendekati meja makan dimana semua keluarga telah berkumpul dan bersiap untuk makan. Mendengar perdebatan antara adik kakak ini dipagi hari membuat semua tertawa menggelengkan kepalanya.
"Sudah sudah, ayo Angga Zara makan dulu, bibik Rumi sudah masakin kita". Ajak mama Yuli.
"Iya ma. Makasi ya bik maaf Zara gak sempet bantuin bibik". Ucap Zara tak enak.
"Yah gimana mau bantuin bi Rumi, orang habis enaena sama suaminya". Ucap Kyla lagi sambil menunjuk kan jari peacenya di depan Zara.
"Apaan sih kyl". Ngegas Zara.
"Noh leher Lo".
Ucap Kyla barusan sukses membuat semua orang menghentikan kegiatan makannya dan semua mata melihat Zara khususnya bagian leher.
Zara dengan cepet mengambil handphone di atas mejanya dan melihat apa benar ada bekar kissmark di leher.
Angga yang sudah menunduk tak berani melihat wajah istrinya itu. Zara yang memberikan tatapan membunuh kepada suaminya itu. Aduh malu banget gue.
"Udah sayang gak papa, lanjut makan ya". Ucap mama Yuli mengelus rambut Zara.
"Ayok cepet makan kita langsung pergi biar cepet papap sama papa Roby sekalian juga mau nyari orang untuk memimpin acaranya nanti". Ujar papap Mario.
Setelah semua nya beres akhirnya mereka pergi untuk berbelanja kebutuhan untuk acara zarangga. Diperjalanan Zara masih saja mendiami suaminya itu. Dengan mengunakan satu tangan untuk menyetir Angga mencoba menggunakan satu tangannya lagi untuk memegang tangan Zara.
"Mam kenapa sih kok diem dari tadi?". Ucap Angga.
"Kamu masih tanya kenapa aku diem? Setelah kejadian di meja makan tadi?". Tanya Zara.
"Kamu kan tahu aku gimana, gayaku kalau kita bercinta ya pasti lah banyak tandanya". Ucap Angga polos. Polosnya pake banget.
Zara melotot mendengar ucapa Angga. Suami gila, gak inget apa kalo ada orang lain di mobilnya ini.
"Gak tau tempat lo bedua". Ujar Kyla yang masih memainkan handphone nya.
"Gak papa Kyla". Ucap kak Dinda sambil ketawa.
"Gas terosss ngga". Ucap kak Surya yang mendapat geplakan dari istrinya.
"Oh ya kyl pacar kamu kapan pulangnya, kakak denger di luar negeri ya?". Tanya kak Dinda.
"Hehe iya kak, mungkin gak lama lagi soalnya udah mulai sidang skripsi kak, doain ya". Ucap Kyla terseyum.
"Iya semoga sukses ya kedepan nya sama pacarnya". Ucap kak Dinda.
"Bentar lagi jadi manten dia kak, giliran gue yang balas dendam ke elo". Ucap Zara.
"Ayok turun udah sampai". Ucap Angga yang sudah memarkir kan mobilnya.
Mereka bertiga sudah turun kini tersisa Angga dan Zara saja yang tengah menggendong Rey yang masih menyusu.
"Mam maafin papap ya". Ucap Angga mengambil tangan Zara yang lagi mengelus keringat di dahi Rey.
Zara menatap malas Angga lalu kembali menatap anaknya.
"Gak baik natap suami begitu. Yaudah deh aku gak lagi kayak gitu, gak bakal nyentuh kamu, gak bakal peluk kamu, gak bakal maksa kamu buat kita bercinta dan khususnya cium kamu". Ucap Angga menunduk.
Zara menyadari perkataan Angga tertegun, menoleh melihat Angga. Mana bisa suaminya itu berkata gak bakal menyentuhnya.
"Ya mungkin kamu berfikir aku gak bakalan bisa. Memang aku gak bakal bisa nahan hasrat aku buat gak nyentuh kamu, tapi kalau dengan cara itu kamu gak bakal marah lagi aku akan melakukan nya sayang". Ucap Angga sungguhan.
"Angga kamu ngomong apa sih? Aku gak suka ya. Aku memang lagi kesel sama kamu, tapi gak ada kata gak bakal nyentuh aku. Mana bisa aku kayak gitu. Aku udah maafin kamu pap". Ucap Zara menarik dagu Angga untuk menatap matanya.
Dan Angga hanya mengangguk dan tersenyum. Angga membawa Zara kepelukannya dan mencium kening Zara.
"Yuk turun. Kamu tolong turunkan juga stroller Rey aku capek gendong dia". Ucap Zara.
Semuanya barang barang yang di perlukan telah di beli, membutuhkan waktu 4 jam mereka memilih milih barang apalagi warna baju yang akan di pakai Zara saat berganti pakaian sebanyak tujuh kali itu.
Dan kini mereka sudah dalam perjalanan pulang.
PENASARAN?
Yuk komen lagi☺️Jadi karena hari Senin depan aku udah mulai Penilaian Akhir Tahun nya, aku mau kasih tau kalo aku update nya bakal gak tentu ya. Mungkin, kalo ada waktu luang malam aku bisa up. Jadi mohon ditunggu ya.🤗
Doakan supaya semua lancar, dan keadaannya segera membaik. amiin😇
KAMU SEDANG MEMBACA
PERFECT LOVE[SELESAI]
Teen FictionDia lelakiku, belahan jiwaku, lelaki yang sangat aku cintai. Aku tak tahu bagaimana diriku tanpanya ~ Adhisty Zara Sundari Kusumawardhani. Dia wanitaku, separuh napasku, wanita yang sangat aku cintai. wanita yang selalu menjadi bahagiaku ~ Angga Ald...