Disclaimer Masashi Kishimoto
Special for NHFD2020
#ATHOUSANDFORELEVENTH
Selamat membaca💝
.
.
.Disaat bersamaan setelah sebelas tahun mereka menikah, tepat di hari Minggu yang cerah ini keduanya telah menyelesaikan tugas resmi Negara untuk kesekian kalinya sebagai pasangan suami-istri. Kali ini, tugas pasangan ini ada di Negara Kiri. Negara yang di kelilingi oleh lautan dan dipenuhi oleh sumber daya lautnya yang melimpah ruah menjadikannya Negara maju seperti Negara lainnya.
Sekarang, mereka sedang menuju tempat peristirahatan di temani beberapa pengawalan untuk sampai tujuan, dengan santai Naruto melingkarkan lengannya di pinggang sang istri. Keduanya tersenyum ramah menanggapi sapaan para Shinobi khusus yang berbaris rapi menyambut mereka di gerbang serta pintu masuk kediaman Naruto yang sudah di sediakan oleh Negara ini.
Sesampainya di kamar, Naruto segera menarik Hinata untuk ikut berbaring di sebelahnya, lalu memeluk nya seerat mungkin.
"Hime, berbaringlah di punggungku," pintanya yang telah siap dalam posisi telungkup.
"Naruto-kun pegal? Biar aku pijatkan saja, ya? Daripada begini, nanti tubuhmu hancur semua karena ku tindih," kata Hinata, namun dirinya tetap menuruti permintaan Naruto.
"Hancur darimana, Hime?! Hime yang lebih kecil dan selaluku tindih setiap saat, buktinya tidak pernah hancur tuh," ucapnya polos.
Hinata yang mendengarnya segera membalikkan posisi tubuhnya menjadi telungkup namun tetap di atas punggung Naruto. Tangannya digunakan untuk memukul pelan bahu Naruto, dan memeluk kepala kuning itu seerat mungkin.
"Naruto-kun mesum! Lebih baik aku mandi saja."
Namun sebelum ucapannya terlaksana, Naruto dengan segera membalikkan tubuhnya dan memeluk Hinata erat. Berjanji akan melepaskannya dalam lima menit, namun itu hanyalah omong kosong karena Naruto tetap setia memeluknya.
Ketika mendapat celah untuk lepas, Hinata segera berlari ke kamar mandi, ia tak ingin Naruto ikut menyusulnya. Naruto yang melihat aksi Hinata tentunya tertawa lepas, dan segera digantikan oleh seringai mautnya.
Himeku sayang, kau lupa membawa pakaian gantimu.
Naruto menatap plafon berlukiskan matahari dan bunga lavender setelah puas berguling kesana kemari.
Hidupku pasti tidak akan sebahagia sekarang jika Hinata tak berada di sisiku sebagai pelengkapnya.
Naruto baru tersadar dari lamunannya ketika Hinata menegurnya, ia begitu kaget ketika menyadari bahwa Hinata telah selesai mandi, bahkan telah menggunakan pakaian ganti. Mengerucutkan bibirnya sebal bahwa rencananya malam ini telah gagal.
"Aku berterimakasih pada pikiran Naruto-kun dan byakugan karena telah menyelamatkanku dari kehancuran yang indah," ucap Hinata dengan polosnya.
.
.
.Hinata tenggelam dalam selimut tebal dengan paha Naruto sebagai bantalannya. Naruto dengan setia duduk bersandar di kepala ranjang mengelus rambut istrinya.
"Hai istriku yang manis," ucap Bunshin Naruto yang hendak menyentuh hidung Hinata. Namun, dengan cepat digagalkan oleh Naruto asli.
"Jangan pernah menyentuh milikku meskipun kau bagian dari diriku!"
Sebelum sang Bunshin mengeluarkan protesannya, dengan segera Naruto memusnahkannya. Ia membangunkan Hinata walau sebenarnya tak tega. Tapi sekarang adalah waktu yang penting bagi Hinata.

KAMU SEDANG MEMBACA
Salju Negara Kiri
FanfictionMenjalankan tugas negara bersama sang suami di negeri Kiri ketika musim salju merupakan hal yang tak pernah terpikir sedikitpun oleh Hinata. 🌻Disclaimer Masashi Kishimoto 🌻Genre Romance 🌻Rate T+ 🌻#NHFD2020 #AThousandforEleventh