Stella sedang sibuk dengan kertas putih di tangannya, ya Stella sekarang sedang melihat hasil karya anak-anak didiknya.
Sudah seminggu di rumahnya sendiri, Dan hari ini adalah hari terakhir Stella berada di tanah kelahirannya Indonesia menuju Singapura.
"Udah beres?" tanya Velan yang mulai duduk di samping Stella yang sedang memeriksa hasil anak didiknya yang baru seminggu itu. Stella menggeleng.
"Apa aku harus ninggalin mereka? Au gak bisa pisah dari mereka, Mas!" ujar Stella yang mulai manyun, Stella sudah melepas niqobnya ya karna perintah Velan. Cuman di rumah aja gak pake, kalau di luar tetap pake.
"Sayang, mereka kan masih ada ka Aisyah. Dan kaAisyah udah lama mengajarkan? Gak apa-apa ko, Ikhlas," ujar Velan sambil menatap wajah Stella sangat lembut. Wajah Stella kalau lagi ngambek gini bener- bener gemes bikin Velan makin sayang.
"Iya deh, Heumm-" Stella mulai manyun, Entah kenapa sifat Stella sekarang ini lebih manja dari Velan biasanya.
"Ayo kemasin baju dan peralatan kamu, Kita mau berangkat ke bandara," ujar Velan yang langsung di angguki oleh Stella. Stella mulai mengambil koper besar dan kecilnya untuk barang-barangnya, Sedangkan Velan sudah ada kopernya yang siap berada di bagasi mobilnya.
Stella mulai beranjak dari kamar Velan, Untuk berpamitan kepada sang mama mertua dan saudara yang lainnya.
"Mama, Stella mau ke Singapura. Annisa jaga mama baik-baik ya, awas aja enggak, Kakak pitesin tuh tropicalnya," ancam Stella yang mulai memeluk tubuh Velani dengan kasih sayang, sedangkan Velan hanya bisa memeluk mamanya dari samping.
"Velan, jagain Stella benar-benar. Kalau aja ada yang gak beres sampai ke telinga mama, mama gak segan-segan pisahin kamu sama Stella," ancam Velani membuat Velan menggeleng kuat.
"Mama ih, Aku bakalan yang jagain Velan ko ma. Stella sayang mama, Assalamualaikum," ucap Stella, gak salah pilih mantu nih Velani.
Annisa mulai memeluk sang kakak ipar kesayangannya.
"Bawa dede bayi buat aku ya, hehehe. Jaga kesehatan ka, Bang," ucap Annisa membuat Stella malu. Velan mulai menarik tangan Stella dan menggenggamnya.
"Heiiii!" jerit Annisa, Stella dan Velan mulai memasukan kopernya mereka. Mereka mulai berangkat menuju bandara.
Setelah beberapa jam di perjalanan, Stella dan Velan mulai duduk untuk meninggu ke berangkatan mereka. Ada aja hal mau ngerjain Stella.
"Yang!" panggil Velan, Stella mulai menoleh dan terkejut. Velan mulai beraksi dengan wajah yang di jelek-jelekan, membuat Stella tertawa lepas.
"Kamu mahh! Malu yang malu," ujar Stella sambil mencincingkan matanya ke penonton mereka.
"Galak banget ibu pejabat, Iya deh My bidadari," ujar Velan yang baru aja hendak mencium kening Stell namun selalu aja ada pengganggu mereka.
"Annoucment for Penumpang pesawat garuda indonesia menuju singapore. Untuk segera mengambil kursi sesuai pemesanan tikenya," ucap sang pramugari.
Stella dan Velan mulai berdiri menuju pintu utama, Pesawat Stella dan Velan memiliki pasilitas bisnis.
"Bismillah," ucap Stella, namun di sana Velan mulai menggenggam tangan Stella dengan pelan. Stella hanya tersenyum, Mungkin mereka di Singapura sekalian honey moon.
Stella sudah sampai kursinya yabg emang khusus di pilih oleh Velan di samping jendela. Stella mulai duduk dan mengeluarkan al-qur'an kecilnya untuk di baca.
Semenjak Velan menikahi Stella, hidup Velan tambah berwarna dan gak menjadi sia-sia, Mereka tergolong masih muda. Velan yang berumur 23 tahun, sedangkan Stella 22 tahun.
Mereka sudah lepas landas mengambang di udara dengan tenang. Entah kenapa mata Stella terasa ngantuk, Stella mulai menyimpan al-qur'annya di tas. Dan mulai tertidur sangat pulas.
Velan yang melihat Stella tertidur mulai menyelimuti tubuh Stella, Menyenderkan kepala Stella ke pundaknya dan menggenggam erat tangan Stella.
"Masya allah, Tidur aja cantik ya," ucap Velan sambil mengelus kening Stella, sesekali Velan mencium lembut kening Stella.
Nikmati aja dulu alurnya.
Kasih Vote dan komen.
KAMU SEDANG MEMBACA
VELANSTELLA
General FictionIni tentang Stella Radhina Reyes. Yang diperebutkan banyak pemuda. Dia Cantik, anggun, sholehah, dan juga sedikit pendiam. Mampu saja membuat banyak pemuda terpesona oleh kemolekan dirinya dan lantunan ayat suci al-qur'an nya. Bagaimana rasanya...