Mereka hanya diam. Tak sesekali mereka satu-persatu menghela napas. Oke, mereka ber-tujuh masih terus memikirkan maksud dari kabar buruk tadi. Mereka bahkan seakan tak ada waktu untuk sekedar berkenalan dengan kakak-kakak disana.
"Huft. Apa hanya aku yang merasakan ada sesuatu yang aneh disini?" Tanya Haechan, memulai percakapan. Yang lainnya tidak menjawab, hanya memandang Haechan sebentar yang kemudian kembali berkutat pada pikirannya masing-masing.
Hingga tiba-tiba suara dering telepon terdengar sangat keras. Serentak semuanya menoleh, mengamati Mark sebagai sumber yang memegang ponsel yang berbunyi tersebut.
"Kakak harap, kamu siap mendengar kabar buruknya, Mark Lee," pemuda yang sama dengan yang mengatainya ambisius dan tidak bisa menahan nafsu, kembali mengucapkan kalimat yang menakutkan bagi mereka.
"Halo?" Sapa Mark, kepada orang disebrang telepon ragu-ragu. Karena itu adalah nomor tak dikenal.
"This is Mark Lee, right?"
"Ya,"
"I'm so sorry to told you about this bad news. But, your familly, I mean all. We find them death in your house. We still don't know what the problem in this case. But, we will doing an investigation,"
Mark menjatuhkan ponsel sambil menutup mulutnya tak percaya. Hingga bunyi ponsel terus bersahutan. Satu-persatu dari ke-enam pemuda lainnya seakan mendapat kabar yang sama dengan Mark.
"Nggak akan ada yang tersisa setelah kalian masuk kesini. Kakak udah peringatkan kamu, Mark."
.
"NCT 127! Giliran kalian."
Ke-tujuh pemuda itu menoleh. Melihat satu-persatu pemuda lain yang mulai keluar dengan langkah gontai. Ke-tujuh pemuda itu masih tak habis pikir.
Maksudnya, mereka diundang untuk menjalani trainee, benar? Lalu sekarang apa? Kejadian aneh terus saja terjadi seakan menghantui mereka. Terlebih kabar mengejutkan soal keluarga mereka.
Mereka hanya terlalu terkejut sampai tak bisa menangis. Well, Mark menyesal tak mendengarkan kata ibunya yang melarangnya untuk datang, pun tak mendengarkan kata kakak-kakak yang sudah memperingatkannya. Apalagi sekarang ia menyeret adik-adik barunya kedalam masalah ini.
Harusnya sebagai yang tertua, Mark bisa membuat keputusan yang benar. Bukan malah menyeret adik-adik barunya di situasi yang tak mengenakkan seperti ini.
"Nggak perlu terkejut. Nggak apa-apa, ok? Kita semua juga gitu pada awalnya. Ini pilihan kalian, maka kalian harus selalu siap dengan kemungkinan-kemungkinan yang bakal terjadi," ke-tujuh pemuda itu menoleh, mendapati seorang pemuda yang tiba-tiba saja bersuara memecah keheningan. Pemuda itu lantas tersenyum kecil, "panggil kak Kun. Kalian bisa datang ke kakak kalau butuh bantuan," lanjut pemuda yang bernama Kun tadi dengan sedikit senyum yang mengikuti.
"Mark Lee, benar?" Mark menoleh. Mendapati seorang pemuda lain yang tengah tersenyum kecil kearahnya, "perkenalkan, aku Dong Sicheng. Orang-orang disini memanggilku Winwin. Kamu-pun bisa memanggilku begitu," tambahnya. Mark hanya mengangguk mengiyakan.
"Dulu aku bagian dari mereka," Mark menoleh kali ini. Memusatkan perhatian hanya untuk Winwin sepenuhnya.
"Siapa?"
"NCT 127." Winwin menghela napas panjang nan berat, "dulu aku datang bersama mereka dan menjadi bagian dari NCT 127. Sampai orang-orang itu* datang dan aku dipindah begitu saja," lanjutnya, sambil menunjuk ke-enam pemuda lainnya yang tengah berkumpul di depan kaca besar.
"Mereka* tak mengatakan apapun saat memaksaku untuk bergabung dengan orang-orang itu dan meninggalkan 127. Sampai aku bertanya-tanya apa kesalahanku. Dan kemudian mereka menjelaskan bahwa harus ada yang memimpin orang-orang itu. Dan kebetulan orang-orang itu semua adalah orang-orang China yang datang bersamaan. Dan kebetulan lainnya, aku satu-satunya orang China di 127,"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Way To Survive : Overleve
RandomMark harus menjadi kuat untuk memimpin adik-adiknya. Apakah 7dreamies akan berhasil melewati tantangan yang ada dan keluar dari tempat mengerikan ini?