🐈HappyReading 🐈
.
.
.
.
"Sekarang aku yakin, perasaan kedua nya memang benar nyata.""Bi Ina!" panggil Wendy ketika bi Ina salah satu pembantu Vero mengantar kan bubur ayam.
"Iya non?"
"Bisa buatin makan siang nggak?"
"makan siang?"
"Iya, buat bunda Wendy." Ujar nya sambil menyantap bubur dihadapannya. Bi ina tersenyum lalu mengangguk. "Nanti siang bibi buatin." Jawab bi Ina. Wendy tersenyum senang, bi Ina ikut tersenyum. Senyum Wendy sangat manis dan membuat siapa saja ikut tersenyum. Wendy sangat sopan dan baik kepada siapa saja, tanpa memandang tahta. Wendy tipikal orang yang sangat hiperaktif. Tak bisa diam. Wendy disenangi oleh banyak orang dilingkungan komplek ataupun dilingkungan sekolah. Wendy sendiri tak pernah pamer apapun kepada teman-teman nya. Kecuali kepada Rissa dan Dania. Bahkan sebagian orang tidak tau bahwa Wendy adalah anak dari pemilik agensi terbesar disini. Hanya saja, semenjak berita tentang keluarga nya tersorot, mulai bermunculan hate koment disetiap akun sosial media nya. Tadi pagi saja, akun instagram nya sangat rame, Wendy tak ingin itu. Hanya ada beberapa orang yang mendukung nya.
Rissa menelepon Wendy sambil menangis,
Rissa: Wendy, gue nggak tau kalo keluarga lo kaya giitu. Jangan sedih ya.
Wendy: Wendy nggak sedih Rissa. Rissa kenapa nangis?
Rissa: gue abis nonton drakor. Dan emang ini film sedih banget.
Wendy: Kirain Wendy, Rissa nangisin Wendy.
Rissa: ngapain gue tangisin lo.
Wendy: (menghela nafas lelah) Wendy mau ke kantor bunda sekarang. Udah ya.
Rissa: Kan gue lagi nelepon lo.
Wendy: Rissa nggak penting.
Rissa: heh, Yaudah. Pesen gue. Omongan orang jangan dimasukin hati ya!"
Wendy: iya,
Wendy menaruh ponsel nya yang terus bergetar dimeja. Ia menelungkupkan kepala nya pada lipatan tangan yang dijadikan tumpuan. Wendy meneteskan air mata, "Wendy nggak mau kaya gini." ucap dengan lirih. "Wendy harus kuat." Ia meyakinkan diri nya sendiri. Lalu mengahpus air mata nya. Menepuk-nepuk kedua pipi nya dengan telapak tangan.
"Banyak yang sayang sama Wendy."
Ia teringat bahwa sekarang ia akan mengunjungi Winnie. Ia bersiap-siap karena sekarang sudah waktu nya makan siang. Ia menunggu makanan siang itu didepan rumah nya, tak selang lama, Bi Ina menghampiri dirinya dan langsung disambut oleh Wendy dengan sebuah senyuman. Lagi-lagi Wendy tersenyum.
"Aaaa makasih Bi." Bi Ina tersenyum lalu mengangguk. Bi Ina pamit untuk kembali kerumah, tapi Wendy menahan nya. "Bi salamin ke kak Vero ya!"
"Iya non, kalo aden udah pulang bibi salamin." Kening Wendy mengkerut bingung, "Emang kemana bi?"
"lagi main sama temen-temen nya."
Wendy menggelengkan kepala, "Disuruh diem dirumah malah keluyuran dasar cowo."
Bi Ina terkekeh lalu pamit pergi. Wendy meelepon supir pribadi Winnie dan meminta menjemput nya. "Harus nya Wendy nelepon nya dari tadi. Biar nggak nunggu lama kaya gini." gerutu nya ketika jemputan nya belum muncul juga. Ia jongkok didepan gerbang, lalu berdiri lagi lalu bolak-balik lagi, tapi belum datang juga.
"Aduh lama banget pak," kata Wendy ketika baru saja mobil jemputan nya itu datang.
"Maaf non, tadi mobil nya mogok."
KAMU SEDANG MEMBACA
B A D - P A R T N E R || wendy's || END || ✔
Teen FictionCover by: @kaishe_ Wendy duduk meringkuk disamping tempat tidur nya, siaran langusng nya telah selesai 10 menit yang lalu. Dia sudah berbicara banyak dengan pengemar nya, tiba-tiba satu pertanyaannya muncul dipikiran, apakah dia pantas untuk menjadi...