▪▪▪
"HYUN-RAA!"
Hyun-Ra terlonjak kaget saat tiba-tiba Seo Jin menubruk meja kerjanya, duduk di kursi hadapan lengkap dengan raut hebohnya.
"Kau tahu apa yang aku dengar baru saja?"
Hyun-Ra mendengus kesal. "Kau mengagetkanku, Seo Jin!! Bisa-bisa aku mati jantungan sebelum menikah!!"
Seo Jin tidak terpengaruh dan ia justru melirik kanan-kiri memastikan tidak ada pegawai lain yang akan mendengar. Tubuh Seo Jin maju, lalu dengan suara pelan ia bertanya;
"Tuan Kyuhyun menyukaimu, ya?" ungkapnya dengan horror, mendapati raut sahabatnya itu tampak terkejut dengan pertanyaannya. "Benar 'kan, Tuan Kyuhyun menyukaimu?"
"A—apa yang kau katakan, Seo Jin? Jangan mengada-ngada!"
"Kau tidak perlu berbohong, Hyun-Ra, aku sudah tahu tentang itu." Seo Jin semakin memajukan tubuhnya. "Bahkan Tuan Kyuhyun bilang kalau tipe idamannya adalah dirimu."
"I—itu tidak benar! Kau jangan percaya begitu saja!"
"Dan saat mengatakannya, Tuan Kyuhyun tidak sedang bercanda."
"Bisa saja dia hanya mengerjaimu!"
"Jadi menurutmu Tuan Kyuhyun berbohong?"
"P—pasti begitu!"
Seo Jin memicing. "Kau atau Tuan Kyuhyun yang berbohong?"
"Terserah saja kalau kau tidak mau percaya!" Dengan cemberut Hyun-Ra kembali pada kerjaannya, pura-pura sibuk, berharap Seo Jin cepat pergi dan tidak melanjutkan pertanyaannya.
Tetapi sepertinya kali ini ia tidak akan selamat.
Seo Jin menggeser keyboard komputer Hyun-Ra hingga membuat gadis itu menatap kesal.
"Jangan ganggu kerjaanku, Seo Jin!"
"Mengaku saja, Hyun-Ra, tidak ada pegawai lain yang mendengarnya."
"Tapi itu memang tidak benar!"
"Hyun-Ra," Seo Jin menyentuh lengan Hyun-Ra dan tiba-tiba mulai meyakini kalau apa yang ia tanyakan adalah benar. Raut panik Hyun-Ra sudah menunjukkan. "Kau tidak perlu menyembunyikan apapun dariku, aku bukan orang asing, apakah persahabatan kita selama ini tidak cukup membuatmu mempercayaiku?"
Dan ia benar-benar tidak akan bisa menghindar dari pertanyaan Seo Jin.
Seketika Hyun-Ra jadi terdiam dan menunduk lemah. Karena sejujurnya ia memang butuh tempat untuk berkeluh kesah mencurahkan apa yang sejauh ini selalu mengganggu batinnya. Tetapi ia terlalu takut untuk membeberkan semuanya pada orang lain.
Apakah ia harus menceritakannya pada Seo Jin?
Dan apakah Seo Jin mau membantunya dengan menjaga rahasianya?
Hyun-Ra bimbang, kalut, merasa benar-benar tidak bisa menyimpan semuanya seorang diri.
"Hyun-Ra," gumam Seo Jin sekali lagi, membuat Hyun-Ra mendongak dari tundukannya. "Percayalah padaku. Aku tidak akan mengecewakanmu kalau yang ingin kau ceritakan adalah sebuah rahasia."
Percayalah padaku
Dan dengan kata-kata Seo Jin itu, Hyun-Ra seketika merasa lega, yakin untuk menceritakan permasalahannya. Setidaknya benar kata Seo Jin, persahabatan mereka sudah terjalin lama dan seharusnya ia bisa mencurahkan segala keluh kesah pada sahabatnya itu tanpa perlu meragukannya.
Maka dengan awal yang terbata-bata Hyun-Ra akhirnya bercerita, tentang sikap Kyuhyun di saat pertemuan pertama, tentang kenakalan Kyuhyun yang sering menggodanya ataupun kebiasaan memaksa pria itu untuk mendapatkan ciumannya, juga tentang kejadian di malam berhujan dengan semua pernyataan cinta Kyuhyun, semua Hyun-Ra ceritakan, meskipun ia melewati kejadian di kamar hotel waktu itu dan merasa kalau itu adalah sesuatu yang harus ia simpan sendiri. Cukup ia dan Kyuhyun, cukup Tuhan dan ranjang putih itu yang menjadi saksi apa yang pernah terjadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tears Of Love (Completed ✔)
Teen FictionTak banyak yang Hyun-Ra inginkan dalam hidupnya selain menikah dengan Daehyun dan menjalani kebahagiaan bersama pria yang dicintainya. Tetapi petaka mulai terjadi saat ia bertemu Kyuhyun, adik kembar Daehyun, yang kemudian menghamilinya dan membuatn...