"Anuu bu... sayaa.... sebenarnyaa.....emmm....." Rizal ketakutan menjawab.
"Ada apa Rizal?" Bu guru bertanya.
Akhirnya Rizal berpikir dalam kepalanya untuk mencari alasan agar bisa menghindari pertanyaan tersebut.
"Anu buu.... saya ingin pergi ke toilet, saya sudah tidak tahan bu... tetapi tidak tau dimana letak toiletnya," Rizal mengelak.
Apa yang telah dilakukan Rizal ternyata berhasil dan membuat seluruh raut muka yang lainnya menunjukkan kekesalan dan kekecewaan, ada juga yang langsung cemberut setelah mendengar ucapan Rizal.
"Astagaa.... dia membuat mood-ku hancur saja."
"Aku sangat menyesal mendengarkan-Nya."
Beberapa siswa yang tampak merasa kesal dan kecewa.
"Hmmm.... baiklah McD kamu antar Rizal ke toilet ya!" Bu guru memerintahkan.
"Baik bu.."
Rizal dan McDarius pergi meninggalkan kelas, Rizal diminta untuk mengikuti McDarius. Diperjalanan menuju toilet mereka sedikit berbincang.
"Ayo ikuti aku," McDarius mengajak.
"Ya baiklah," Rizal menjawab.
"Salam kenal ya aku McDarius panggil saja McD, kau tidak perlu malu-malu dengan ku, jika kau butuh aku stay kok," McDarius yang mencoba mendekati Rizal.
"Iya, terimakasih McD," ucap Rizal dengan raut wajah datar.
"Wajah mu datar sekali, aku heran padamu, nah... kita sudah sampai, aku akan menunggumu diluar seperti menunggu dia yang tak kunjung sadar atas kehadiranku hehe..." McDarius yang mencoba bergurau.
"Ya, maaf merepotkanmu," jawab Rizal datar.
McDarius sangat heran dan penasaran dengan sosok Rizal yang sangat dingin itu.
"Kenapa dia seperti itu ya? apa karena dia baru disekolah ini? hmmm..." McDarius berbicara sendiri.
Tak lama mereka berdua kembali ke dalam kelas, karena masalah waktu, perkenalan Rizal cukup sampai disitu saja dan pembelajaran dimulai.
"Nahh.... kalian sudah kembali, McD silahkan kamu duduk! dan Rizal duduk disamping Lovia paling belakang tengah!," Bu guru mengarahkan.
"Baik bu," Rizal dan McDarius bersamaan.
(Susunan tempat duduknya itu seperti sekolah real life pada umumnya).
Lovia yang mendengar ucapan Bu guru merasa kaget karena ia tidak menyangka bisa bersebelahan dengan Rizal, Rizal pun segera duduk disamping Lovia.
"Hai salam kenal, aku tidak menyangka bisa duduk bersebelahan denganmu," Lovia mencoba berkenalan.
"Salam kenal juga," jawab Rizal.
Kringgg....... Kringgg.......
Bel menandakan jam istirahat.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE FAINT
DiversosKebahagiaan berubah menjadi kesedihan yang teramat dalam, menjalani sebagai makhluk bintang yang berbaur dengan manusia di Bumi Emilio Augusto Rizaldi, darimana asalnya? siapa kedua orang tuanya? mengapa ia bisa terlahir ke dunia?. Ia adalah sosok p...