Akhirnya kita benar-benar saling pergi.
****
Aku tahu kamu terluka. Tapi kita harus saling melepaskan agar bisa saling belajar melupakan.
****Ara berdiri dari posisi berlututnya, ia mengusap sisa air mata yang membasahi pipi dengan nafas sesegukan.
"Gio-"
"Kita sudah tidak ada hubungan apa-apa. Kupikir kamu bisa meninggalkan ruangan ini sebelum aku memanggil satpam untuk menyeretmu keluar."
Kataknlah Gio jahat, tapi Gio sungguh dibuat mati rasa saat melihat aliran air mata yang terjatuh karena menangisi dirinya.
Bertahun-tahun Gio berusaha agar Ara selalu bahagia, bertahun-tahun Gio berupaya agar Ara tak meneteskan air mata berharganya itu. Tapi hari ini, Gio sendiri yang membuat Ara menangis tak berdaya.
"Gio aku minta maaf, kamu boleh ngehukum aku, tapi jangan tinggalin aku." Isakan tangis Ara mulai terdengar, ia sudah tidak bisa lagi mendengar kata perpisahan dari mulut Gio. Kata itu seperti pisau yang menusuk tepat di jantungnya.
Gio menghembuskan nafas. "Pergilah, jika bertahan denganku selama ini justru menghancurkan dirimu sendiri." Gio berusaha meyakinkan diri sendiri bahwa keadaan akan tetap baik-baik saja meskipun bersamaan dengan tangisn Ara.
Ara menggeleng lemah. "Apakah sudah tidak ada lagi harapan? Apa hanya ada pilihan meninggalkan? Aku nggak apa-apa jika harus bertahan... Ku mohon kasih aku kesempatan," tubuh Ara lemas, tak kuasa menopang dirinya sendiri disaat semesta menghancurkan hatinya tak tanggung-tanggung.
"Pergilah, waktumu sudah habis. Pintu keluar disebelah sana."
Ini sangat sulit, seminggu ini Ara berjuang melawan ego untuk sampai dititik ini. Ara kira akan membaik, taunya berbanding balik.
"Kalau kamu memang ingin mengakhiri ini semua. Kamu tatap mata aku Gio! Suruh aku pergi dan jangan kembali. Jangan buat aku buta karena cinta sampai tidak bisa membedakan mana yang benar-benar tulus mencintai dan mana yang hanya bermain-main dengan hati!" Nafas Ara memburu, ia menggenggam erat rantang yang tadinya disiapkan untuk Gio.
Gio mulai berdiri, jantung Ara berdetak kencang. Gio melangkah menghampiri Ara yang hanya diam membeku. Gio melangkah mendekat dengan wajah datar tak berekspresi.
Ara menegang. Ku mohon, jangan katakan. Jangan menyuruhku pergi, aku masih bisa bertahan sampai kamu benar-benar bosan.
Ara tercekat ditempat, Gio semakin mengikis jarak. Ara kelu hanya sekedar untuk melangkah mundur. Tatapan Gio terkunci padanya saat ini.
Hingga Gio berdiri tepat dihadapan Ara. Membuat Ara mau tak mau harus menengadah, menatap iris mata itu dari pandangan dekat. Jantungnya bergemuruh, seolah ada sesuatu buruk yang akan terjadi hari ini.
"Kamu mau aku berkata seperti apa yang kamu mau bukan?"
Ara menggeleng cepat. Ia tidak ingin Gio benar-benar mengatakannya. Jika benar, maka Ara yang harus pergi menjauh.
"Pergilah."
Deg.
Kumohon, jangan katakan lagi. Telingaku bermasalah, aku ingin mendengar kata manis yang keluar dari mulutmu.
KAMU SEDANG MEMBACA
しぬ SHINU (COMPLETED)
Misterio / Suspenso❝Maaf berarti kalah, dan yang kalah harus mati!❞ Semua orang mengenalnya sebagai monster pembunuh. Namun bagiku, dia adalah sosok pelindung. Manusia pencabut nyawa itu terperangkap dalam prinsipnya sendiri. Akankan Adara dapat menaklukkan monster te...