1. MIMPI BURUK

147 17 3
                                    

“Beta”

Seorang anak yang tengah duduk disampingku memanggil dengan suara kecilnya. Kepalaku kecilku menoleh agar dapat menatap wajah imut itu sepenuhnya.

“Ada apa Alpha?”

Tanyaku, namun tak kunjung juga dibalas oleh Alpha. Angin berhembus menerbangkan setiap helai rambut depanku yang panjang menjuntai. Aku kembali menolehkan kepalaku menatap indahnya taman di sore menjelang petang ini.

“Beta enggak bisa main sama Alpha lagi”

Lagi, aku menolehkan kepalaku dan menatap manik mata cokelat gelap yang teduh itu. Aku menaikan kedua alisku. Apa maksud Alpha? Otaku yang kecil ini belum bisa mencerna dengan baik kata yang dilontarkan Alpha.
Bukankah masih ada hari esok untuk Alpha bermain denganku? Lagipula aku tak memiliki teman selain Alpha disini. Jika harus pergi, bukankah akan kembali?

“Alpha mau kemana?”

Manik mata cokelat gelap itu menubruk manik mata hazel miliku. Kenapa wajahnya terlihat sangat serius?

“Alpha mau pergi. Mulai besok jangan temuin Alpha lagi. Alpha mau ikut papa buat ketemu mama”

“Mama Alpha udah ketemu? Boleh Beta ikut Alpha? Biar Beta bisa tau, gimana muka mamanya Alpha”

Alpha terus saja menatap sayu manik mata miliku. Namun di tatapan ini, seperti ada rasa tidak suka saat memandangku.

“Enggak boleh, Alpha mau pergi jauh”

Apa katanya? Mau pergi jauh? Lalu bagaimana denganku? Bukankah hanya Alpha teman mainku? Aku akan bermain dengan siapa jika Alpha pergi? Dan tanpa sepatah kata, Alpha beranjak dari ayunan disampingku.

Entah kenapa setets air jatuh dari kelopak mataku. Bahkan semakin menderas kala punggung kecil milik Alpha hilaang tertelan belokan kompleks.

Apakah Alpha akan benar benar meninggalkanny?
Kaki kecilku segera berlari mengejar sosok kecil itu. Namun tak kunjung jua tergapai. Apa yang harus aku lakukan sekarang?

“AAALLLLPPPHHHAAA!!!”


~•~•~•~


Mimpi itu kembali hadir.
Hari ini, tepat 12 tahun aku berusaha untuk mengubur semua hal yang membuatku terpuruk. Namun dengan jahatnya semesta memunculkan kembali sepenggal memori yang sangat membekas untuku.

Tuhan pertanda apakah ini?
Apa akan ada sesuatu dibalik mimpi yang telah lama terpendam didalam ingatan dan benaku?

Sejenak aku menatap langit langit kamarku yang saat itu terasa sangat tinggi. Kepalaku berdenyut, tetapi tetap menyuruhku untuk berpikir. Tubuhku yang lemas memaksaku untuk bangkit.

Ahhh rasanya berat, namun mau bagaimana lagi? Hari tidak akan pernah menungguku.

Perlahan ku langkahkan kakiku menuju kamar mandi. Mimpi buruk yang tadinya mengusik kepalaku kini pergi karena datangnya air dingin dari shower yang menimpa ujung kepalaku.

"Ta cepet, ayah udah nungguin tuh dibawah"

Ahhh itu bundaku. Selalu saja meneriaki ku dari luar kamar dengan suaranya yang menurutku sangat mengusik indra pendengaranku saat pagi. Diamkan saja, toh juga kalau aku menjawab bunda gak bakal denger.

Seperti biasa saat mentari mulai beranjak naik, aku akan pergi berangkat ke pengungsianku dalam waktu setengah hari. Apalagi jika bukan sekolah?

"Ta, nanti ayah nggak bisa jemput. Kamu pulang naik angkot aja ya"

Ayahku menoleh, mata hazel terang miliknya menubruk manik mataku. Aku membalas tatapan ayah yang selalu kurasakan adanya rasa tenang di dalamnya.

"Ih si ayah, kayak biasanya jemput aja. Tata biasa kali pulang bareng Rara"

Tawaku sambil menolehkan kepala memandang keluar jendela. Hujan gerimis yang pasti sangat enak jika disentuh mulai menderas.

"Iya bener juga ya?"

"Ayah selama ini kemana aja?"

Kesalku sambil membuka kaca jendela mobil. Mengeluarkan sedikit tanganku untuk menerima beberapa tetes air yang semakin menderas.

"Ayah sama bunda nanti mau ke tempat om Andreas, kamu mau ikut?"

Deg
Benar saja. Dimulai dari mimpi buruk yang datang kembali, pasti akan ada cerita baru dimulai lagi. Sudah aku duga bahwa Alpha akan kembali lagi di kehidupanku. Ya om Andreas adalah papa dari Alpha.

Apa apaan  ini?
Apa tuhan dan semesta sedang mempermainkanku?
Setelah sekian lama?
Aku harap semua akan baik baik saja. Jika dia ditakdirkan untuk kembali, maka kembali lah. Namun jika dia hanya ditakdirkan untuk menghantui pikiranku, maka jangan pernah datang lagi untuk memulai segalanya.

~•~•~•~

Hallo semua!!!
Yang udah sempet mampir ke cerita aku makasih banget ya, aku harap kamu suka sama cerita pertama aku. Jangan lupa juga buat vote ya kalau kamu suka. Tambah juga di perpustakaan pribadimu biar enggak ketinggalan.
Makasih semua :)

ALPHA   BETATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang